Keberhasilan GLS Bergantung Peran Ortu

KataBali.com – Sementara itu, masih terkait Program Literasi Sekolah (GLS), Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Bali Tjok Istri Agung (TIA) Kusumawardhani memaparkan, bahwa program atau gerakan literasi sekolah sudah digalakkan dari sejak dulu. “Program ini sudah ada dari sejak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Bawesdan. Gerakan Literasi Sekolah ini merupakan penerapan dari Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 23 Tahun 2015 tentang Pendidikan Budi Pekerti,”tegasnya, saat dikonfirmasi Jawa Pos Radar Bali, Jumat lalu (3/2).

Menurutnya, meski memiliki semangat dan harapan yang baik, namun adanya gerakan ini, maka siap tidak siap, suka tidak suka dengan perkembangan era globalisasi dan kemajuan ilmu dan teknologi (IT), juga berpengaruh terhadap keberadaan perpustakaan konvensional. Sehingga untuk terus menumbuhkan semangat baca, semua pihak baik pemerintah, pengelola perpustakaan, guru, maupun seluruh sekolah baik di perkotaan dan di desa didorong untuk terus berinovasi. Supaya, program gerakan literasi sekolah ini terus berjalan dan tetap sesuai dengan kebutuhan serta mengikuti perkembangan dan kemajuan zaman.”Artinya dengan kemajuan informasi dan teknologi, maka jika dulunya hanya terpaku pada media cetak dan fisik, maka sekarang ada pergeseran ke arah digitalisasi atau elektonik,”terangnya.

 

 

Untuk itu lanjutnya, Pemprov khususnya Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Bali terus melakukan upaya. Apa itu? Dikatakan, upaya Disdik Bali bersama Disdik di kabupaten/kota aktif menggelar kampanye “Saya Cinta Membaca” di sekolah-sekolah. “Karena terdapat kegiatan membaca buku 15 menit sebelum belajar, maka gerakan literasi ini perlu dilakukan,”tandasnya.

 

 

Bahkan, secara praktik, kata TIA, pemerintah juga memberikan keleluasan bagi guru atau sekolah untuk melakukan modifikasi. “Soal apakah program di sekolah ini berhasil dijalankan efektif atau tidak, semestinya ada prosentase dan evaluasinya,”terangnya.

 

 

Dikatakan TIA, keberhasilan dari tujuan gerakan literasi sekolah tidak akan mungkin sukses apabila hanya bertumpu pada peran guru atau sekolah. Melainkan, gerakan ini akan sukses dan efektif juga bergantung dari peran orang tua sebagai pendamping. Keberadaan gadget, android, serta luas dan bebasnya perangkat digital, menjadikan peran orang tua sangat penting.”Guru atau sekolah hanya sebatas pendorong dan penumbuh semangat. Sehingga harus tetap ada peran pendampingan dan kontrol dari orang tua,”paparnya.

 

 

Selain itu, jauh lebih penting lagi dari tujuan gerakan  lierasi sekolah ini, kata TIA,  adalah soal bagaimana menumbuhkan integritas dalam diri anak-anak. “Minimal dengan gemar membaca, maka wawasan anak menjadi lebih terbuka dan baik. Semangat lainnya dari program ini, juga untuk mengasah penalaran siswa.”Menumbuhkan pembiasaan (baik) pada anak,”imbuh TIA.

 

 

Terkait menumbuhkan kebiasaan baik itu, dicontohkan, TIA, dengan maraknya kasus korupsi, maka salah satu upaya untuk membangun mental yang kuat hanya melalui pendidikan. “Sekali lagi melalui program (Gerakan Literasi Sekolah) inilah bagaimana membiasakan anak mengenal kesetiakawanan, mengenal budaya daerah, dan lainnya,”terangnya.

 

 

Sayangnya terkait garakan itu, Disdik tidak mendapat anggaran secara khusus. “Anggaran pengadaan buku di perpustakaan daerah tentu sudah ada pada dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah), kalau secara khusus untuk progam memang tidak ada karena ini lebih banyak di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan tingkat Provinsi,”terangnya.(JcJy)

PROGRAM GERAKAN LITERASI SEKOLAH (GLS)
●DASAR HUKUM
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 23 Tahun 2015 tentang Pendidikan Budi Pekerti
■TUJUAN
TUJUAN UMUM
●Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah
yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat.
●TUJUAN KHUSUS
1·Menumbuhkembangkan budaya literasi membaca dan menulis siswa di sekolah
2.Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah
3.Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan
4.Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca
●PRINSIP-PRINSIP GERAKAN LITERASI SEKOLAH
1. Sesuai dengan tahapan perkembangan peserta didik berdasarkan karakteristiknya
2.Dilaksanakan secara berimbang; menggunakan berbagai ragam teks dan memperhatikan kebutuhan peserta didik
3. Berlangsung secara terintegrasi dan holistik di semua area kurikulum
4. Kegiatan literasi dilakukan secara berkelanjutan
5. Melibatkan kecakapan berkomunikasi lisan
6. Mempertimbangkan keberagaman
●TAHAPAN PELAKSANAAN GERAKAN LITERASI SEKOLAH
1.Penumbuhan minat baca melalui kegiatan 15 menit membaca sebelum dimulai pelajaran
2.Meningkatkan kemampuan literasi melalui kegiatan menanggapi buku pengayaan
3.Meningkatkan kemampuan literasi di semua mata pelajaran: menggunakan buku pengayaan dan strategi membaca di semua mata pelajaran

katabali

Kami merupakan situs portal online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *