Semburan Belerang Mereda, Petani Ikan di Danau Batur Kini Dihantui Krisis Bibit
KataBali.com – Bangli — Setelah meredanya fenomena tahunan berupa semburan belerang di Danau Batur, Kecamatan Kintamani, Bangli, harapan petani ikan untuk kembali menghidupkan keramba sempat membuncah. Namun tantangan baru muncul: krisis pasokan bibit ikan.
Kondisi air danau memang telah kembali tenang, terutama di area-area yang sebelumnya terdampak semburan. Namun, kelangkaan bibit ikan membuat para petani ikan belum bisa kembali menjalankan budidaya secara maksimal.
“Biasanya tiyang (saya) tebar bibit sampai 30 ribu ekor. Sekarang baru bisa beli 5.000 ekor saja. Masih sangat kurang,” keluh I Nengah Parma, petani ikan sekaligus Kepala Dusun Trunyan, salah satu desa di pinggiran Danau Batur, Jumat (1/8).
Menurut Nengah Parma, selama ini sebagian besar pasokan bibit ikan datang dari Penebel, Tabanan, bahkan sebagian lagi dari Jawa. Namun, kondisi terkini menunjukkan pasokan dari dua wilayah tersebut tersendat. Ia menduga cuaca dingin belakangan ini mempengaruhi produktivitas pembibitan ikan.
“Cuaca dingin juga bisa berpengaruh. Mungkin itu sebabnya dari Tabanan dan Jawa pun sekarang sulit kirim bibit,” katanya.
Harapan kini tertumpu pada pulihnya rantai pasokan bibit ikan. Petani seperti Parma berharap agar pasokan segera normal agar mereka bisa memulai siklus budidaya kembali dan memulihkan perekonomian warga yang sempat terganggu akibat aktivitas vulkanik di danau.
Selain langkanya bibit, harga per ekor bibit ikan juga melonjak, berada di kisaran Rp 500 hingga Rp 600, lebih tinggi dari harga normal di masa panen sebelumnya.
“Semoga pasokan lancar kembali, supaya budidaya bisa berjalan normal. Banyak petani ikan yang sangat bergantung pada danau ini,” ujar Parma.
Danau Batur selama ini menjadi sumber penghidupan utama bagi masyarakat di sekitarnya, khususnya melalui sektor perikanan air tawar. Krisis bibit yang berlangsung terlalu lama dikhawatirkan akan menambah beban ekonomi masyarakat yang baru saja pulih dari gangguan alam. hbl