Wujudkan Pariwisata Berkualitas 6 Desa Wisata Binaan Bank Indonesia di Promosikan Dalam BBTF ke 10 di Nusa Dua

KataBali.com-Nusa Dua – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali menyambut baik dan mendukung penyelenggaraan BBTF. Sebanyak 6 (enam) desa wisata binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali turut serta dalam bursa fair diantaranya Desa wisata Taro, Penglipuran, Pemuteran, Sudaji, Tampaksiring, dan Duda. Fasilitasi promosi desa wisata ini merupakan salah satu bentuk upaya Bank Indonesia dalam mendukung penerapan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, G.A. Diah Utari mengungkapkan sektor terkait pariwisata merupakan penyumbang utama pertumbuhan ekonomi Bali dengan kontribusi mencapai 41,91% lebih tinggi dari nasional sebesar 25,12%.Dengan semakin meningkatkan aktivitas pariwisata, pertumbuhan ekonomi Bali masih tercatat tinggi mencapai 5,98% (yoy) pada triwulan I 2024, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,11% (yoy).

“ Pertumbuhan sektor pariwisata juga menjadi lokomotif untuk penyerapan tenaga kerja dan tumbuhnya local community based business. Tingkat pengangguran di Bali per Februari 2024 sebesar 1,87% dan kemiskinan sebesar 4,25%, masing-masing lebih rendah dari nasional yang tercatat sebesar 4,82% dan 9,36%. Sementara itu, jumlah UMKM terkait pariwisata jumlahnya lebih dari 200.000 usaha berdasarkan data BPS, ‘ jelas Diah Utari.

Namun demikian, Utari menyebutkan, sektor pariwisata Bali masih terkonsentrasi pada wilayah Bali Selatan yakni Sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan) tercermin dari share ekonomi, penyaluran kredit, tingkat pendapatan dan pengeluaran yang lebih tinggi pada wilayah tersebut dibandingkan wilayah Non-Sarbagita.Desa Wisata kata Diah tidak hanya mampu menggerakkan perekonomian masyarakat sekitar termasuk UMKM, namun juga turut menjaga kelestarian budaya dan adat Bali. Perwakilan pengelola desa wisata mengaku cukup banyak buyer yang berminat dengan paket wisata yang ditawarkan dan berencana akan melakukan negosiasi lebih lanjut.

Bali & Beyond Travel Fair (BBTF) ke 10 tahun 2024 resmi dibuka Pj. Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya di Bali International Convention Centre. BBTF tahun ini mengangkat tema “Exploring & Experiencing Sense of Indonesia’s Beauty” berlangsung 12-14 Juni 2024. Pj. Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya menilai kegiatan promosi pariwisata melalui BBTF mampu berkontribusi mempercepat pertumbuhan perekonomian Bali pasca pandemi COVID-19.

Dari event ini diprakirakan transaksi akan mencapai Rp7,61 Triliun yang bersumber dari transaksi 370 buyer 45 negara.Pameran BBTF diikuti pelaku usaha pariwisata baik maskapai, agen perjalanan, hotel, event organizer, dan ragam usaha yang berfokus pada kegiatan Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE). Pelaku usaha yang terlibat berasal dari Bali,juga wilayah lain seperti Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, NTB, NTT, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Timur.

Dari negara lain hadir diantaranya Nepal, Timor Leste, China, Amerika Serikat, Malaysia, Afrika Selatan, dan Iran. Hal ini menjadikan BBTF sebagai travel fair berdampak ekonomi terbesar di Indonesia. Selain menampilkan booth-booth promosi pariwisata, rangkaian kegiatan dari BBTF tahun ini juga terdiri dari talk show pariwisata dan konferensi pers dari pejabat, pemerintah, serta industri pariwisata.

Ketua DPD ASITA Bali, I Putu Winastra menjelaskan,pelaksanaan BBTF terus berkembang tiap tahunnya, baik dari sisi skala pelaku usaha maupun peserta. Selain itu, tren pariwisata global menunjukkan keindahan alam dan budaya masih menjadi keunggulan Indonesia.ASITA berkomitmen mempromosikan dan melestarikan destinasi wisata Indonesia sampai kancah internasional.Untuk mendukung pariwisata inklusif, BBTF ke 10 mempromosikan pariwisata berkelanjutan, termasuk desa wisata bagian dari community based tourism.

Terkait tourist Levy Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Ida Ayu Indah Yustikarini menyatakan potensi utama pariwisata Bali adalah keindahan budaya, alam, dan kearifan lokalnya.Maka diperlukan upaya untuk menjaga dan melestarikan alam dan kearifan lokal Bali melalui penetapan tourist levy, dimana per 14 Februari 2024, turis asing yang berkunjung ke Bali harus membayar levy sebesar Rp150.000,- per orang.“Dana yang terkumpul dari levy akan digunakan untuk pelestarian alam dan adat Bali, serta meningkatkan manajemen pariwisata lebih solid terutama kebersihan, serta mempromosikan desa wisata sebagai community based tourism.

“ Salah satu pemanfaatan dari dana levy yang terkumpul ialah penyelenggaraan Pesta Kesenian Bali (PKB).Untuk itu perlu ditingkatkan mendorong kunjungan wisawatan ke wilayah Bali Utara mengurangi ketimpangan, ‘ terang Ayu IndahYustikarini.

 General Manager The Westin Resort Nusa Dua, Sander Looijen, menuturkan  sejalan  komitmen pariwisata Bali, The Westin Resort Nusa Dua senantiasa berusaha  menjaga aspek keberlangsungan dan kelestarian lingkungan. Salah satu tujuan jangka panjangnya  adalah mewujudkan net zero emission di kawasan The Westin Resort Nusa Dua  tahun 2050. Selain itu, mendukung community based tourism, The Westin Resort Nusa Dua  menawarkan paket wisata  ke desa wisata. nn

katabali

Kami merupakan situs portal online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *