Tingkatkan Pemahaman Masyarakat, KPwBI Provinsi Bali Sosialisasikan Fungsi dan Tugas Kebanksentralan

Keterangan Foto : Deputi KPwBI Provinsi Bali, Rizki Ernadi Wimanda didampingi Deputi Direktur KPwBI Provinsi Bali, Donny H. Heatubun, serta Manager KPwBI Propinsi Bali, Remon Samora,saat gelaran Capacity Building Media Selasa ( 9/3 ) di Renon.

KataBali.com – Denpasar – Deputi KPwBI Provinsi Bali, Rizki Ernadi Wimanda, mengatakan, meski Keberadaan  Bank Indonesia sudah puluhan tahun terbentuk di Indonesia sebagai Bank Central. Namun masih banyak masyarakat belum mengetahui fungsi dan  tugas utama Bank Indonesia (BI).Untuk itu lewat media pihaknya terus mensosialisasikan Kebanksentralan, khususnya di Bali.   

 “ Fungsi dan tugas  Bank Indonesia, tidak saja menjaga stabilitas moneter, namun juga stabilitas sistem keuangan (perbankan dan sistem pembayaran) dengan tujuan tunggal adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai mata uang rupiah, “ tandasnya, didampingi Deputi Direktur KPwBI Provinsi Bali, Donny H. Heatubun, serta Manager KPwBI Propinsi Bali, Remon Samora,dalam gelaran Capacity Building Media Selasa ( 9/3 ) di Renon.

 Sosialisasi  ini, kata Rizki bagian dari  mengedukasi masyarakat bertujuan menambah pemahaman untuk mewaspadai berbagai aspek investasi sub sektor keuangan termasuk peluang dan tantangan di era ekonomi digital bagi para pelaku bisnis. Dengan paham dan tahu tentang fungsi ke banksentralan maka bisa mewaspadai berbagai aspek yang merugikan.

Bank Indonesia,jelas Rizki menjadikan sosialisasi Kebanksentralan menjadi penting. Karena dengan terbangunnya komunikasi yang lancar, efektif, dan efisien akan membuat transmisi kebijakan Bank Indonesia bisa diterima industri,pelaku usaha dan masyarakat secara cepat dan tepat sasaran, termasuk dalam mengendalikan ekspektasi inflasi.

Ia berharap  pelaku UMKM, wirausaha, pengguna jasa keuangan, lembaga perbankan serta nonperbankan, pelaku bisnis, akademisi, mahasiswa dan masyarakat awam akan semakin memahami fungsi kebansentralan Bank Indonesia termasuk memahami tantangan dan peluang di era ekonomi digital khususnya yang berada di Bali.

Disamping itu, pentingnya menjaga tingkat inflasi rendah dan stabil untuk meningkatkan kepastian bagi dunia usaha, menjaga daya beli masyarakat serta menjaga daya saing antar negara, demi mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera,Ditengah pandemi Covid-19, pemulihan ekonomi Indonesia umumnya dan Bali khususnya terus berlanjut.

“ Pemulihan didorong kinerja investasi, sementara stabilitas makroekonomi tetap terjaga,prediksi ke depan, prospek ekonomi akan membaik ditopang kinerja investasi dan ekspor.Begitu juga akselerasi infrastruktur akan mendorong pertumbuhan ekonomi ke depan, “ jelas Rizki.

Bank Indonesia terus mendorong pengembangan agroindustri, pariwisata, dan kemaritiman,“Bank Indonesia terus mengoptimalkan bauran kebijakan moneter, makropudensial, dan sistem pembayaran untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,” jelasnya.Koordinasi dengan pemerintah,diperkuat untuk pengendalian inflasi dan reformasi struktural  mendorong pertumbuhan ekonomi.     

 Permasalahan ekonomi tidak bisa diselesaikan hanya oleh satu institusi, perlu ada bauran kebijakan yang melibatkan semua stakeholder terkait baik itu di pusat maupun daerah untuk mendorong dan mengembangkan perekonomian.

“ Kita terus meningkatkan literasi dan edukasi terkait fungsi kebanksentralan bagi para pelaku UMKM, wirausaha, pengguna jasa keuangan, lembaga perbankan serta nonperbankan, mahasiswa dan masyarakat awam, dalam mewujudkan kemandirian ekonomi melalui pergerakan sektor strategis ekonomi domestik di Bali,” jelasnya.

Ekonomi Bali Melandai   

Secara umum, jelas Rizki  pemulihan ekonomi Bali menunjukkan perkembangan positif, meskipun polanya masih melandai. Pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan IV 2020 tumbuh -12,21% (yoy), sedikit membaik dibanding triwulan III 2020 yang mencapai -12,32% (yoy). Dari sisi perkembangan harga, Provinsi Bali mengalami deflasi -0,15% (mtm) pada Februari 2021.

Beberapa komoditas  di Bali mengalami kenaikan harga diantaranya Cabe Rawit meroket Rp 120/kg, cabai merah, daging babi, sawi hijau dan bayam.Disisi lain  ada komoditas  mengalami penurunan harga,“Dalam jangka pendek, empat komoditas yang perlu diantisipasi menjelang Hari Raya Nyepi ialah telur ayam ras, bawang merah, cabai merah dan cabai rawit, hal biasa jelang  perayaan Nyepi berlangsung  triwulan I yakni pasokan masih belum optimal akibat curah hujan yang tinggi, serta peningkatan permintaan menjelang hari raya, “  jelas Rizki. ( Smn )

katabali

Kami merupakan situs portal online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *