Akademisi Unwar Perkenalkan Pengolahan Limbah Kulit Salak Jadi Minuman Fungsional Untuk Kesehata
KataBali.com – Gianyar. Tim Akademisi Pengabdian Kepaka Masyarakat (PKM) Fakultas Pertanian, Sains dan Teknologi (FPST) Universitas Warmadewa (Unwar) memperkenalkan metode pengolahan limbah kulit salak menjadi minuman fungsional untuk Kesehatan. Pengenalan metode ini serangkaian program PKM yang diselenggarakan di Desa Batuan dengan melibatkan tim PKK Desa Batuan, Sukawati-Gianyar pada Minggu (3/8/2025).
Pemanfaatan kulit salak ini juga menjadi bagian dari upaya mendukung kebijakan pengelolaan Sampah berbasis sumber. Sekaligus memberikan pemahaman kepada Masyarakat untuk memberdayakan limbah atau bahan buangan menjadi bahan baku bernilai ekonomi, serta sebagai bentuk implementasi dari konsep ekonomi sirkular.
Ketua Tim Pengabdian, Dr. I Nengah Muliarta, S.Si., M.Si menyatakan kulit buah salak (Salacca zalacca) sering kali dianggap sebagai limbah, meskipun mengandung senyawa bioaktif yang dapat berkontribusi pada pengendalian gula darah. Sebagian besar masyarakat cenderung membuang kulit salak setelah mengonsumsi daging buahnya, tanpa menyadari potensi manfaat yang terkandung di dalamnya.
“Permasalahan limbah kulit salak tidak hanya berkaitan dengan pengelolaan sampah, tetapi juga mencerminkan kurangnya kesadaran akan nilai ekonomis dari bahan buangan tersebut kata Muliarta
Menurut Muliarta, dengan meningkatnya kesadaran tentang keberlanjutan dan praktik ekonomi sirkular, terdapat peluang untuk mengubah kulit salak menjadi produk bernilai, seperti teh herbal yang dapat membantu mengontrol kadar gula darah. Pemanfaatan kulit buah salak sebagai bahan baku teh menunjukkan potensi untuk mengurangi limbah sekaligus memberikan manfaat kesehatan, membuktikan bahwa bahan buangan dapat memiliki nilai yang signifikan dalam konteks kesehatan dan lingkungan.
Muliarta mengungkapkan bahwa manfaat lain dari kulit buah salak adalah kemampuannya menurunkan kadar gula darah dan ureum kreatinin, sehingga berpotensi sebagai antidiabetik. “Dengan pemahaman yang lebih dalam tentang tantangan yang dihadapi dalam pengendalian gula darah dan potensi pemanfaatan kulit salak, maka dapat mendorong inovasi dalam pengelolaan sampah yang berkelanjutan” ujarnya.
Beberapa dekade terakhir, angka kasus diabetes mellitus, khususnya tipe 2, mengalami peningkatan yang signifikan di seluruh dunia. Menurut beberapa hasil penelitian, diabetes merupakan penyebab utama komplikasi kesehatan yang parah dan salah satu dari 10 penyebab kematian teratas di seluruh dunia. Penyakit ini terkait erat dengan pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, serta faktor genetik. Pengendalian kadar gula darah menjadi tantangan utama bagi penderita diabetes, yang memerlukan pendekatan multidisipliner, termasuk perubahan gaya hidup, pengobatan, dan modifikasi diet.
Sedangkan Ketua PKK Desa Batuan, Kadek Dewi Sunastrini, Amd.Keb mengakui pengetahuan dan keterampilan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan saat ini. Apalagi pengolahan kulit salak menjadi sebuah kebutuhan dalam upaya mengurangi sampah dari sumber. Belum lagi ini pengolahan kulit salak menjadi minuman yang bermanfaat bagi Kesehatan.
“Kita jadi bisa membuat sesuatu yang berguna dari sampah yang kita hasilkan. Ini menjadi sesuatu yang baru yang bis akita kembangkan Bersama ibu-ibu PKK. Apalagi selama ini buah salak banyak dimanfaatkan untuk upacara, tetapi sisa upacaranya banyak yang terbuang” ungkap Sunastrini
Sunastrini berharap ibu-ibu yang terlibat dalam pelatihan ini mampu mempraktekkanya dalam keseharian. Mereka juga diharapkan dapat menjadi contoh dan berbagi pengetahuan yang didapatkan kepada anggota PKK lainnya, sehingga pemanfaatan salah sebagai potensi di wilayah Gianyar dapat dikembangkan secara maksimal.
Berdasarkan data BPS produksi buah salak di Bali pada tahun 2024 mencapai 27.276 ton. Kabupaten Karangasem menjadi kabupaten dengan produksi tertinggi mencapai 24.972 ton, disusul Badung dengan produksi 846 ton dan Gianyar 734 ton. Rata-rata limbah kulit dari satu buah salak adalah sekitar 20-30% dari berat buah keseluruhan. Jadi, jika satu buah salak beratnya 100 gram, maka kulitnya akan menyumbang sekitar 20-30 gram limbah. mul