Bali Catat Kinerja Unggul Penyaluran KUR 2025, Wujudkan UMKM Sebagai Motor Penggerak Ekonomi Inklusif dan Berkelanjutan
KataBali.com – Denpasar – KataBali.com | Provinsi Bali menorehkan capaian gemilang dalam penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) tahun 2025. Kinerja unggul ini menunjukkan bahwa Bali bukan hanya pusat pariwisata dunia, tetapi juga menjadi contoh nyata penguatan ekonomi berbasis UMKM yang inklusif, tangguh, dan berkelanjutan.
Capaian tersebut menjadi sorotan utama dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Penyaluran KUR Tahun 2025 Wilayah Kerja Jawa II, Bali, dan Nusa Tenggara, yang digelar oleh Kementerian Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (KemenKop UMKM). Rakor ini merupakan penutup dari rangkaian roadshow nasional yang sebelumnya berlangsung di Bandung, Padang, Banjarmasin, dan Makassar.
Kegiatan dipimpin oleh Wakil Menteri UMKM Helvi Moraza, serta dihadiri Deputi Bidang Usaha Mikro Riza Damanik, Deputi Kepala Bidang Akuntan Negara BPKP Iwan Taufiq Purwanto, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja, dan Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Bali Tri Arya Dhyana Kubontubuh, bersama perwakilan dari 15 lembaga keuangan, 3 lembaga penjamin, dan 5 dinas terkait.
Pertumbuhan Ekonomi Bali di Atas Nasional
Dalam paparannya, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja, menyebut bahwa ekonomi Bali tumbuh 5,88% (yoy) pada Triwulan III 2025, melampaui pertumbuhan nasional yang tercatat 5,04% (yoy).
“UMKM adalah tulang punggung ekonomi Bali. Lebih dari 97% unit usaha di Bali merupakan UMKM, dan mayoritas adalah usaha mikro,” ungkap Erwin.
Dari sisi pembiayaan, kredit mikro di Bali mencapai 40,93% dari total kredit UMKM, atau 17,45% dari total kredit perbankan. Adapun penyaluran KUR hingga September 2025 mencapai Rp 8,03 triliun, menjadi indikator kuat bahwa Bali terus memperkuat akses pembiayaan produktif bagi pelaku usaha kecil.
Sinergi 3C untuk UMKM Tangguh
Meski menunjukkan performa positif, Erwin menyoroti tiga tantangan utama yang dihadapi UMKM saat ini, yakni kapasitas dan perilaku pelaku usaha (behavioral readiness), akses kelembagaan dan pembiayaan (institutional accessibility), serta keterpaduan ekosistem ekonomi daerah (ecosystem sustainability).
Untuk menjawab tantangan tersebut, ia menegaskan pentingnya sinergi antara regulator, otoritas, industri, asosiasi, dan pelaku usaha dengan pendekatan 3C: Commitment, Collaboration, dan Communication.
“Bank Indonesia Bali berkomitmen memperkuat peran UMKM sebagai driver utama ekonomi daerah melalui pendampingan, fasilitasi pembiayaan, digitalisasi melalui QRIS, business matching, hingga perluasan pasar ekspor,” ujar Erwin.
KUR Bali Jadi Model Nasional
Dalam arahannya, Wakil Menteri UMKM Helvi Moraza memberikan apresiasi kepada seluruh pihak yang berkontribusi dalam keberhasilan KUR di Bali. Ia menyoroti BPD Bali yang berhasil menyalurkan 61% KUR ke sektor produksi, sesuai target pemerintah, serta 51,34% penerima KUR adalah perempuan, yang menunjukkan keberhasilan dalam mewujudkan pembiayaan yang inklusif dan berkeadilan gender.
Wamennya juga menegaskan delapan langkah strategis untuk memperkuat keberlanjutan program KUR, mulai dari penyusunan regulasi pelaksanaan KUR, penguatan literasi dan kapasitas UMKM, integrasi riset dan inovasi dengan BRIN, hingga monitoring dan evaluasi berkelanjutan.
Menuju Ekonomi Bali yang Hijau dan Berdaya Saing Global
Rakor ini juga menjadi forum penting bagi bank penyalur KUR dan pemerintah daerah untuk mendiskusikan kendala lapangan serta menyusun strategi percepatan realisasi KUR di akhir tahun 2025 dan menuju 2026.
“Kami berharap sinergi yang erat ini dapat memperkuat UMKM sebagai agent of transformation menuju ekonomi Bali bahkan Indonesia yang hijau, inklusif, dan berdaya saing global,” tutup Erwin.
Dengan kinerja yang solid, kebijakan yang kolaboratif, dan semangat inovasi lintas sektor, Bali semakin menunjukkan jati dirinya sebagai lokomotif penggerak ekonomi kerakyatan yang menjadi teladan bagi daerah lain di Indonesia. **
