Ekonomi Tiongkok Maju Pesat Didukung Produk Teknologi Yang Kontroversial Artificial Intelligent
Keterangan Foto ; Narasumber Cross Cultural Dialogue Series: Understanding Chinese Culture in Business.
KataBali.com – Denpasar – Arief Harsono, Chairman CIMA (China Indonesia Management Association (CIMA),mengatakan, pertumbuhan ekonomi dan politik di Negeri Tirai Bambu ( Tiongkok ) telah terlihat pada tahun 1978 setelah Revolusi Budaya, “Ekonomi Tiongkok meningkat tajam di kancah internasional, diikuti dengan naiknya standar hidup rakyatnya. Bahkan negara ini terkenal inovasi produk teknologinya. Salah satu produk teknologi cina yang kontroversial adalah artificial intelligent atau kecerdasan buatan” kata Arief.
Arief Harsono mengungkapkan hal itu, dalam Webinar Series I episode kedua bertajuk Cross Cultural Dialogue Series: Understanding Chinese Culture in Business. Dalam webinar ini, CIMA mengundang Dahlan Iskan, Menteri BUMN 2011-2014 dan Yusuf Daud seorang Sufi Practitioner, diselenggarakan MarkPlus, Inc. bersama dengan China Indonesia Management Association (CIMA) menghadir narasumber, Dahlan Iskan dan Yusuf Daud yang mengupas Rahasia Etos Kerja Masyarakat.
“ Salah satu faktor yang memperkuat ekonomi masyarakat Tiongkok adalah dengan memberikan kebebasan kepada para pemiliki perusahaan untuk menentukan level produksi. Hal ini menyebabkan perusahaan memiliki otonomi sendiri dalam menghasilkan profit, “ Arief.
Kuartal I 2021 Ekonomi Tiangkok Tumbuh 18,3%
“ Reformasi perekonomian Tiongkok dimulai tahun 1978, seolah-olah tanpa henti meninggalkan kisah-kisah keajaiban. Terbaru adalah data mengenai pertumbuhan ekonomi Tiongkok di kuartal pertama tahun 2021, atau setahun setelah dunia dilanda pandemi COVID-19, yang episentrumnya berasal dari kota Wuhan di Provinsi Hubei,” ujar H. Taufik, Deputy Chairman MarkPlus, Inc. saat membuka acara webinar virtual, Sabtu (24/04/2021).
Taufik menyenbutkan, pertumbuhan ekonomi Tiongkok di kuartal pertama tahun 2021 mencapai 18,3% merupakan hal yang luar biasa. Apalagi untuk sebuah negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia, masih bisa mencapai pertumbuhan ekonomi double digit sudah luar biasa. Lebih luar biasa lagi ketika angka double digit-nya adalah terbesar sejak tahun 1978.
Saat ini, perusahaan-perusahaan Tiongkok berhasil melakukan inovasi dalam melahirkan produk inovatif dan berkualitas tinggi. Sejumlah merek milik perusahaan-perusahaan Tiongkok kini menjadi salah satu yang terbaik di dunia pada. Lalu, apa rahasia Tiongkok mencapai kesuksesan tersebut?
Hermawan Kartajaya, Founder dan Chairman MarkPlus, Inc. sekaligus Co-Founder CIMA, mengatakan,Tiongkok memiliki sejarah sangat panjang bidang ekonomi.Kesuksesan masyarakat Tiongkok ini, ekonomi tentu dapat ditiru para pengusaha Indonesia, “ Melalui webinar ini diharapkan dapat membagikan cara berpikir pengusaha Tiongkok agar karyawan dan partner di Indonesia lebih mengerti rahasia kesuksesan masyarakat Tiongkok.
Dahlan Iskan kekuatan ekonomi Tiongkok tidak terlepas dari nilai-nilai budaya Konfusianisme dan Taoisme yang diterapkan oleh masyarkatnya, yaitu kerja keras, rajin, gigih, ulet, dan pantang menyerah. perdagangan lah yg awalnya menciptakan pertukaran budaya dan pertukaran agama
“Memiliki ketentraman, ketenangan, dan kestabilan negara dalam jangka panjang merupakan hal yang sangat penting di Tiongkok. Sikap adaptasi dan saling menghormati budaya sangat penting bagi mereka. Dan nantinya, hal ini berpengaruh untuk perkembangan ekonomi,” kata Dahlan.
Sedangkan Yusuf Daud, salah seorang pembicara di webinar dalam rangka hari puasa, mengatakan, kebudayaan Tionghoa memiliki persamaan dengan ajaran agama Islam bahkan di Islam ada ajaran yang mengatakan “Tuntutlah ilmu walau ke negeri China, sesungguhnya menuntut ilmu adalah kewajiban atas setiap muslim.
“Ilmu yang dimaksud dalam ajaran tersebut ternyata mencakup tiga ajaran besar way of thinking orang Tiongkok, yaitu Taoisme, Konfusiusme, dan Buddhisme. Ajaran ini mengajarkan kesimbangan duniawi dan akhirat. Ajaran luhur Tiongkok juga mengajarkan untuk memperbaiki dunia menjadi lebih baik setelah memperbaiki negerinya,” kata Yusuf Daud.
Sebagai informasi, webinar Cross Cultural Dialogue Series diadakan CIMA merupakan wadah bagi para stakeholder untuk saling bertukar pikiran dan belajar dalam membangun pemahaman yang lebih baik diantara Indonesia dan Tiongkok. Sehingga, nantinya, kedua negara dapat memperkuat hubungan bilateral dan menjadi suatu partnership dalam membangun kemakmuran di Asia. ( nn)