Ekonomi Bali Tumbuh 5,95%, Tertinggi ke-4 Nasional: Wisata, Investasi, dan Konsumsi Jadi Motor Utama
KataBali.com – Denpasar, 6 Agustus 2025 – Ekonomi Provinsi Bali terus menunjukkan daya tahan dan performa impresif di tengah dinamika global. Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan II-2025 mencapai 5,95% (yoy), meningkat dari triwulan sebelumnya sebesar 5,52% dan jauh melampaui pertumbuhan ekonomi nasional yang tercatat 5,12% (yoy).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja, menegaskan bahwa capaian ini menempatkan Bali sebagai provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi keempat secara nasional. “Ini adalah refleksi dari ketahanan ekonomi Bali yang luar biasa dalam menghadapi berbagai tantangan global dan domestik,” ujarnya.
Tiga Pilar Pendorong Pertumbuhan
Dari sisi pengeluaran, perekonomian Bali ditopang oleh tiga kekuatan utama:
- Konsumsi rumah tangga tumbuh 5,54% (yoy), didorong oleh momentum Hari Raya Galungan dan Kuningan yang memicu belanja masyarakat.
- Investasi (PMTB) naik 6,61% (yoy), seiring dengan mengalirnya dana investasi baik dari dalam (PMDN) maupun luar negeri (PMA).
- Ekspor luar negeri melonjak 13,47% (yoy), disokong oleh peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara yang kembali menggeliat.
Namun, pertumbuhan ini sedikit tertahan oleh kontraksi konsumsi pemerintah yang turun -8,37% (yoy), menyusul perlambatan belanja APBN dan APBD.
Pariwisata Jadi Mesin Utama, Pertanian Masih Tertekan
Dari sisi lapangan usaha (LU), sektor akomodasi dan makan minum mencatat pertumbuhan tertinggi, yakni 13,93% (yoy), seiring dengan meningkatnya wisatawan mancanegara (16,74%) dan domestik (18,85%). Sektor perdagangan juga tumbuh signifikan sebesar 8,61%, didorong oleh peningkatan penjualan lokal dan impor antarwilayah.
Sementara itu, sektor transportasi dan pergudangan (Transgud) turut menunjukkan akselerasi seiring meningkatnya pergerakan penumpang melalui Bandara Ngurah Rai, pelabuhan Gilimanuk, Padangbai, Klungkung, dan Sanur-Nusa Penida.
Di sisi lain, sektor pertanian mengalami kontraksi -0,28% (yoy), akibat penurunan produksi padi dan ikan, menjadi satu-satunya sektor yang menghambat laju pertumbuhan Bali.
Outlook Positif Triwulan III dan Strategi Ke Depan
Bank Indonesia memproyeksikan ekonomi Bali akan tetap kuat pada triwulan III-2025, ditopang oleh peak season wisatawan dan dimulainya berbagai proyek konstruksi.
Ke depan, BI menekankan pentingnya:
- Diversifikasi pariwisata melalui wellness tourism dan penguatan MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition).
- Peningkatan kualitas destinasi wisata dan percepatan integrasi travel pattern.
- Hilirisasi dan produktivitas pertanian untuk memperkuat swasembada pangan.
- Pengendalian inflasi melalui sinergi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), termasuk efisiensi distribusi, penguatan data neraca pangan, dan kerja sama antarwilayah.
Menuju Bali yang Hijau, Tangguh, dan Sejahtera
Dengan kolaborasi erat antara pemerintah pusat dan daerah, dunia usaha, serta pemangku kepentingan, Bank Indonesia menegaskan komitmennya mendukung transformasi ekonomi Bali menuju arah yang inklusif, berkelanjutan, dan berdaya saing global.
“Sinergi strategis adalah kunci untuk mewujudkan Bali sebagai provinsi dengan ekonomi yang hijau, tangguh, dan menyejahterakan masyarakatnya,” tutup Erwin. *