Dorong Tingkatkan Kinerja, Kepala OJK Bali Sebut BPR BPRS Masih Ada PR Wajib Dipenuhi

KataBali.com-Denpasar–Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Bali terus mendorong kinerja perbankan khususnya BPR dan BPRS di wilayah Bali dan Nusa Tenggara agar mampu bersaing serta berkontribusi terhadap perekonomian daerah.

Kepala OJK Provinsi Bali Kristrianti Puji Rahayu menegaskan hal itu dalam acara Evaluasi Kinerja BPR dan BPRS Wilayah Bali dan Nusa Tenggara Semester I Tahun 2024, Kamis (8/8), di Nusa Dua- Badung Bali.

“Namun Kita masih memiliki Pekerjaan Rumah ( PR ) cukup banyak di antaranya mengatasi scarring effect pasca-pandemi dan kewajiban pemenuhan modal inti minimum sebesar Rp 6 miliar pada akhir tahun 2024, serta implementasi Standar Akuntansi Keuangan Entitas Privat (SAK EP),” tandas Kristrianti.

“Sinergi antara OJK dengan industri perbankan turut berdampak pada kinerja perbankan di Bali dan Nusa Tenggara, hal tersebut tercermin dari beberapa indikator yaitu kecukupan modal masih di atas threshold, likuiditas masih terjaga, dan risiko kredit termitigasi dengan baik,” kata Kristrianti.

Kristrianti menjelaskan, masih diperlukan peningkatan fungsi intermediasi BPR dan BPRS di wilayah Bali dan Nusa Tenggara, terutama penyaluran pembiayaan/kredit dan pengelolaan kualitas pembiayaan/kredit, agar sehingga ke depannya dapat meningkatkan kinerja keuangan BPR dan BPRS.

Bali dalam pertumbuhan ekonomi masih didominasi dari akomodasi, makan dan minum dari pariwisata. Namun saat pandemi nyaris ambruk. Disisi lain masih banyak sektor lain masih ada peluang untuk dibiayai oleh BPR bisa diperluas seperti pertanian, perikanan dan perkebunan lebih produktif, yang diharapkan mendukung kinerja usaha ketika usaha lain mengalami kelambatan pertumbuhan.

“ Dalam evaluasi ini, saya mengingatkan agar perbankan ikut- ikutan mengucurkan kredit secara mudah tanpa memperhitungkan kemampuan dan mitigasi untuk mengembalikan dana yang telah dikucurkan,“tegas Kristrianti.

Ia menyinggung kebiasaan perbankan mengucurkan kredit konsumtif dan kontruksi yang cendrung mengabaikan kemampuan SDM managemen resiko tidak memadai bahkan tidak diverifikasi akhirnya jadi masalah.

Kristrianti menyebut data di OJK Bali Realisasi kredit perbankan termasuk BPR Priode Januari –Mei 2024 sebesar Rp. 219.54 Triliun tumbuh 10,69 % disbanding dengan priode tahun 2023 mencapai 198 Triliun. Untuk Dana Pihak Ketiga ( DPK ) sebesar Rp.263,38 T naik 16,29 %, dibanding 2023 mencapai Rp. 226 triliun. Sedangkan kecukupan modal BPR tercemin dari likuditas (CR ) dan capital Mei 2024 capai 15.50 % dan 36,73 Persen diatas ambang batas 5 persen dan 12 persen diyskini mampu menyerap potensi resiko pembiayaan

Ia mengajak Pengurus BPR dan BPRS untuk selalu mengawasi jajaran dan keluarga, serta meningkatkan pemahaman tentang dampak pinjaman online ilegal dan judi online, sehingga tidak menjadi permasalahan yang dapat merugikan diri sendiri, keluarga dan bank yang dikelola.

Melalui sinergi OJK dengan Industri BPR dan BPRS di wilayah Bali dan Nusa Tenggara, diharapkan dapat mendukung Ekosistem Industri Jasa Keuangan yang inklusif, inovatif dan berkelanjutan.

Kegiatan diikuti 163 BPR dan BPRS secara hybrid dirangkaikan dengan refreshment Peraturan OJK (POJK) Nomor 1 Tahun 2024 tentang Kualitas Aset Bank Perekonomian Rakyat, POJK Nomor 7 Tahun 2024 tentang Bank Perekonomian Rakyat dan Bank Perekonomian Rakyat Syariah, dan POJK Nomor 9 Tahun 2024 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Perekonomian Rakyat dan Bank Perekonomian Rakyat Syariah, serta sosialisasi Pengawasan Market Conduct.

Ketua DPD Perbarindo Bali I Ketut Komplit mengapresiasi pelaksanaan kegiatan Evaluasi Kinerja BPR dan BPRS Wilayah Bali dan Nusa Tenggara Semester I Tahun 2024 ini. “BPR dan BPRS di wilayah Bali mengalami tantangan dari sisi regulasi dan bisnis pasca dicabutnya relaksasi restrukturisasi kredit dampak covid-19 pada Maret 2024.

“ Melalui momentum ini, BPR dan BPRS diharapkan melaksanakan internalisasi kondisi bank terkait Good Corporate Governance, Manajemen risiko, Compliance dan Integritas, agar kedepannya BPR memiliki daya saing, kuat dan berkesinambungan,” ujar Komplit,” ungkap I Ketut Komplit.nn

katabali

Kami merupakan situs portal online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *