Konser Rakyat Leo Kristi Bagi Jiwa yang Hargai Bangsa
Katabali.com – Musisi kawakan Leo Kristi mengungkapkan Konser Rakyat Leo Kristi yang terus didengungkan itu sejatinya diharapkan menjadi sebuah gerakan untuk menghargai jiwa-jiwa yang menjaga kebangsaan negara ini.
Menurutnya, sejak Gajah Mada mewarnai Nusantara dan juga Bung Karno menyelesaikan lukisan indah di dataran Nusantara.
Memang sikap nasionalisme tumbuh dalam dirinya dari dulu sampai senja tutup usia bapak proklamator. Dia banyak melihat dan menjadi kisah duka bangsa.
“Di sini saya menceritakan lagu-lagu di Konser Rakyat Leo Kristi yang dimulai tahun 1975, ” jelas Leo Kristi usai hadir dalan launching website Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Denpasar Minggu (30/8/2015) malam.
Ketika di era tersebut orang-orang justru tidak berani, tetapi dia sendiri mempunyai keyakinan dan berani untuk tetap menggunakan gerakan Konser Rakyat Leo Kristi tersebut.
Bahkan saat dia tampil di Taman Ismail Marzuki dia juga merilis lagu-lagunya yang ada di album kedua.
Pada konser tersebut dia juga mencoretkan di layar background bertuliskan Pemuda Nyalakan Api Hatimu, Nyanyian pemuda, Nyanyian Revolusi.
Demikian berlanjut hingga tahun 2000 dan akhirnya dapat menyelesaikan 10 album dengan 100 album.
“Sekitar tahun 2000 saya melengkapi nya dengan bendera dari Konser Rakyat Leo Kristi. Bukan merah di atas putih dan bukan berarti mendahulukan merah baru putih. Saya tetap menggunakan selalu merah hendaknya selalu ada di dalam putih. Kemudian, saya terus berkembang di album berikutnya,” jelasnya.
Ia menjelaskan bangsa seluas dunia, di sini lebih penting mensyukuri alam budaya, di mana jiwa yang kaya adalah sejahtera dunia.
“Jadi apa pun di belahan mana pun di negara ketika sesuatu dikerjakan oleh manusia kita selalu bertanya sekaya apakah di dalam hatimu ketika engkau menghadapi istrimu, anak perempuan, cucu perempuan, ” terangnya.
Konser Rakyat Leo Kristi, berharap senantiasa mendasari semua gerakan ini sebagai kekayaan jiwa di dunia.
“Apa pun kalian sampaikan, kalian pamerkan, kalian pegang, kalian nikmati semua perangkat dunia ini hari ini ada, dan tahun depan mungkin tidak berlaku. Sekaya apa manusia-manusia di dunia itu. Di sini konsep konser rakyat bangsa seluas dunia, ” tandasnya.
Ketua AJI Denpasar Hari Puspita mengatakan bersyukur dengan semangat gotong royong AJI Denpasar masih bisa berbuat.
Salah satunya membuat website www.ajidenpasar.or.id Peluncuran ini sekaligus mewarnai ulang tahun AJI pada 7 Agustus. Mengenai tentang tema Menaksir Isu Kebangsaan dalam Jurnalisme, karena semakin hari banyak hal yang susah menanamkan dalam dirinya semangat kebangsaan.
“Selain itu soal lagu tema rakyat kecil seperti Leo Kristi dulu yang memperjuangkan rakyat kecil tetapi sekarang semakin tidak jelas arahnya dan kita mencoba mendiskusikan itu, ” terangnya. (tim)