Blusukan Pasar di Karangasem, SMS Nikmati Jajan Tradisional

Katabali.com – Program ”blusukan peduli” pasangan “SMS” (Wayan Sudirta-Made Sumiati) ke pasar-pasar tradisional di pedesaan, mendapat sambutan meriah ratusan pedagang dan ibu-ibu yang sedang belanja, dan sudah ramai sejak dinihari.

Mereka terkejut dan antusias, ketika sekitar 80 sampai 100 Tim dan Relawan SMS membeli aneka jajanan rakyat, seperti  godoh (pisang goreng), jaja lukis, kelepon, pisang rai,  jaja kukus, nasi bungkus, termasuk kopi hangat, selain aneka barang kerajinan lokal.

Cabup Sudirta didampingi istrinya, dokter Sulili Indawati, sementara Cawabup Made Sumiati didampingi suaminya, Nengah Parwata.

Dalam rombongan nampak Fraksi PDIP di DPRG Bali maupun  DPRD Karangasem, seperti Kadek Darmini (Fraksi PDIP DPRD Bali), Wayan Sumatra, Wayan  Suastika, Komang Sudanta, dan lainnya.

‘Blusukan peduli” ke pasar tradisional itu dimulai Minggu (30/8) mereka turun di Pasar Mangsul Kecamatan Karangasem, Senin (31/8/2015) ”SMS” dan Timnya turun di Pasar Selat.

Direncanakan, blusukan berlangsung selama sebulan penuh ke pasar-pasar di 8 kecamatan se-Karangasem.

Uniknya, saat SMS turun ke pasar, beberapa tokoh mengundang Sudirta dan Timnya  mampir untuk mendengarkan ”Deklarasi Dukung SMS” di  kediaman sang tokoh.

Di Desa Duda Sudirta dan Timnya menyambangi Gusti Lanang Rai Arjana dan I Wayan Wija Negara, di Desa Duda Timur mengunjungi kediaman I Kadek Sudarta dan I Komang Alit, serta Mangku Catri, di Desa Selat Gunung  Dedari mengunjungi Jero Gede Selat, di Desa Sebudi mengunjungi tokoh muda I Wayan Putra.

Turunnya pasangan “SMS” ke pasar tradisional, merupakan simbol sekaligus menyapa langsung keluhan pedagang, melihat kondisi pasar tradisional yang memerlukan perhatian pemerintah, serta mencanangkan pembenahan dan penataan, agar lingkungannya nyaman untuk pengunjung maupun pedagang, dan tidak sampai terpinggir oleh pasar moderen yang terus berkembang.

”Kami mencanangkan merehabilitasi Pasar-pasar rakyat minimal  satu per kecamatan, agar lingkungannya lebih memadai.

Juga memperkuat para pedagang dari persaingan dengan pasar moderen, dengan bantuan-bantuan yang mendukung kebutuhan operasional mereka berjualan.

Anggarannya disesuaikan dengan kondisi setempat, dan dari PAD yang ada sekitar Rp 236 miliar  serta APBD Karangasem yang Rp 1,3 triliun, pembenahan ini pasti bisa,” kata Sudirta.

Keberadaan pasar tradisional sangat penting, sebagai terminal untuk mempertemukan penjual dengan pembeli.

Dan diantara pembeli tersebut terdapat pengusaha kecil seperti pemilik-pemilik warung di pedesaan yang mengecernya kepada pembeli, hingga keberadaan pasar tradisional di kecamatan tidak boleh tergusur oleh pasar-pasar moderen.

Selain pasar tradisional untuk pasar umum, SMS juga mencanangkan membenahi Pasar Hewan Desa Pempatan yang mangkrak Akan dikaji mengapa mangkrak’.

Padahal, secara faktual, produksi ternak sapi di Karangasem sangatlah besar. Menurut data tahun 2013, populasi sapi di Kec. Rendang ada 35.353, Kec. Kubu 30.112,disusul Kec. Abang 21.986, Kec. Karangasem 13.269, Kec. Bebandem 11.529, Kec.Manggis 9.028, Kec. Sidemen 5.775, Kec. Selat 5.189.

Melihat populasi ternak sapi di sekitar Pasar Hewan Desa Pempatan sangatlah tinggi, seperti Kec. Rendang dan Kec. Kubu, semestinya Pasar Hewan Pempatan sangatlah ideal.

Namun, karena belum maksimal fungsinya, tentu harus dilakukan evaluasi, agar sinkron antara potensi ternak yang ada dengan keberadaan pasar tersebut. (tim)

katabali

Kami merupakan situs portal online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *