SNAP Transaksi Lintas Negara Tonggak Baru Percepatan Akselerasi Digital Keuangan Nasional
Caption : Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali,Trisno Nugroho,
KataBali.Com – Denpasar – Untuk memfasilitasi industry Pariwisata dan meningkatkan Inklusi Keuangan, dan Ekonomi digital inklusif, serta transaksi e-commerce,Bank Indonesia (BI) mengembangkan QR Indonesia Standard (QRIS), dengan meluncurkan Standard Nasional Open API Pembayaran (SNAP), yang mengintegrasikan sistem pembayaran antara bank dan fintech.
Uji coba sandbox Standar Nasional QR Code pembayaran Indonesia (QRIS) dilakukan dengan Thailand (Thai QR Payment) bertepatan dengan HUT Kemerdakaan RI ke 76 di Jakarta, “ Program ini menjadi pembaharuan pada infrastruktur pembayaran nasional, “ jelas Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho, kepada puluhan wartawan saat Capacity Building Media di Bali, Kamis (26/08/2021) di Denpasar.
Ie menyebutkan diluncurkanny SNAP bertujuan untuk mempermudah system pembayaran agar lebih praktis dan efesien,mengintegrasikan ekonomi dan sistem keuangan digital di Indonesia,“ Apalagi BI wajib menjaga dan menekan inflasi, makanya dengan adanya SNAP sudah cukup dalam satu aplikasi, perbankan bisa digunakan dalam berbagai transaksi, ” terang Trisno, didampingi Kepala Divisi Implementasi SP, PUR, MI, Agus Sisto Widjajanti.
Untuk memulai penggunaan SNAP, BI bekerjas sama dengan Bank Of Thailand dalam uji Coba QRIS antar Negara untuk memfasilitasi mobilitas masyarakat Indonesia, khususnya wisatawan kedua Negara yang diharapkan menjadi tonggak baru dalam kemajuan ekonomi dan percepatan akselerasi digital keuangan nasional.
QRIS di Bali Meningkat Pesat
Di Indonesia sendiri ungkap Trisno, transaksi QRIS secara nominal rata rata tahun 2021 meningkat mencapai angka Rp 30 Miliar, dengan rata rata transaksi sebanyak 376.000 transaksi perbulan. Sedangkan transaksi e Commerce meningkat 11 persen, yakni 1.194 miliar atau 7,12 juta kali transaksi pada triwulan II -2021, sedangka lewat online meningkat baik nominal dan volume 4,75 juta kali transaksi total Rp 256,2 Miliar
Untuk daerah Bali, kata Trisno QRIS sudah memasuki masyarakat luas, tercatat jumlah Merchant QRIS di Bali naik pesat dari tahun 2019 25.493 Mercahant,sampai Agustus 2021 ini, sudah mencapai 276.77 Merchant dengan total transaksi Per Juli 2021 Nominal Rp. 43,54 Miliar, Volume 570.000 transaksi,“ Saat ini QRIS di Bali, menduduki urutan ke 7 Nasional, Untuk itu saya berharap masyarakat semakin banyak menggunakan QRIS, khususnya untuk UMKM untuk bertransformasi ke digital untuk pembayaran dan pemasaran, karena ditengah Pandemi, hal ini menjadi solusi mem bangkitkan ekonomi Bali, ditengah lesunya pariwisata, “ tandas Trisno.
Kepala Divisi Implementasi SP, PUR, MI, Agus Sisto Widjajanti, saat Capacity Building Media di Bali.
Agus Sisto Widjajanti.menjelaskan, SNAP untuk kemajuan industri dengan menyatukan langkah, bersinergi, berinovasi melalui digitalisasi yaitu adalah SNAP yang mengintegrasikan berbagai pelayanan sistem pembayaran bagi kemajuan ekonomi,” katanya.
Layanan SNAP,ini bermanfaat bagi masyarakat Indonesia dan Thailand melakukan transaksi lintas batas, seperti wisatawan. Setelah perjalanan Internasional dilanjutkan, pariwisata menjadi sektor utama yang sangat diuntungkan dari layanan ini karena banyaknya arus wisatawan antara kedua negara. “Sistem pembayaran lintas batas pertama kali ini bukan hanya memfasilitasi transaksi di sektor pariwisata tapi sangat membantu UKM di negara yang banyak dikunjungi wisatawan seperti Bali yang setiap tahun rata rata 12- 16 Juta dikunjungi wisatawan, demkian juga Thailand.
Peluncuran SNAP, mendukung Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025 dalam menavigasi peran industri sistem pembayaran di era ekonomi dan keuangan digital, “ Beberapa manfaat yang bisa didapat dari SNAP bagi nasabah, pertama memudahkan dalam bertransaksi.Karena selama ini, nasabah terbentur pembayaran dengan satu jenis bank atau fintech. Namun adanya SNAP, transaksi di e-commerce dimungkinkan untuk pembayaran dengan banyak bank, “ jelas Agus.
Disamping itu kata Agus, nasabah diuntungkan dengan adanya satu bahasa tadi, akan lebih banyak komunikasi atau link dengan fintech atau e-commerce. Proteksi terhadap nasabah juga lebih terjamin. Bank Indonesia memastikan perlindungan data menjadi prioritas. ( nn )