Enam Anaknya Meninggal, Pasutri Lansia Ini Hidup Memprihatinkan
KataBali.com – Penderitaan lahir dan batin seakan tak mau lepas dari kehidupan pasangan suami istri lansia M Yatim (70) dan Siti Juhriah (65). Setelah enam anaknya meninggal satu persatu kini keduanya didera sakit-sakitan padahal mereka harus menanggung beban hidup dua cucunya yang yatim piatu.
Ironisnya, keluarga miskin di Kabupaten Jembrana, Bali ini luput dari perhatian pemerintah. Tak heran, keluarga ini kehidupannya semakin memprihatinkan.
Yatim (70) yang sudah uzurm sudah sakit-sakitan. Dia tidak mampu lagi bekerja dan hanya mengandalkan istrinya Juhriah mencari rejeki.
Derita Yatim, kian perih ketika istrinya juga sudah mulai sakit-sakitan. Kakinya mulai lemah, seperti lumpuh akibat rematik. Dengan begitu, penghasilannya semakin tidak menentu.
Ditemui wartawan di rumahnya Banjar Banyubiru, Kecamatan Negara, Sabtu (26/9/2015) Yatim menceritakan enam anaknya semua meninggal dunia.
Pernikahan mereka awalnya dikaruniai enam orang anak namun namun satu per satu meninggal dunia. Yang sempat masih hidup anak lelakinya nomor tiga yang memberinya dua orang cucu.
Namun sayang laki-lakinya, meninggal dunia tiga tahun lalu karena kecelakaan anaknya mengalami komplikasi sehingga meninggal dunia.
Disusul kemudian menantunya meninggal dunia karena sakit batuk kronis yang tidak kunjung sembuh.
Kini pasca meninggalnya anak menantunya itu, M Yatim dan istrinya mengasuh kedua cucunya yang menjadi yatim piatu.
Karena tidak memiliki uang sehingga kedua cucunya harus putus sekolah. Cucunya Ainun Najib (15) harus bekerja di bengkel, sehingga sedikit banyak bisa membantu memenuhi biaya hidup Yatim dan Juhriah.
Sementara Hairul Anam (14) cucu keduanya hanya diam di rumah, menemani kakek dan neneknya.
M Yatim mengaku sudah mendapat raskin dengan membayar setiap bulannya. “Kadang untuk ambil raskin kami punya uang kadang tidak,” ucapnya lirih.
Sebenarnya, dia berharap cucunya bisa melanjutkan sekolah, namun sudah tidak memiliki biaya. Untuk makan saja mereka sudah kesusahan sehingga tidak bisa berbuat lebih.(tim)