Cerdas Berdemokrasi, Disrupsi Digital, Jurnalis Dituntut Bangun Optimisme Pemberitaan
Keterangan Foto, Narsum dalam Webinar Cerdas Berdemokrasi, diselenggarakan Kemenkominfo, di Kuta Kamis ( 15/4 ) diikuti 40 wartawan media massa.
KataBali.com – Denpasar – Era Disrupsi ( Lompatan Perubahan ) digital saat ini membuat arus informasi begitu deras dan sulit terbendung. Alhasil tak sedikit hoax alias kabar bohong banyak beredar di masyarakat lewat berbagai saluran.Hal ini membuat peran media mainstream sangat diperlukan untuk menyampaikan fakta sesungguhnya.
Tenaga Ahli Komunikasi Kantor Staf Presiden (KSP), Prita Laura menyebut disrupsi digital telah memberikan ‘efek samping’ dalam beberapa hal, di antaranya muncul hoax dan disinformasi di tengah masyarakat.
“Itu semua masuk ke rumah kita, pribadi kita, dan mendistorsi pikiran kita,” ujarnya, saat menjadi narasumber Webinar Series II Cerdas Berdemokrasi: “Jaga Berita, Jaga Cinta, Jaga Indonesia” di Bali, Kamis (15/04/2021).Webinar 40 jurnalis di Bali di buka Dwi Dianingsih, S.Sos., M.Si., Koordinator Informasi dan Komunikasi Politik dan Pemerintah
Maraknya hoax maupun disinformasi ini menjadi tugas media untuk meluruskannya. Prita Laura bilang, ketika informasi yang beredar di media sosial sulit dikendalikan, kuncinya ada di produk jurnalistik.
Karenanya, jurnalis atau media dituntut tidak hanya sekadar mengejar kecepatan berita, namun juga mampu menyajikan informasi akurat. Hal ini penting sebab sering kali media cenderung mengutamakan kecepatan, namun melupakan akurasi data.
Tak kalah pentingnya, menurut Prita Laura media mainstream juga harus mampu membangun optimisme masyarakat lewat pemberitaan yang disajikan. Terkait itu, seorang jurnalis dituntut untuk melakukan refleksi atas produk jurnalistik yang akan dihasilkannya.
Disrupsi perubahan dari sistem lama ke era baru wajib dilaksanakan dengan bijaksana berdasarkan hati nurani dan rasa cinta. Keakuratan informasi harus diimbangi dengan nara sumber kredibel bukan seorang influencer yang follower banyak,” tandas mantan Jurnalis Metro TV ini.
Ia mengakui,saat ini arus informasi sangat cepat yang kadang-kadang bisa menutup akurasi informasi yang disajikan media massa ke publik. Namun media berperan strategis dalam menyajikan berita ke publik , Seperti saat in, hal yang positif terkait kesiapan pariwisata Bali khususnya saat pandemi Covid-19, dan jelang dibukanya pintu wisatawan asing ke Bali,” ujarnya.
Sebuah Berita, kata Prita harus berdampak positif bagi masyarakat.Untuk itu dibuat dengan sikap bijak dan taat kode etik jurnalistik, “ Berita yang bijaksana dimaksudkan tetap menjaga persatuan dalam keberagaman, menghindari perpecahan dan memupuk rasa cinta Indonesia.
Anggota Dewan Pengawas LKBN Antara, Mayong Suryo Laksono menyoroti pentingnya idealisme dalam menyajikan produk jurnalistik. Karenanya, prinsip-prinsip jurnalistik tetap harus dikedepankan, tidak boleh dilanggar.
“Harus ada idealisme, ada prinsip-prinsip jurnalistik yang tidak bisa dilanggar. Kedepankan netralitas,” kata dia. Jurnalis dituntut mampu menjaga akurasi informasi yang didapat agar berita yang disajikan tidak menuju pada disrupsi digital yang cenderung menimbulkan konflik.
Heru Margianto menanggapi Demokrasi Cerdas di Era Disrupsi Digital, menegaskan bahwa kebutuhan media digital justru bergantung rating klik. Ia sepakat, jurnalis media digital harus membuat berita menjadi clickable atau memiliki daya tarik sesuai isi berita, tidak membohongi pembaca.
Selain Prita Laura, Mayong Suryo Laksono juga dihadirkan Redaktur Pelaksana Portal Infopublik.com Dwitri Waluyo, dan Redaktur Pelaksana Kompas.com Heru Margianto dengan moderator Algooth Putranto Alumnus Unud, Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Bakrie.
Dwi Dianingsih, S.Sos., M.Si., Koordinator Informasi dan Komunikasi Politik dan Pemerintah menjelaskan,Webinar Cerdas Berdemokrasi, dilaksanakan,menerapkan Prokes bertujuan meningkatkan pengetahuan dan kesadaranmasyarakat tentang Demokrasi Pancasila di era pandemi Covid-19,“ Acara ini untuk mendorong perubahan perilaku jurnalis positif dan penuh cinta kasih memberitakan di media massa demi kerukunan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Sebelumnya Webinar Seri I dilaksanakan di Kota Malang diikuti Mahasiswa Universitas Merdeka, kemudian Seri II di Bali dikhususkan untuk media.Kemudian akan digelar di Pekanbaru. (nn )