Fahmi Saiyfuddin: Kekuasaan Tanpa Spiritualitas Melahirkan Dosa Ekologis

KataBali.com – Bali -Dalam kajian bertema “Ekoteologi dan Perlawanan terhadap Antroposentrisme dalam Tradisi Agama” yang digelar Kementerian Agama RI melalui Pergerakan Mahasiswa Moderasi Beragama dan Bela Negara (PMMBN) pada 17 Oktober 2025, Fahmi Saiyfuddin dari Pesantren Ekologi Misykat Al Anwar menegaskan bahwa krisis lingkungan global merupakan konsekuensi dari kekuasaan yang kehilangan orientasi spiritual.

Menurut Fahmi, “Kekuasaan yang dijalankan tanpa kesadaran ilahiah hanya akan melahirkan dosa ekologis.” Ia menilai, meskipun masyarakat berupaya menahan perilaku konsumtif, kerusakan lingkungan tak akan berhenti jika penguasa terus menandatangani kebijakan yang mengabaikan dampak ekologis.

Fahmi menguraikan bahwa perilaku konsumtif masyarakat modern berakar pada paradigma antroposentris yang menempatkan manusia di puncak hierarki ciptaan. “Kita hidup dalam budaya konsumsi berlebihan yang menganggap alam sebagai objek ekonomi, bukan ayat Tuhan,” ujarnya.

Mengutip hadis Nabi, Fahmi menegaskan pentingnya memahami kekuasaan sebagai amanah ekologis—bahwa setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas dampak ekologis dari kebijakannya. “Kekuasaan harus kembali ke orbit spiritual tauhid, mizan, dan amanah, agar menjadi sarana rahmat bagi seluruh alam,” tegasnya.

Kajian ini menjadi refleksi bahwa ekoteologi tidak sekadar wacana spiritual, tetapi panggilan moral untuk menata ulang relasi manusia, kekuasaan, dan alam semesta. **

katabali

Kami merupakan situs portal online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *