Warga Kampung Lobo Kaimana Setujui Masterplan TRIBATA Mendukung Percepatan Pembangunan Pariwisata Teluk Triton
KataBali.com – Kaimana – Puluhan Warga Kampung Lobo, Distrik Kaimana, Kabupaten Kaimana berkumpul di Balai Kampung setempat pada, Senin (16/9/2024) siang. Mereka dengan sabar menunggu kehadiran rombongan Dinas Kebudayaan Kabupaten Kaimana bersama peneliti dari Pusat Unggulan Universitas Udayana, Bali yang datang untuk mensosialisasikan Masterplan TRIBATA.
Sekretaris Kampung Lobo Tonci Orani mengungkapkan warga Kampung Lobo sudah menunggu sejak tahun 2023 mendapatkan informasi terkait masterplan TRIBATA. “Saya mengikuti beberapa kali pertemuan terkait penyusunan Masterplan TRIBATA, saya berkesimpulan ini barang bagus dan kami warga kampung Lobo sangat setuju dengan gagasan pengembangannya,” tutur Tonci Orani saat menerima peneliti PUPAR Unud untuk memaparkan Masterplan TRIBATA. Pernyataan Tonci Orani itu diiyakan peserta sosialisasi tersebut.
Tiga Peneliti PUPAR yang mendapat tugas sosialisasi yakni Dr. I Made Sarjana, SP., M.Sc., Dr. Agus Muriawan Putra, S.ST.Par, M.Par., dan I Made Sukana, S.STPar., M.Par menyatakan terimakasih atas penerimaan yang sangat baik warga Kampung Lobo. Pimpinan rombongan Dr. I Made Sarjana menjelaskan kerjasama antara Pemkab Kaimana dan PUPAR Unud berlangsung sejak tahun 2021. “Tahun 2021, kami kesini untuk memastikan apakah kawasan Teluk Triton layak atau tidak dikembangkan sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Unggulan? Berdasarkan kajian disimpulkan sangat layak dari sisi keragaman daya tarik wisata, kendati dari sisi aksesibilitas, amenitas dan tata Kelola masih perlu ditingkatkan,” tegas Ketua Lab. Subak dan Agrowisata FP Unud itu.
Hasil studi kelayakan tersebut, lanjutnya, diikuti dengan penyusunan Masterplan TRIBATA. Menurut Dr. Made Sarjana penyusunan Masterplan TRIBATA sudah mempertimbangkan berbagai aspek mulai regulasi, aspirasi komunitas dan pemangku kepentingan lain, peruntukkan ruang serta yang lainnya. “Kawasan Teluk Triton termasuk wilayah konservasi sehingga perencanaannya harus hati-hati. Secara umum kami dekati dengan penetapan zonasi yakni zonasi inti di kawasan dalam Teluk Teriton yang tidak boleh berubah karena menjadi inti daya tarik, sedangkan kampung-kampung yang ada yakni Kampung Mai-Mai, Kampung Namatota, Kampung Lobo, dan Kampung Kamaka ditetapkan sebagai zonasi penyangga yakni boleh dikembangkan dengan perubahan sangat kecil dan melibatkan warga dalam perencanaan dan pengelolaannya,” tuturnya. Ditambahkan, PUPAR Unud mengajukan masterplan TRIBATA untuk kawasan pengembangan pariwisata yang terletak dibagian luar Teluk Triton. Kawasan ini dikembangkan sebagai penunjang percepatan kepariwisataan Teluk Triton
Dr. Agus Muriawan Putra memaparkan TRIBATA merupakan akronim dari Triton Bay Tourism Area jadi Masterplan TRIBATA merupakan rencana pembangunan yang menyeluruh untuk zone penunjang (luar) terkait rencana pengembangan KSPU Teluk Triton secara umum. “TRIBATA direncanakan pada areal dengan luas sekitar 227,2 ha, terbagi dalam tiga Klaster I seluas 38,5 ha, Klaster II seluas 46,7 ha dan Klaster III seluas 142 ha. “Dalam kawasan TRIBATA ada sembilan jenis daya tarik wisata yang dikembangkan,” tegas Dosen S2 Kajian Pariwisata Unud itu. Secara rinci, katanya, adaTRIBATA-REC (Triton Bay Tourism Area-Recreation); TRIBATA-FA (Triton Bay Tourism Area-Facility); TRIBATA CUL (Triton Bay Tourism Area Culinary); TRIBATA-ART (Triton Bay Tourism Area-Art); TRIBAT-ET (Triton Bay Tourism Area-Ethnic); TRIBATA-MA (Triton Bay Tourism Area-Management Area); TRIBATA-CON (Triton Bay Tourism Area-Convention); TRIBATA-MARINA (Triton Bay Tourism Area-Marina); dan TRIBATA-GA (Triton Bay Tourism Area- Green Accommodation).
Warga Kampung Lobo pun menyatakan sangat senang dengan tersusunnya Masterplan TRIBATA dan mengaku tidak sabar menunggu wujud nyatanya. “Kami Bahagia dengan adanya rencana ini, saya mohon bapak-bapak nanti memastikan kami warga Kampung Lobo khususnya Ibu-Ibu mendapatkan jaminan bisa menjual produk-produk kerajinan dan kuliner lokal di TRIBATA nantinya,” tegas Ibu Yuli K. Menanggapi hal itu, I Made Sukana, M.Par menjelaskan salah satu prinsip dalam pengembangan TRIBATA adalah mengembangkan pariwisata kerakyatan (inklusif) jadi warga Kampun Lobo dan kampung-kampung lain di kawasan Teluk Triton mendapat prioritas utama terlibat dan memanfaatkan peluang kerja dan peluang bisnis yang timbul setelah terealisasinya TRIBATA. (*)