Peringkat 7 Nasional,Juni 2024 Kinerja IJK Bali Solid Terjaga Stabil Tumbuh 5,36 %

KataBali.com -Denpasar – Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali menilai Industri Jasa Keuangan (IJK) di Provinsi Bali Bulan Juni 2024 solid dan terjaga stabil didukung oleh permodalan kuat, kondisi likuiditas yang stabil, dan profil risiko yang terjaga.

Kepala Otoritas Jasa Keuangan ( OJK ) Pprovinsi Bali,Kristrianti Puji Rahayu, menyebutkan Kinerja IJK ini mendukung perkembangan perekonomian Provinsi Bali tumbuh sebesar 5,36 persen yoy di triwulan II tahun 2024. Selain itu, laju pertumbuhan ekonomi Bali kembali lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan Nasional sebesar 5,05 persen dan menempatkan Bali berada di posisi ke-7 tertinggi secara nasional.

Data sektor perbankan Provinsi Bali posisi Juni 2024, menunjukkan penyaluran kredit maupun penghimpunan DPK tumbuh makin membaik dari periode sebelumnya. Penyaluran kredit mencapai Rp108,42 triliun atau tumbuh 7,19 persen yoy lebih tinggi dibandingkan posisi sama tahun sebelumnya sebesar 4,20 persen yoy (Mei 2024: 6,93 persen yoy).

Berdasarkan jenis penggunaannya, pertumbuhan kredit yoy masih didorong peningkatan nominal kredit Investasi bertambah sebesar Rp5,58 triliun atau tumbuh 20,67 persen yoy (Juni 2023: 6,88 persen yoy).Tingginya pertumbuhan kredit investasi ini menggambarkan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap kondisi ekonomi di Bali.

Berdasarkan sektornya, penyaluran kredit didominasi Bukan Lapangan Usaha (konsumtif) sebesar 34,68 persen dan Sektor Perdagangan Besar dan Eceran sebesar 30,33 persen. Pertumbuhan kredit disumbangkan oleh peningkatan nominal penyaluran di Sektor Penerima Kredit Bukan Lapangan Usaha yang bertambah sebesar Rp1,75 triliun (tumbuh 4,99 persen yoy) serta Sektor Perdagangan Besar dan Eceran sebesar Rp1,43 triliun (tumbuh 4,67 persen yoy).

Berdasarkan kategori debitur, sebesar 52,92 persen kredit di Bali disalurkan kepada UMKM dengan pertumbuhan sebesar 7,67 persen yoy (Juni 2023: 5,33 persen yoy).

Penghimpunan DPK mencapai Rp182,21 triliun melanjutkan catatan double digit growth yaitu 18,29 persen yoy, walaupun tumbuh melandai dibandingkan posisi sama tahun sebelumnya sebesar 24,02 persen yoy.Berdasarkan jenisnya, peningkatan DPK dibandingkan Juni 2023 ditopang kenaikan nominal Tabungan sebesar Rp16,03 triliun.

Fungsi intermediasi tercermin dari Loan to Deposit Ratio (LDR) Juni 2024 sebesar 59,50 persen menurun dibandingkan posisi Juni 2023 sebesar 65,67 persen (Mei 2024: 59,86 persen). Rasio LDR yang termoderasi dibandingkan periode sebelumnya antara lain karena pertumbuhan penghimpunan DPK lebih tinggi dibandingkan penyaluran kredit. Tingginya pertumbuhan DPK terutama disumbangkan oleh peningkatan tabungan perseorangan yang menunjukkan semakin membaiknya kondisi ekonomi masyarakat di Bali.

Kondisi BPR

Adapun kecukupan modal BPR tercermin likuiditas BPR (Cash Ratio/CR) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) terjaga di atas threshold, berturut-turut sebesar 15,93 persen dan 36,31 persen.Tingginya permodalan perbankan diyakini mampu menyerap potensi risiko dihadapi.OJK terus mendorong kinerja intermediasi dengan tetap menjaga keseimbangan antara pertumbuhan pembiayaan dan terjaganya likuiditas.

Kualitas kredit perbankan di Bali tetap terjaga tercermin dari rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) gross sebesar 3,32 persen, walaupun sedikit lebih tinggi dibandingkan posisi Juni 2023 yang sebesar 2,94 persen, namun menunjukkan penurunan dibandingkan Mei 2024 yang sebesar 3,44 persen. Sementara itu NPL net berada di posisi 2,17 persen, juga menurun dibandingkan Mei 2024 yang sebesar 2,29 persen.

Penyelesaian kredit restrukturisasi dan ekspansi kredit berdampak positif bagi penurunan rasio Loan at Risk (LaR) menjadi 15,03 persen dari sebelumnya 26,52 persen pada Juni 2023 (Mei 2024: 15,86 persen). OJK terus mendukung perbankan melalui langkah kebijakan yang diperlukan sehingga perbankan terus bertumbuh berkelanjutan namun tetap prudent dalam aspek manajemen risiko.

Sektor Pasar Modal

Jumlah investor Pasar Modal wilayah Bali masih menunjukkan pertumbuhan cukup tinggi yaitu mencapai double digit dibandingkan posisi sama tahun sebelumnya. Pada Juni 2024, jumlah investor saham di Bali sebanyak 128.784 Single Investor Identification (SID) atau tumbuh 23,67 persen yoy. Demikian juga dengan jumlah investor Reksa Dana dan SBN masing-masing tumbuh sebesar 26,70 persen yoy dan 26,60 persen yoy.

Nilai kepemilikan saham di Bali mencapai Rp4,73 triliun atau tumbuh 3,00 persen yoy melandai dibandingkan Juni 2023 yang sebesar 14,96 persen yoy. Sementara itu, nilai transaksi saham sebesar Rp1,46 triliun, terkontaksi -2,90 persen yoy, namun membaik dibandingkan posisi Juni 2023 terkontraksi sebesar -52,22 persen.nn

katabali

Kami merupakan situs portal online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *