YCAB dan Microsoft Indonesia Rilis Platform Digital GenerasiBisa Atasi Pangangguran
KataBali.com -Sebanyak 70% dari total penduduk Indonesia berada dalam usia angkatan kerja produktif. Sayang, masih banyak di antara mereka yang belum mendapatkan pekerjaan.
Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB Foundation) dan Microsoft Indonesia merilis sebuah platform yang disebut GenerasiBisa, pada Rabu 3 Februari 2017 di Jakarta.
Platform berbentuk portal di laman daring ini bertujuan untuk membekali genearasi muda Indonesia dengan pengetahuan, kepercayaan diri, serta kesiapan dalam berkarier. Kerja sama YCAB dan Microsoft ini didukung penuh oleh Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia.
GenerasiBisa memiliki berbagai fitur yang dibutuhkan pencari kerja maupun perusahaan. Diantaranya program kursus (mentoring), pencarian kerja, artikel seputar karier, hingga informasi mengenai bursa kerja dan acara networking lainnya.
Sejumlah organisasi dan perusahaan seperti PT Kawan Lama Sejahtera, PT Indomarco Prismatama (Indomaret), dan Bappenas juga turut mendukung kesuksesan platform ini. Mereka menjadi mitra penyedia kerja serta mentor bimbingan online.
“GenerasiBisa memberikan akses konten-konten pembelajaran yang bisa mendukung kaum muda untuk bersaing di dunia kerja. Konten-konten tersebut dapat diakses secara gratis oleh semua anggota,” ujar Pendiri dan CEO YCAB Foundation Veronica Colondam.
GenerasiBisa terbuka untuk anak muda usia 15-24 tahun di seluruh wilayah Indonesia. Mereka cukup membuat akun di portal GenerasiBisa dan langsung dapat mengakses berbagai menu serta materi pendidikan yang tersedia.
Presiden Direktur Microsoft Indonesia Andreas Diantoro mengatakan, kerja sama lembaganya dengan YCAB telah berjalan tujuh tahun ini. Misi YCAB sejalan dengan misi Microsoft dalam memberdayakan generasi muda.
“Karena itu, kami mendukung pengembangan GenerasiBisa,” kata Andreas.
Microsoft menyediakan layanan komputasi awan Microsoft Azure. Dukungan teknologi ini merupakan bagian Public Cloud for Public Good, sebuah program Microsoft Philanthropy. Tujuan lembaga ini adalah menyediakan akses komputasi awan kepada organisasi nonprofit, institusi pendidikan, anak-anak muda, serta komunitas.
Andreas menjelaskan, kemitraan Microsoft dalam GenerasiBisa merupakan bagian dari public-private partnership Microsoft dengan YCAB dan Kementerian Ketenagakerjaan.
Yang terpenting dalam portal GenerasiBisa ini adalah penempatan kerja antara pencari kerja yang kurang mampu dengan korporasi. GenerasiBisa juga mempunyai program sertifikasi berskala nasional dan internasional.
Andreas juga berharap GenerasiBisa tidak hanya dikembangkan di level portal, tapi juga di level smartphone. Hal ini dilakukan untuk menjangkau semua kalangan.
Saat ini terdapat 75 juta pengguna ponsel cerdas di Indonesia. Diperkirakan pada tahun 2020, sudah ada 150 juta pengguna smartphone.
Bonus atau bencana
Menteri Ketenagakerjaan RI Muhammad Hanif Dhakiri mengatakan, tingginya jumlah penduduk usia muda dan produktif menunjukkan besarnya potensi Indonesia untuk meningkatkan daya saing bangsa.
“Kami berharap hadirnya platform GenerasiBisa dapat membantu meningkatkan kompetensi anak muda agar menjadi generasi mandiri dan bermartabat. Juga memiliki kompetensi spiritual, sosial, serta teknis atau substansial.”
Dhakiri mengingatkan semua pihak agar memerhatikan soal kaum muda ini. Sebab, Indonesia tengah menikmati bonus demografi, dimana angkatan muda produktif akan tumbuh hingga 70% lebih dari total penduduk.
“Tentu saja bonus demografi akan menjadi bonus jika kita bisa memberikan platform yang tepat pada angkatan kerja muda itu. Baik menyangkut kompetensi atau kemampuan lain yang membuat mereka menjadi kompetitif,” ujarnya.
Namun jika pengelolaannya tidak pas, bonus demografi bukannya menjadi berkah, malah bencana. Terjadinya pengangguran muda massal dan rentetan kemiskinan.
Lingkaran setan
Terdapat tiga problem utama yang membelit Indonesia, yakni kemiskinan, ketimpangan sosial, dan pengangguran. Secara statistik, problem-problem ini terus menurun.
Di era pemerintahan Presiden Jokowi, Dhakiri mengklaim, angka kemiskinan turun dari 11,1% menjadi 10,8%. Ketimpangan sosial dari 0,41% menjadi 0,39%. Pengangguran dari 6,18% menjadi 5,61%.
“Ini adalah angka-angka terendah sejak kita memasuki era reformasi. Walau demikian, ketiga isu ini tetap menjadi tantangan besar di republik yang kita cinta ini,” ungkapnya.
Menurutnya, terdapat lingkaran setan kemiskinan yang begitu kompleks di Indonesia. Kenapa orang miskin? Karena pendapatannya rendah. Kenapa pendapatannya rendah? Karena pekerjaannya tidak berkualitas. Kenapa pekerjaannya tidak berkualitas? Karena pendidikannya rendah. Kenapa pendidikan dan keterampilannya rendah? Karena mereka miskin.
“Muter terus,” kata Dhakiri. “Oleh karena itu, kita harus memotong lingkaran kemiskinan ini. Salah satu caranya lewat pendidikan vokasi.”
Pendidikan vokasi adalah pendidikan tinggi yang menunjang penguasaan keahlian terapan tertentu. Pendidikan ini meliputi program diploma yang setara dengan program pendidikan akademik Strata 1 (S1). Lulusan pendidikan vokasi akan mendapatkan gelar vokasi.
Saat ini, angkatan kerja di Indonesia mencapai 125 juta orang, sebanyak 60% didominasi oleh lulusan SD-SMP. Sangat terbatas memang. Pilihan kerja mereka hanya berkutat di tiga bidang.
Pertama, masuk ke sektor informal. Kedua, bekerja di industri padat karya. Ketiga, menjadi TKI/TKW. “Mereka terjebak di situ dan tidak bisa naik tingkat,” kata Dhakiri.
Bersama kita bisa
Portal GenerasiBisa mempersiapkan generasi muda dalam menghadapi tantangan global dan membantu peran mereka dalam membangun perekonomian bangsa. Caranya, dengan menciptakan angkatan kerja yang mempunyai mobilitas, marketabilitas dan bermisi.
Saat ini, terdapat 200 juta pengangguran di seluruh dunia. Tingkat pengangguran di negara-negara ASEAN sebesar 32,6% dari angkatan kerja di kawasan ini.
Pada akhir 2015, diperkirakan terdapat 7,4 juta orang yang tak memiliki pekerjaan di Indonesia. Sebanyak 60% dari jumlah tersebut berusia antara 15-29 tahun.
Jika masalah pengangguran angkatan kerja muda dapat diatasi dan mereka mampu bersaing secara global, maka perekonomian akan berkembang dari kondisi yang stagnan.
Indonesia berada pada posisi keempat pada tingkatan populasi dunia. Sebanyak 66,5% dari 266 juta penduduknya memiliki usia kerja produktif. Pada saat bersamaan, teknologi dan media digital telah diterima oleh masyarakat Indonesia.
Berdasarkan data statistik, saat ini baru 14,6 juta skilled worker atau pekerja di Indonesia yang berpendidikan tinggi dari total hampir 120 juta pekerja.
Dari segi kewirausahaan Indonesia adalah satu yang terendah, baru 0,5% dari populasi. Bandingkan dengan Thailand yang jumlah wirausahawannya 3%, Malaysia 5%, dan Singapura 7,2%.
Di lain pihak, hingga detik ini terdapat 836, juta pengguna internet di Indonesia. Sebanyak 69,3% diantara mereka berusia 20-29 tahun. Sayang potensi yang sangat besar ini berada dalam ancaman.
Hingga saat ini belum terjalin hubungan yang erat diantara mereka yang mampu menciptakan perubahan serta tidak adanya rencana jangka panjang yang dilengkapi dengan sistem pendukung untuk mengatasi masalah pengangguran.
Melalui platform GenerasiBisa, para pencari kerja dan perusahaan dapat bertemu dalam sebuah forum yang juga merupakan pusat pembelajaran.
GenerasiBisa adalah sebuah gerakan. Sebagai bentuk komitmen YCAB dan Microsoft Indonesia dalam mempersiapkan generasi muda, gerakan ini akan dilakukan dalam jangka panjang. JcUn