Pastika Ajak Umat Hindu Maknai Tumpek Landep Sebagai Momentum Pertajam Pikiran
KataBali.com – Hari Raya Tumpek Landep yang dirayakan setiap 210 hari sekali yang tepatnya
jatuh pada Sabtu Kliwon Wuku Landep hendaknya dimaknai sebagai momentum
untuk mempertajam pikiran sehingga dapat berpikir lebih kritis, lebih
jernih, proaktif, selalu ingin belajar dan terus menambah pengetahuan
yang akan meningkatkan *sradhabhakti* kita dalam melaksanakan swadharma
masing masing .
jatuh pada Sabtu Kliwon Wuku Landep hendaknya dimaknai sebagai momentum
untuk mempertajam pikiran sehingga dapat berpikir lebih kritis, lebih
jernih, proaktif, selalu ingin belajar dan terus menambah pengetahuan
yang akan meningkatkan *sradhabhakti* kita dalam melaksanakan swadharma
masing masing .
Demikian disampaikan oleh Gubernur Bali Made Mangku Pastika
dalam dharma wacananya serangkaian piodalan Tumpek Landep di Pura Penataran
Agung Kerta Sabha di Rumah Jabatan Gubernur Bali, Jayasabha , Sabtu ( 4/2).
Lebih jauh Pastika menyampaikan bahwasannya Tumpek Landep merupakan sebuah
tonggak penajaman terhadap citta, budhi dan manah ( pikiran ) dan dengan
demikian kita akan selalu berperilaku berdasarkan kejernihan pikiran dengan
berlandaskan nilai nilai agam.
dalam dharma wacananya serangkaian piodalan Tumpek Landep di Pura Penataran
Agung Kerta Sabha di Rumah Jabatan Gubernur Bali, Jayasabha , Sabtu ( 4/2).
Lebih jauh Pastika menyampaikan bahwasannya Tumpek Landep merupakan sebuah
tonggak penajaman terhadap citta, budhi dan manah ( pikiran ) dan dengan
demikian kita akan selalu berperilaku berdasarkan kejernihan pikiran dengan
berlandaskan nilai nilai agam.
Dengan pikiran yang jernih itu pula kita
akan dapat memilah mana hal yang baik dan mana yang buruk. ” Landep itu
artinya tajam atau runcing, kita maknai hari raya ini dengan menajamkan
hati dan pikiran kita, kembangkan pengetahuan yang kita miliki, jangan
biarkan otak kita berhenti untuk bekerja, teruslah belajar dan berpikirlah
kritis, ” imbuhnya. Orang nomor satu di Bali ini menambahkan pada awalnya
,dalam upacara Tumpek Landep diupacarai beberapa pusaka yang memiliki sifat
tajam seperti keras dan tombak, namun selaras dengan perkembangan yang
ada, dewasa ini senjata lancip sudah meluas pengertiannya . Tak hanya
sebatas keris dan tombak namun termasuk didalamnya benda benda hasil
cipta karsa manusia yang dapat mempermudah hidup seperti sepeda motor,
mobil, mesin, komputer dan sebagainya turut diupacarai pula dalam perayaan
Tumpek Landep.
akan dapat memilah mana hal yang baik dan mana yang buruk. ” Landep itu
artinya tajam atau runcing, kita maknai hari raya ini dengan menajamkan
hati dan pikiran kita, kembangkan pengetahuan yang kita miliki, jangan
biarkan otak kita berhenti untuk bekerja, teruslah belajar dan berpikirlah
kritis, ” imbuhnya. Orang nomor satu di Bali ini menambahkan pada awalnya
,dalam upacara Tumpek Landep diupacarai beberapa pusaka yang memiliki sifat
tajam seperti keras dan tombak, namun selaras dengan perkembangan yang
ada, dewasa ini senjata lancip sudah meluas pengertiannya . Tak hanya
sebatas keris dan tombak namun termasuk didalamnya benda benda hasil
cipta karsa manusia yang dapat mempermudah hidup seperti sepeda motor,
mobil, mesin, komputer dan sebagainya turut diupacarai pula dalam perayaan
Tumpek Landep.
” Sekali lagi saya ingatkan jangan sampai ada salah
mengartikan, bahwasannya ketika kita mengupacarai mobil, motor, komputer
dan sebagainya bukan berarti kita menyembah benda benda tersebut. Namun
kita memohon kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa melalui manifestasinya
sebagai Ida Bhatara Sang Hyang Pasupati untuk memberikan kekuatan pada
benda tersebut sehingga betul betul dapat mempermudah kita dalam
melaksanakan swadharma kita masing masing, ” tuturnya. Rangkaian upacara
piodalan pada pagi hari ini diawali dengan prosesi *nedunang* keris pusaka
dari payogan beliau dan *kalinggihang *di Merajan Jayasabha untuk
diupacarai. Prosesi yang dipuput oleh Ida Pedande Putra Lor Singarsa dari
Griya Simpangan Bernasi Buduk , Mengwi Badung ini berlangsung dengan
hikmat dan diikuti oleh Wagub Sudikerta , Sekda Prov Bali Cokorda Pemayun serta Kepala Organisasi Perangkat
Daerah (OPD) di lingkungan Pemprov Bali. Rangkaian ritual piodalan juga
diisi dengan Tari Rejang Renteng yang dipimpin langsung oleh Ny Ayu
Pastika serta Tari Topeng Tua dan Topeng Sidakarya. Prosesi diakhiri
dengan persembahyangan bersama dan nunas nasi yasa. JcHBl
mengartikan, bahwasannya ketika kita mengupacarai mobil, motor, komputer
dan sebagainya bukan berarti kita menyembah benda benda tersebut. Namun
kita memohon kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa melalui manifestasinya
sebagai Ida Bhatara Sang Hyang Pasupati untuk memberikan kekuatan pada
benda tersebut sehingga betul betul dapat mempermudah kita dalam
melaksanakan swadharma kita masing masing, ” tuturnya. Rangkaian upacara
piodalan pada pagi hari ini diawali dengan prosesi *nedunang* keris pusaka
dari payogan beliau dan *kalinggihang *di Merajan Jayasabha untuk
diupacarai. Prosesi yang dipuput oleh Ida Pedande Putra Lor Singarsa dari
Griya Simpangan Bernasi Buduk , Mengwi Badung ini berlangsung dengan
hikmat dan diikuti oleh Wagub Sudikerta , Sekda Prov Bali Cokorda Pemayun serta Kepala Organisasi Perangkat
Daerah (OPD) di lingkungan Pemprov Bali. Rangkaian ritual piodalan juga
diisi dengan Tari Rejang Renteng yang dipimpin langsung oleh Ny Ayu
Pastika serta Tari Topeng Tua dan Topeng Sidakarya. Prosesi diakhiri
dengan persembahyangan bersama dan nunas nasi yasa. JcHBl