Dulu KemenTrans Punya Pesawat dan Heli! Wamen Yoga: Transmigrasi Kini Bukan Cuma Pindah Penduduk, Tapi Naikkan Pendapatan Warga

KataBali.com – Jakarta – Pernahkah Anda membayangkan sebuah kementerian memiliki armada pesawat dan helikopter untuk memindahkan penduduk ke wilayah baru? Itulah yang pernah terjadi di era keemasan program transmigrasi Indonesia. Menurut mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Hilal Hamdi, Kementerian Transmigrasi pernah memiliki dua pesawat terbang dan satu helikopter yang digunakan khusus untuk mengangkut calon transmigran ke lokasi tujuan.

“Zaman dulu, transmigrasi benar-benar digarap serius. Ada pesawat dan heli untuk mobilisasi. Itu bukan cerita fiksi,” ujar Hilal Hamdi, mengenang masa aktifnya di pemerintahan.

Program transmigrasi memang sempat menjadi andalan pembangunan nasional di era Presiden Soeharto. Anggaran yang dialokasikan dari APBN untuk program ini termasuk besar. Pemerintah saat itu menargetkan pemerataan pembangunan dan pengendalian kepadatan penduduk di Pulau Jawa.

Berdasarkan data dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), sejak era Presiden Sukarno hingga Presiden Prabowo Subianto, program transmigrasi telah membuahkan hasil nyata berupa 1.567 desa definitif, 466 kecamatan, 114 kabupaten/kota, hingga pembentukan 3 provinsi baru: Kalimantan Utara, Sulawesi Barat, dan Papua Selatan.

Namun, di tengah perubahan zaman, paradigma transmigrasi pun ikut bergeser. Wakil Menteri transmigrasi yang akrab disapa Wamen Yoga, menekankan bahwa transmigrasi bukan sekadar memindahkan penduduk secara sukarela, tetapi juga bertujuan meningkatkan pendapatan masyarakat transmigran dan penduduk lokal.

“Transmigrasi hari ini adalah soal pemerataan ekonomi, pemberdayaan masyarakat lokal, dan membangun kawasan baru yang produktif. Bukan hanya pindah, tapi juga tumbuh dan berkembang bersama,” ujar Wamen Yoga.

Program transmigrasi masa kini lebih menekankan kolaborasi antara warga transmigran dan warga lokal dalam pembangunan kawasan. Pendekatan baru ini didesain agar kawasan transmigrasi dapat berkembang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru yang berbasis pertanian, perkebunan, peternakan, dan potensi lokal lainnya.

Dengan demikian, program transmigrasi tetap relevan di tengah dinamika pembangunan nasional, terutama dalam mendukung agenda pemerataan dan transformasi ekonomi Indonesia. *

katabali

Kami merupakan situs portal online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *