Diskominfo Tabanan Genjot Integrasi Data Desa Presisi, Target Rampung Akhir April 2025
KataBali.com – Tabanan – Delapan dari total 133 desa di Kabupaten Tabanan masih belum terintegrasi dalam sistem Data Desa Presisi, meskipun 125 desa lainnya telah lebih dulu masuk melalui platform OpenSID.
Menanggapi hal ini, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Tabanan mempercepat proses instalasi dan penyempurnaan sistem agar seluruh desa dapat terdigitalisasi secara akurat.
Kepala Bidang Layanan E-Government Diskominfo Tabanan, I Gede Wayan Siswantara, menjelaskan bahwa keterlambatan ini disebabkan oleh kendala teknis dari pihak pengembang aplikasi. “Kemungkinan terjadi bug pada bahasa pemrograman, sehingga instalasi pada server kami mengalami hambatan,” ungkapnya pada Senin (14/4).
Selain itu, proses instalasi yang dilakukan saat hari libur untuk menghindari gangguan layanan administrasi desa juga menjadi tantangan tersendiri. Oleh karena itu, instalasi dilakukan secara bertahap.
Diskominfo menargetkan seluruh proses instalasi di delapan desa tersebut akan rampung pada akhir April 2025. Sementara itu, sistem secara keseluruhan ditargetkan berjalan optimal pada Juni 2025.
“Nantinya setelah seluruh desa terkoneksi, tahap selanjutnya adalah pemutakhiran data di tingkat kabupaten. Data dari desa akan disajikan secara real-time dan menjadi dasar integrasi informasi kependudukan di Tabanan,” ujar Siswantara.
Pejabat Fungsional Pranata Komputer Ahli Muda, I Wayan Muliana, menyebut pemutakhiran data kependudukan menjadi tahap awal sebelum mengisi data presisi lainnya seperti pendidikan, kesehatan, dan data dinamis lainnya.
Sebagai bentuk percepatan, Diskominfo juga menggelar bimbingan teknis (bimtek) daring untuk operator desa di Kecamatan Pupuan. “Materi disampaikan oleh tenaga ahli IT Diskominfo dan tim, yang membahas strategi teknis sinkronisasi dan pemutakhiran data,” terang Muliana.
Dengan integrasi menyeluruh dan data yang lebih valid, Pemkab Tabanan optimis kebijakan pembangunan ke depan akan semakin tepat sasaran. “Data adalah fondasi dari pembangunan. Jika valid, maka arah kebijakan pun akan lebih presisi,” tandasnya. *