Bupati Eka Wiryastuti, ASN Tabanan, dan Perguruan Siwa Murti Bali Satu Padu Peduli Bencana Longsor di Songan
KataBali.com – Kepedulian kepada para korban musibah longsor di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, hingga kini terus mengalir. Berbagai pihak berupaya menggalang bantuan bagi para korban yang harus kehilangan saudara dan kerabatnya.
Hal serupa juga dilakukan aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemkab Tabanan yang secara sukarela menghimpun dana untuk membantu para korban yang tertimpa musibah.
Bantuan sukarela tanggap bencana ASN Pemkab Tabanan tersebut diserahkan secara Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti pada Senin (20/2) di Wantilan Desa Songan B, Kecamatan Kintamani.
Bantuan yang nilainya mencapai Rp 200 juta itu diserahkan kepada Bupati Bangli, I Made Gianyar dan disaksikan seluruh Sekda Kabupaten Tabanan I Nyoman Wirna Ariwangsa, sejumlah pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemkab Tabanan, serta masyarakat Desa Songan B.
Jumlah tersebut semakin bertambah karena di kesempatan yang sama, Bupati Eka secara pribadi juga memberikan sumbangan sebesar Rp 100 juta. Sehingga total bantuan yang diserahkan mencapai Rp 300 juta.
Selain itu, Bupati Eka selaku Ketua Dewan Penasehat Yayasan Siwa Agung Jagadhita Bali juga menyerahkan bantuan satu truk sembako beserta uang tunai Rp 8,6 juta lebih. Bantuan tersebut dihimpun dari seluruh sisya Perguruan Siwa Murti dari seluruh Bali. Penyerahan bantuan tersebut disaksikan juga oleh Ketua Umum Yayasan Siwa Murti Dr Jero Mangku Made Subagia beserta seluruh sisya.
Kepada warga Desa Songan B, Bupati Eka menyampaikan rasa bela sungkawanya terhadap para korban bencana. Khususnya, mereka yang harus kehilangan anggota keluarganya.
“Kami datang ke sini untuk berbagi kasih. Apalagi beberapa hari ini saya lihat banyak sekali yang jadi korban (bencana) di Bangli. Sebetulnya, bencana tidak hanya di Bangli saja. Di Tabanan, di Candikuning juga ada longsor. Tapi yang paling berat kita rasakan di sini (Kintamani),” ujarnya.
Menurutnya, secara pribadi kegiatan berbagi kasih dan kepedulian kepada korban bencana ini salah satunya didorong keinginan untuk menjadi pribadi yang berguna kepada sesama. Termasuk kepada masyarakat yang tertimpa musibah.
“Saya berusaha untuk bisa menjadi pribadi yang berguna. Apalah artinya saya. Karena keberadaan saya ini tidak lepas dari berkat Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Kita harus selalu berbagi kasih. Dan, jangan lupa apa yang kita miliki saat ini hanya titipan,” sambungnya.
Karena itu, sejak beberapa waktu lalu, selaku pimpinan daerah di Tabanan, Bupati Eka berkomunikasi dengan Sekda Wirna untuk membahas apa yang bisa dilakukan bagi korban bencana di Kintamani. Sehingga munculah bantuan sukarela ASN.
“Begitu juga dengan Pinisepuh Yayasan Siwa Murti, Jero Mangku Made Subagia, saya tanya kapan kita ke Songan. Astungkara, bantuan itu bisa terkumpul. Dari ASN kami di Tabanan terkumpul Rp 200 juta. Terus dari Yayasan Siwa Agung Jagadhita terkumpul satu truk sembako dan uang tunai Rp 8,6 juta,” ungkap Bupati Eka.
“Karena itu, apapun yang dilatari dengan niat baik serta didasari ketulusan pasti akan tercapai. Saya selalu tekankan untuk menabung karma. Karena dengan karma baik, kita akan selalu dibukakan jalan. Saya juga berharap bantuan yang kami serahkan ini bisa berguna dan bermanfaat bagi para korban. Pergunakan dengan bijak. Saya titip juga ke Bupati Bangli soal relokasinya di mana dan kalau bisa segera,” sambungnya.
Sementara itu, Bupati Bangli I Made Gianyar mewakili masyarakat, khususnya para korban bencana longsor, menyampaikan rasa terima kasihnya atas kepedulian Bupati Eka, jajaran OPD di lingkungan Pemkab Tabanan, serta Yayasan Siwa Agung Jagadhita Bali dan Perguruan Siwa Murti.
“Kami mewakili masyarakat Bangli, khususnya dari para korban yang menjadi korban musibah, menyampaikan rasa terima kasih tidak terhingga karena bersedia hadir di tangah kedukaan yang kami alami,” ujar Made Gianyar.
Secara sekilas, Made Gianyar menjelaskan bahwa dampak bencana longsor yang terjadi beberapa waktu lalu sejatinya terjadi pada seluruh desa. Namun, dampak yang paling besar hingga menimbulkan korban ada di empat tempat yakni Desa Songan B, Desa Awan, Desa Subaya, dan Desa Sukawana.
“Untuk relokasi, kemarin tim verfikasi dari Pemprov Bali sudah turun. Relokasipun ada aturannya karena untuk tanah hutan harus ada penggantinya. Setelah ada penggantinya serta ada kesepakatan dari masyarakat, relokasi akan segera dilaksanakan serta membangun tempat tinggal mereka lewat bantuan-bantuan yang ada,” jelasnya.
Motivasi dan Support
Selain bantuan materi, kehadiran Bupati Eka bersama jajarannya dan Perguruan Siwa Murti Bali juga dibarengi dengan dukungan moral bagi para korban yang untuk sementara ini tinggal di Wantilan Desa Songan B. Bahkan, Ketua Umum Perguruan Siwa Murti Bali Dr Jero Mangku Made Subagia mengajak para korban untuk kembali bersemangat menatap masa depan.
Seperti dikatakan Jero Mangku Made Subagia, para korban longsor jangan sampai memiliki rasa seorang diri menghadapi ujian yang diberikan Tuhan. Karena kenyataannya, sampai saat ini, berbagai pihak dan masyarakat luar tidak tinggal diam.
“Karena ada rasa kepedulian. Jadi saudara-saudara tidak sendiri. Saya selaku Ketua Yayasan Siwa Agung Jagadhita Bali dan Perguruan Siwa Murti Bali akan tetap bekerja sama dengan bupati untuk memberi ayah-ayahan. Sekalipun, ini bukan yang pertama kalinya di Bangli, khususnya di Songan. Kami tetap siap,” ujarnya.
Dorongan moril juga disampaikan Bupati Eka. Kepada para korban, Bupati Eka berharap untuk tidak terlalu larut dalam kesedihan. Sebab, segala hal yang terjadi kepada manusia selalu ada makna dan pelajarannya.
“Saya berharap jangan sampai terbelenggu dalam kesedihan yang lama. Kita harus menatap masa depan. Masyarakat saya harapkan tabah dan kuat. Sekalipun saya sempat dengar juga ada korban yang sampai harus kehilangan istri dan anak. Memang menerima kenyataan itu akan terasa berat. Tapi mungkin itulah jalan yang terbaik yang Tuhan berikan. Kita harus menatap masa depan dengan pikiran yang positif agar bisa menata kembali kehidupan,” pungkasnya. (hmtb)