Sekda Badung Buka Lomba Ogoh-Ogoh di Desa Pecatu
Keterangan foto: Sekda I Wayan Adi Arnawa membuka lomba ogoh-ogoh di Lapangan Desa Adat Pecatu yang ditandai dengan pemukulan gong, Minggu (10/3).
KataBali,com – Badung – Desa Adat Pecatu, kembali menggelar lomba ogoh-ogoh yang dilaksanakan di hari pengerupukan atau sehari sebelum Hari Raya Nyepi, Minggu (10/3) di Lapangan Desa Adat Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan. Ogoh-ogoh dilombakan diikuti oleh Sekaa Teruna yang ada di setiap banjar se-Desa Adat Pecatu. Lomba ini juga menjadi bagian dari upaya untuk menggali potensi seni yang ada di desa setempat.
Lomba ini dibuka secara resmi oleh Bupati Badung yang diwakili Sekda I Wayan Adi Arnawa dengan ditandai pemukulan gong. Turut mendampingi Sekda, Camat Kuta Selatan Ketut Gede Arta, Perbekel Pecatu Made Karyana Yadnya, Bendesa Adat Pecatu serta tokoh masyarakat lainnya.
Sekda Wayan Adi Arnawa pada kesempatan itu menyerahkan bantuan dana dari pemerintah sebesar Rp 15 juta dan dana pribadi sebesar 1 juta untuk masing-masing peserta.
Sekda Adi Arnawa yang ditemui saat pembukaan mengatakan, kegiatan pembukaan lomba ogoh-ogoh ini adalah untuk memberikan dukungan serangkaian kegiatan menyambut Hari Raya Nyepi Caka 1946. Pihaknya bersama-sama menyaksikan kegiatan budaya sekaligus bagian dari kegiatan adat yang dirangkai dalam bentuk lomba.
Pemerintah akan terus mendukung, mensupport baik materil maupun moril, kegiatan ini disamping untuk mendapatkan kreatifitas anak-anak muda dalam membuat ogoh-ogoh, disisi lain juga sebagai upaya pelestarian budaya.
“Bagaimanapun juga melalui lomba ini keamanan dan ketertiban harus dikedepankan. Kalau itu bias dilakukan dengan baik, tentu tujuan kita dalam rangka menjaga kenyamanan orang yang datang ke Bali juga terwujud,” ucap Adi Arnawa.
Menurutnya, saat ini banyak orang datang ke Bali hanya untuk menyaksikan ogoh-ogoh yang dirangkaikan dengan hari raya Nyepi. “Semoga event-event seperti ini terus ditingkatkan, dibuat sedemikian rupa agar lebih menarik, sehingga orang akan semakin banyak datang ke Bali. Mudah-mudahan para Yowana semakin mengerti akan makna ogoh-ogoh bukan hanya dari sisi ritual namun yang paling utama adalah secara spiritual,” ujarnya.
Bendesa Adat Pecatu Made Sumerta melaporkan, lomba ogoh-ogoh Desa Adat Pecatu tersebut bertujuan agar generasi muda mengetahui dan semakin meningkat dalam melestarikan dan mengajegkan seni budaya dan agama serta upacara pengerupukan berjalan sesuai yang diharapkan bersama. Lomba ini diikuti 16 ogoh-ogoh. Dari total jumlah itu, sebanyak 3 ogoh-ogoh dilibatkan pada lomba di tingkat Kabupaten.
“Terkait lomba ogoh-ogoh, persiapan sudah dilakukan sejak 3 bulan terakhir. Melalui lomba ini, mereka bisa berkumpul, berkomunikasi saling mengenal satu dengan lainnya, untuk mewujudkan kreativitas melalui seni sehingga hubungan erat antar pemuda terus terjalin,” harapnya. hbd