Gelar Edukasi CAKAP, Erwin Ingatkan Indeks Literasi Keuangan Bali 57.66 % Penting Perluasan Digitalisasi
KataBali.com –Denpasar – Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja, mengatakan, pertumbuhan ekonomi Bali mencapai 5,46% (yoy) pada Triwulan III 2024 (di atas nasional). “ Kita patut bangga bahwa perkembangan digitalisasi berbagai lapangan usaha, mampu memberi daya dukung terhadap pertumbuhan ekonomi Bali”, ujar Erwin, saat pemnbukaan. Talkshow Perluasan Digitalisasi Sistem Pembayaran (Paradise) Selasa (19/11)di di The Stones Hotel, Bali secara daring. Talkshow Paradise topik “Cerdas Mengatur Keuangan dengan Aman dan Produktif (CAKAP)”, terkait waspada pinjaman online dan judi online.
Ia menyebut,Saat ini berbagai indikator mencatatkan hal positif, seperti tingkat inflasi pada rentang target nasional yaitu 2,51% (Oktober 2024); tingkat kemiskinan menurun menjadi 4% (September 2024); tingkat pengangguran menurun menjadi 1,79% (Agustus 2024); serta penurunan Gini Ratio menjadi 0,361 (Maret 2024).
Meskipun demikian, masih terdapat gap lebar antara inklusi keuangan dengan literasi keuangan. Indeks Inklusi Keuangan Bali tercatat sebesar 92,21%. Sementara, Indeks Literasi Keuangan Bali hanya 57,66%,yang menjadi perhatian penting, mengingat tingkat pertumbuhan ekonomi di Bali masih ditandai dengan disparitas pertumbuhan antara Bali Utara dan Selatan, sehingga penting melakukan upaya perluasan akseptasi digital dan mindset masyarakat melalui edukasi digitalisasi sistem pembayaran.
Talk Show Edukasi Budaya Cerdas Finansial di Era Digital,menghadirkan narasumber, Advisor Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali; Direktur Pengawasan Perilaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, Pelindungan Konsumen dan Layanan Manajemen Strategis OJK; Direktur Pengawasan Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan PPATK; Kasubdit II Ditreskrimsus Polda Bali; serta komika.
Tiga Langkah Perkuat Digitalisasi
Erwin menjelaskan, terdapat 3 langkah sinergi perlu diperkuat guna mengoptimalkan kemajuan digitalisasi yang merata. Pertama, memperkuat tumbuhnya digital mindset masyarakat, melalui edukasi ke berbagai lapisan masyarakat. Kedua, mengakselerasi digitalisasi sistem pembayaran. Ketiga membentuk budaya cerdas finansial di Bali.
Advisor Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Butet Linda H. Panjaitan, menyebut pertumbuhan digitalisasi Bali memiliki modalitas digital menjanjikan, didukung generasi milenial dan Z yang digital savvy, juga wisatawan dan pemerintah daerah sudah memanfaatkan digitalisasi sehingga prospek digitalisasi di Bali sangat besar ke depannya. Hal ini perlu diimbangi dengan upaya menjaga keamanan agar digitalisasi dapat mencapai titik optimumnya.
Butet Linda menyebut Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali melakukan penguatan pelindungan konsumen melalui program “Eling Raga” terdiri dari 3 langkah strategis, yaitu Edukasi LIterasi Keuangan dan Digital; SiNerGi dan KolaboRAsi antar Otoritas dan Instansi; Inovasi PenGgerak BudayA Konsumen Berdaya. Hal ini dilakukan guna meningkatkan awareness masyarakat karena keamanan transaksi dimulai dari diri sendiri.
Direktur Pengawasan Perilaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, Pelindungan Konsumen dan Layanan Manajemen Strategis OJK, Irhamsah, menjelaskan, hanya terdapat 97 fintech legal yang terdaftar di OJK (90 konvensional dan 7 syariah), sehingga masyarakat harus lebih berhati-hati dan selektif dalam memilih pinjaman online.
Direktur Pengawasan Kepatuhan Penyedia Jasa Keuangan PPATK, Syahril Ramadhan, menyampaikan bahwa 70% laporan yang masuk ke PPATK, dengan kasus penipuan online. didorong kurangnya literasi digital dan maraknya penyebaran informasi pribadi di media sosial. Penting bagi masyarakat melaporkan aktivitas judi online kepada OJK, PPATK, dan Kepolisian agar ditindaklanjuti. Sasubdit II Ditreskrimsus Polda Bali, AKBP Gusti Ayu Putu Suinaci, S.I.K., M.I.K., menyampaikan risiko utama pinjol ilegal berasal dari maraknya pengunggahan data pribadi ke aplikasi yang tidak aman. Nn