Dosen dan Mahasiswa ISI Denpasar Antusias Sambut Kehadiran Gubernur Koster
KataBali.com – Denpasar – Capaian 44 Tonggak Peradaban Penanda Bali Era Baru pelaksanaan program Gubernur Bali, Wayan Koster bersama Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati sesuai dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru, diapresiasi oleh dosen dan mahasiswa Institut Seni
Indonesia (ISI) Denpasar dalam acara Kuliah Umum 44 Tonggak Peradaban Penanda Bali Era Baru pada, Kamis (Wraspati Umanis, Sinta) 25 Mei 2023 di Kampus ISI Denpasar.
Applause tepuk tangan dengan semarak disampaikan
oleh para dosen dan mahasiswa ISI Denpasar setelah melihat langsung video
hingga penjelasan dari Gubernur Bali, Wayan Koster mengenai capaian 44 Tonggak
Peradaban Penanda Bali Era Baru, yang di antaranya adalah: 1) Memuliakan Desa
Adat; 2) Hari Penggunaan Busana Adat Bali; 3)
Perekonomian Adat Bali; 4) SIPANDU BERADAT; 5) Pelindungan Pura, Pratima, dan
Simbol Keagamaan; 6) Tata-Titi Kehidupan Berbasis Kearifan Lokal Sad Kerthi; 7)
Memuliakan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali; 8) Menyelenggarakan Bulan Bahasa
Bali; 9) Menciptakan Keyboard Aksara Bali; 10) Memuliakan Keluhuran Warisan
Budaya Bali; 11) Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan Bali; 12) Pembaharuan Pesta
Kesenian Bali; 13) Festival Seni Bali Jani; 14) Pelindungan Danau, Mata Air,
Sungai, dan Laut; 15) Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai; 16)
Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber; 17) Bali Pulau
Organik; 18) Pelestarian Tanaman Endemik Bali; 19) Gumitir Bali Sudamala; 20)
Bali Mandiri Energi dengan Energi Bersih; 21) Kendaraan Bermotor Listrik
Berbasis Baterai; 22) Ekonomi Kerthi Bali; 23) Keseimbangan Pembangunan antar
Wilayah Bali; 24) Pariwisata Budaya, Berkualitas, dan Bermartabat; 25) Bangga
Produk Lokal Bali; 26) Harkat Arak Bali; 27) Cita Rasa Garam Bali; 28) Pesona
Endek Bali; 29) SDM Bali Unggul; 30) Bulan Bung Karno; 31) Pelindungan Karya
Intelektual Bali; 32) Sistem Pelindungan Pekerja Migran Indonesia Krama Bali;
33) Pelayanan Kesehatan Tradisional Bali; 34) Bali Pulau Digital; 35) Bali
Digital Festival; 36) Pelindungan Kawasan Suci Besakih; 37) Kawasan Pusat
Kebudayaan Bali; 38) Shortcut Singaraja – Mengwitani; 39) Tol Jagat Kerthi
Bali; 40) Pelabuhan Segitiga Sanur – Sampalan – Bias Munjul; 41) Bali Maritime
Tourism Hub; 42) Bendungan Sidan dan Bendungan Tamblang; 43) Turyapada Tower
KBS 6.0 Kerthi Bali; dan 44) Bali Good Governance.
Gubernur Bali dalam kuliah umumnya menyampaikan saya sangat
berkepentingan terhadap ISI Denpasar, bukan Gubernur saja yang berkepentingan,
tetapi Bali sangat berkepentingan atas keberadaan ISI Denpasar. Mengapa Kita
memerlukan ISI Denpasar, karena kebudayaan Bali merupakan unsur utama Pulau
Bali. Sehingga Bali sangat dikenal
oleh dunia atas kekayaan, keunikan, dan keunggulan adat, tradisi, seni budaya,
dan kearifan lokal Bali yang luar biasa.
Kita boleh dan harus berbangga, karena kebudayaan Bali tidak ada yang mengalahkan. Keberagaman seni budaya dan tradisi Bali masih banyak tersimpan di desa adat seluruh Bali, apalagi di desa adat tua. Desa adat merupakan hal yang luar biasa, karena di desa adat sangat terjaga dan berkembang seni budaya dan tradisi Bali hingga memberikan manfaat untuk kehidupan masyarakat. “Namun seni budaya di Bali, tidak saja harus kita bebankan kepada desa adat maupun kepada lembaga-lembaga seni lainnya, tetapi kita harus memiliki institusi yang bisa mengkreasikan, menginovasi, dan memajukan seni budaya di Bali. Institusi ISI Denpasar yang harus berperan,” jelas Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali yang dikenal memiliki prinsip kuat dalam menjalankan ajaran Trisakti Bung Karno, salah satunya Berkepribadian dalam Kebudayaan.
Kata Wayan Koster, ISI Denpasar yang akan berganti nama menjadi Institut
Seni Indonesia Bali, ditegaskannya telah memiliki kontribusi besar dalam
melestarikan dan memajukan kebudayaan Bali. Oleh karena itu, ISI Denpasar harus
Kita dukung dan dorong bersama dengan tindakan nyata, supaya terus maju dan
mampu bersaing sampai
menghasilkan karya seni berkelas dunia.
Civitas Akademika di ISI Denpasar juga memberikan apresiasi atas
kebijakan Gubernur Bali, Wayan Koster yaitu, Peraturan Gubernur Bali Nomor 79
Tahun 2018 tentang Hari Penggunaan Busana Adat Bali. Tidak saja digunakan oleh
pegawai pemerintahan, namun busana adat Bali sudah mulai digunakan secara
tertib di dunia pariwisata sebagai wujud penghormatan kepada kebudayaan Bali.
“Penggunaan busana adat Bali ini wajib dijalankan oleh seluruh pegawai di
lingkungan pemerintahan dan lembaga swasta, termasuk murid, hotel, restoran,
pegawai pasar swalayan yang ada di Bali setiap Hari Kamis, Purnama, Tilem, dan
Hari Jadi Provinsi Bali,” kata Murdaning Jagat Bali asal Desa
Sembiran, Buleleng ini yang telah mengeluarkan Peraturan Daerah Provinsi Bali
Nomor 4 Tahun 2020 tentang Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan Bali.
Mengakhiri kuliah umumnya, Gubernur Bali, Wayan Koster menegaskan pembangunan di Bali masih banyak yang harus dikerjakan secara tuntas dengan konsep yang betul-betul membangun dan memperkuat peradaban Bali Era Baru, agar Pulau Bali bisa eksis, survive, berdaya saing, kuat dan tangguh di masa yang akan datang untuk generasi penerus Bali. Itulah sebabnya, begitu titiang dilantik menjadi Gubernur Bali, titiang langsung bekerja dengan fokus, tulus, dan lurus ngayah total, lascarya, niskala-sakala.
Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan ‘Kun’ Adnyana, S.Sn., M.Sn menyampaikan capaian 44 Tonggak Peradaban Penanda Bali Era Baru yang dapat kita rasakan bersama dan kita terima adalah hadiah kepemimpinan dari periode pertama Bapak Wayan Koster sebagai Gubernur Bali. 44 Tonggak Peradaban Penanda Bali Era Baru ini adalah jawaban atas harapan, mimpi dan cita-cita masyarakat Bali dan mimpi Kita bersama. Kita memimpikan ada sebuah wahana untuk apresiasi seni modern, seni kontemporer, Gubernur Bali, Bapak Wayan Koster memberikan jawaban atas hadirnya Festival Seni Bali Jani. Ketika memimpikan kawasan terpadu kesenian Bali, lagi Gubernur Bali memberikan jawaban atas hadirnya Pusat Kebudayaan Bali di Klungkung.
44 Tonggak Peradaban Penanda Bali Era Baru sepenuhnya adalah hasil perenungan cita-cita dan gagasan genial Bapak Wayan Koster sebagai Gubernur Bali di dalam memahami, menghayati, sekaligus juga mempersembahkan seluruh dedikasinya atas pemuliaan dan reputasi Bali sebagai Bali Padma Bhuwana atau Bali Pusat Peradaban Dunia. Untuk itu, 44 Tonggak Peradaban Penanda Bali Era Baru hampir separuhnya berisi tentang adat istiadat, tradisi, seni budaya, dan kearifan lokal Bali. Jadi sangat tepat, pilihan pertama dalam kuliah umum ini yang dipilih adalah ISI Denpasar.
Sudah lama kita memiliki cita-cita dan mimpi hadirnya seorang Gubernur Bali yang menjawab cita-cita generasi Bali. Karena itu, kita dukung dan doakan Bapak Wayan Koster agar diberikan kesehatan dan amanah untuk kembali menjadi Gubernur Bali. Tidaklah berlebihan, bahwa Balilah yang sesungguhnya memerlukan sosok pemimpin seperti Bapak Wayan Koster. Saya bergaul dengan berbagai politisi, pemangku kepentingan lintas partai, lintas organisasi kemasyarakatan bahwa tidak ada Gubernur Bali yang bisa mengakses begitu besar anggaran APBN untuk membangun sekaligus menjaga pemuliaan Bali, dan itu hanya bisa dilakukan oleh Bapak Wayan Koster.
“Beberapa hari lalu ISI Denpasar diundang dalam Forum Kerjasama
Antar Parlemen, dalam pertemuan itu diungkapkan tidak ada pilihan lain, selain
bagaimana kita bersama mendukung segala cita-cita, segala visi pembangunan yang
disampaikan oleh Gubernur
Bali, Wayan Koster,” tutup Prof. Wayan ‘Kun’ Adnyana seraya mengucapkan terima
kasih kepada Gubernur Bali, Wayan Koster atas dedikasinya saat menjabat sebagai
anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, telah tercatat dalam
sejarah membantu pembangunan gedung di ISI Denpasar. hb