Implementasikan Bali Clean and Green, Tabanan Gelar Bimtek Kelompok Bank Sampah
KataBali.com – Sebanyak 85 orang perwakilan dari anggota 17 kelompok bank sampah mengikuti bimbingan teknis (bimtek) yang diselenggarakan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kabupaten Tabanan yang berlangsung pada Selasa (7/6/2016).
Kegiatan berlangsung di ruang rapat Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Tabanan.
Bimtek ini digelar guna mengimplementasikan Bali Clean and Green sehingga tidak hanya menjadi slogan semata. Bimtek dibuka langsung oleh Kepala DKP I Wayan Sugatra dan dihadiri sejumlah SKPD terkait di lingkungan Pemkab Tabanan.
Kepala Bidang Persampahan Ni Made Ayu Wikarmini menjelaskan, kegiatan bimtek ini dilaksanakan dalam dua kegiatan yaitu dengan bimtek pengolahan sampah serta monitoring dan mengevaluasi bank sampah di kecamatan yang belum terbentuk.
Jumlah peserta yang mengikuti bimtek ini sebanyak 85 orang. Mereka terdiri dari perwakilan 17 kelompok bank sampah. Masing-masing kelompok terdiri dari lima orang perwakilan. Bimtek ini berlangsung selama empat hari, mulai dari 7 sampai 10 Juni 2016 mendatang.
“Dengan kegiatan bimtek ini, diharapkan dapat bermanfaat bagi para kader bank sampah. Sebab, selama ini wawasan mereka mengenai pengolahan sampah dan memanajemen bank sampah masih perlu pembinaan,” harapnya.
Kepala DKP Tabanan yang dibacakan Wayan Sukandrayasa mengatakan, pengelolaan sampah merupakan kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Di mana dalam pengelolaan sampah adalah untuk mengubah paradigma sampah dari kumpul, angkut, buang menjadi kumpul, pilah, olah, angkut dan buang, jadi sampah yang memang tidak dapat diolah dapat dibuang ke TPA (tempat pembuangan akhir).
“Dengan adanya pengelolaan sampah, berbagai manfaat yang diperoleh seperti hemat sumber daya alam, hemat energi, hemat lahan TPA, lingkungan asri serta dapat menghemat uang belanja,” jelasnya.
Dirinya menambahkan, dalam pengelolaan bank sampah pada dasarnya untuk mengajak masyarakat memilah sampah, yang mana memilah sampah merupakan pekerjaan yang sangat sulit karena menyangkut kebiasaan, budaya dan ketidak pedulian sebagian masyarakat yang sangat rendah.
Melalui bank sampah, akhirnya ditemukan satu solusi inovatif untuk memaksa masyarakat memilah sampah. Dengan menyamakan sampah serupa dengan uang atau barang berharga yang dapat ditabung, masyarakat akhirnya terdidik untuk menghargai sampah sesuai jenis dan nilainya sehingga mereka mau memilah sampah.
“Dengan kegiatan bimtek ini, saya mengajak semua untuk ikut serta mengurangi volume sampah di TPA. Salah satunya, dengan menjadi kader bank sampah mengolah daur ulang sampah menjadi kerajinan seperti ini,” jelasnya. (maf)