Covid -19 Beri Pelajaran Bali Harus Lakukan Diversifikasi Pertumbuhan Ekonomi
Keterangan Foto : Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho didampingi,Donny H Heatubun dan Rizki Ernadi Wimanda Deputi Kpw BI Provinsi saat OSBIM, Senin,( 21/12) 2020 di Kantor BI Denpasar.
KataBali.com – Denpasar – Meski diyakini perekonomian Bali membaik diakhir tahun 2020 ini, namun dalam jangka panjang, Bank Indonesia mendukung beberapa langkah kebijakan yang dapat dilakukan pemerintah bersinergi dengan berbagai pihak diantaranya Pertama, mendorong sumber pertumbuhan ekonomi baru.Karena Covid-19 mengajarkan bahwa Bali perlu melakukan diversifikasi pertumbuhan ekonomi sehingga tidak hanya tergantung kepada sektor pariwisata. Kedua, mendorong quality tourism.
“ Selain itu Perlunya akselerasi pengembangan pariwisata Bali untuk health tourism, cruise tourism, serta MICE. Ketiga, mendorong pembangunan/ pengembangan infrastruktur baik infrastruktur dasar maupun infrastruktur terkait pariwisata, “ jelas Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho menjelaskan hal itu dalam acara Obrolan Santai BI Bareng Media (OSBIM, Senin,( 21/12) 2020 di Denpasar.
Dalam jangka pendek, jelas Trisno pemulihan perekonomian Bali focus membangkitkan kembali pada sektor pariwisata, “ Ini sangat tergantung dari kedatangan wisatawan ke Bali, yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain ketersediaan vaksin covid-19, level of confidence to travel, kebijakan perlintasan orang baik domestik maupun internasional serta pemulihan ekonomi global, “ tegas Trisno didampingi Deputi Direktur KpwBI Provinsi Bali,Donny H Heatubun dan Rizki Ernadi Wimanda Deputi Kpw BI Provinsi.
Terkait perekonomian Bali terkini, Trisno mengungkapkan,pertumbuhan ekonomi Bali secara tahunan menurun mulai dari -1,17 % di triwulan l, -1 1 % di triwulan II dan -12,2 % di triwulan III tahun 2020. Menurunnya kedatangan wisatawan ke Bali berdampak langsung pada kinerja sektor pariwisata yang selama ini menjadi tulang punggung perekonomian Bali. Pertumbuhan ekonomi Bali terendah di Indonesia.Pada 2020, pertumbuhan sektor pariwisata terkendala adanya covid-1 9. Oleh sebab itu, penangan covid-1 9 menjadi prioritas di tahun 2020 dan di tahun 2021
Mengakhiri tahun 2020,kata Trisno perekonomian Bali diyakini terus membaik.Hal ini didukung meningkatnya konsumsi masyarakat tercermin dari peningkatan indeks penjualan eceran dan indeks keyakinan konsumen di akhir triwulan IV. Hal ini mencerminkan adanya sikap optimisme masyarakat terhadap perekonomian Bali.
Terkait inflasi, Trisno mengatakan,bulan November 2020, Bali mengalami inflasi sebesar 0,81 % (yoy), jauh lebih rendah dibanding inflasi nasional sebesar 1,59% (yoy). Rendahnya tekanan inflasi ini merupakan dampak dari COVID-19 yang menyebabkan permintaan melemah. Tekanan inflasi yang rendah juga tidak terlepas dari penurunan aktivitas ekonomi sebagai konsekuensi dari pembatasan sosial.
Kinerja kredit melambat hingga hanya tumbuh 1,40 0/0 secara tahunan. Penurunan terbesar terjadi pada jenis kredit modal kerja berkaitan dengan terhentinya berbagai lapangan usaha, utamanya LU akmamin. Meskipun demikian, Non Performing Loan masih dalam ambang batas terkendali pada level 2,64%, antara lain sebagai hasil dari program restrukturisasi kredit, yang merupakan salah satu program PEN pemerintah untuk menjaga kesehatan perbankan serta membantu pelaku usaha yang terdampak oleh pembatasan kegiatan untuk mengurangi penyebaran covid-19. ( nn)