Perang Relawan Makin Gencar
KataBali.com -Tahapan pemilihan gubernur (Pilgub) Bali 2018 masih jauh. Akan tetapi, dengan munculnya sejumlah tokoh atai figur bakal calon (balon) gubernur juga memicu terjadinya perang antar relawan pendukung balon . Menanggapi kehadiran kelompok relawan, Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali, I Wayan Koster menyatakan untuk tidak mau ambil pusing.
“Biarkan dinamika politik ini berjalan. Bagi saya justru dengan munculnya pembentukan relawan bagi balon yang akan maju di Pilgub menjadi warna baru,”tegasnya di kantor DPD PDI Perjuangan Bali di Renon, kemarin (20/11). Sehingga, lanjut Koster pihaknya tak mau terjebak dengan dinamika dan mulai maraknya pembentukan kelompok relawan tandingan oleh pihak lain. Terpenting bagi politisi yang juga anggota Komisi X DPR-RI dari Fraksi PDI Perjuangan Dapil Bali ini, pihaknya hanya ingin untuk tetap fokus pada program partai.
“Kami ingin fokus pada partai saja dulu. Lagi pula pembentukan itu juga kami anggap sebagai hal yang wajar-wajar saja dan tidak masalah,” katanya. Apalagi dari soliditas partai, Koster mengklaim jika partainya cukup solid. “Termasuk soal tiket (rekomendasi partai) juga clear. Intinya saat ini saya terus fokus bekerja dan berbuat sesuai perintah induk partai,”tegasnya. Pun demikian saat ditanya soal paket atau calon wakil yang nantinya akan mendampingi dirinya di hajatan Pilgub 2018. Ditanya demikian, Koster menyatakan bahwa terpenting, siapapun wakilnya adalah orang-orang yang mau berpartai. “Kalau yang mau paketkan saya dan menyodorkan nama wakil banyak, tapi yang terpenting adalah orang yang mau diajak berpartai sekaligus membangun Bali lebih baik,”terangnya.
Sebagaimana diketahui, munculnya sejumlah kelompok relawan menjelang Pilgub Bali ini bukan saja dari kelompok KBS, akan tetapi juga dari partai atau figur lain seperti Sudikerta Gubernur Bali dan juga Wali Kota Denpasar, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra. Perang antar relawan bukan saja dengan maraknya deklarasi, akan tetapi pembentukan relawan juga mulai gencar dilakukan di media viral atau internet dan media sosial. Ada banyak alasan dengan munculnya kelompok relawan ini. Seperti ditegaskan Ida Bagus Jelantik Sutanegara Pidada.
Mantan pelopor relawan di Pilwali 2015 lalu ini mengakui dengan mulai banyaknya kelompok relawan menjelang Pilgub Bali. “Alasan pertama karena mereka (relawan) ingin berusaha untuk mendorong terjadinya kontestasi yang transparan dan adil. Kedua mereka punya orang yang ditokohkan,” terangnya. Selain itu, lanjutnya masyarakat juga menginginkan adanya figure atau calon pemimpin alternative pada perhelatan Pilgub Bali 2018. Sehingga, pertarungan atau kompetisi antar calon diharuskan secara terbuka. “Ketiga, kompetisi kan harus terbuka,” ujarnya. Namun demikian, Jelantik menilai bahwa marak pembentukan relawan saat ini masih sebatas Organisasi Tanpa Bentuk (OTB).
“Jadi, relawan berdasarkan insiatif sendiri bukan dari dirinya ataupun Rai Mantra langsung. Munculnya relawan tersebut didasarkan pada keinginan sekumpulan masyarakat yang berharap figure pemimpin Bali kedepan yang lebih baik lagi,”paparnya. Sehingga lanjut pria yang juga berprofesi sebagai dosen Sastra Indonesia di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana ini, menambahkan dwngan masih OTB ia juga menilai belum ada koordinasi ataupun koordinir satu arah.
“Mereka masih bergerak sendiri-sendiri mereka sesuai selera dan ininya (strategi),” akunya. Dengan melihat antusiasme dari para relawan, Ida Bagus Jelantik Sutanegara Pidada yang masih kerabat dengan Rai Mantra ini untuk kedepannya berencana akan mengumpulkan semua pihak khususnya para pendukung Rai Mantra agar dibentuk satu relawan yang resmi. Namun, ia tak membeberkan kapan hal itu akan dilaksanakan.”Kedepannya tentu, tapi ini kan masih terlalu premature, terlalu pagi kami bicara itu,” pungkasnya. (JCJy)