Kabar Gembira, Memasuki Tatanan Era Kehidupan Baru Triwulan III Ekonomi Bali Tumbuh 1,66 %
Keterangan Foto, Temu Responden Bank Indonesia, dihadiri pula Wakil Gubernur Bali, Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati, M.Si, Dewa Made Krishna Muku, Kepala OKL Regional 8 Bali Nusra, Giri Tribroto, Kepala BPS Hanif Yahya
KataBali.com – Denpasar – Kabar menggembirakan dari perkembangan akhir akhir ini,perekonomian Bali pada triwulan III 2020 membaik secara qtq seiring dengan implementasi kebijakan“Tatanan Era Kehidupan Baru”. mulai menunjukan bangkitnya perekonomian, ditandai dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan III 2020 sebesar 1,66% (qtq) dari triwulan II 2020.
“ Perbaikan ini seiring dengan meningkatnya mobilitas memasuki Era Tatanan Kehidupan Baru. Meski demikian, secara tahunan pertumbuhan ekonomi Bali belum dapat kembali ke level 2019, sehingga masih mengalami kontraksi sebesar -12,28%(yoy), “ ungkap Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali,Kamis (19/11) dalam acara Temu Responden 2020 “ What’s Next on Bali Business After Covid-19 di Nusa Dua
Pulihnya pertumbuhan ekonomi Bali secara triwulanan didorong meningkatnya kinerja konsumsi dan investasi.Perbaikan dari sisi sektoral, terutama didorong adanya pembukaan pariwisata domestik, peningkatan panen padi sektor pertanian dan berlanjutnya proyek swasta dan Pemerintah yang sempat terhenti di triwulan II 2020.
Kinerja ekspor barang pada triwulan III 2020 juga menunjukkan perbaikan dibandingkan dengan triwulan II – 2020 meski masih lebih rendah dari kondisi tahun 2019. Komoditas ikan dan udang menjadi penopang ekspor Bali di tahun 2020. Sedangkan kinerja ekspor pakaian jadi dan perabotan masih tertahan.
Namun demikian, kinerja ekspor Jasa di tahun 2019 memiliki pangsa 90% terhadap kinerja ekspor luar negeri Bali masih belum menunjukkan perbaikan sejalan dengan masih ditutupnya border ( penerbangan Internasional )akibatnya jumlah kunjungan wisman di Bali mendekati 0. Sementara itu, kinerja pariwisata domestik mulai menunjukkan perbaikan terlihat dari mulai meningkatnya jumlah kedatangan domestik.
Trisno menyebutkan,beberapa waktu kedepan,pariwisata diperkirakan masih akan didominasi wisatawan domestic.Hal ini didukung adanya penelitian tingginya potensi bisa dihasilkan melalui pariwisata domestic.UNWTO menyatakan hal serupa pendapatan lebih tinggi dari pariwisata internasional. “ OECD malah lebih optimis pendapatan pariwsata domestic mencapai 75% dari total belanja pariwisata. Begitu juga dengan European Union menyatakan total pengeluaran pariwisata domestic dapat 1,8 kali lebih besar dari pariwisata internasional. Oleh sebab itu beberapa negara menerapkan kebijakan dalam mendorong pariwisata domestic, “ papar Trisno.
Perkembangan mobilitas masyarakat di Bali juga mulai menunjukkan angin segar dengan diterapkannya Tatanan Kehidupan Baru sejak Juni 2020. Namun demikian, mobilitas tersebut masih belum pulih ke level normalnya dan sedikit lebih rendah dari kondisi Indonesia.Mobilitas masyarakat ke beberapa area seperti untuk residential, area kerja dan transit masih terbatas namun saat ini terjadi peningkatan mobilitas menuju area taman/park.
Bali Enam Kali Deflasi
Kinerja perekonomian Bali diikuti penurunan harga atau deflasi. Sepanjang tahun 2020, tercatat Bali mengalami 6 (enam) kali deflasi sehingga perkembangan harga tahun kalender sampai dengan bulan Oktober 2020 tercatat deflasi -0,27% (ytd). Secara tahunan, inflasi Bali tercatat sebesar 0,62% (yoy), jauh lebih rendah dibandingkan dengan inflasi nasional sebesar 1,44% (yoy).Pencapaian inflasi di bawah kisaran target inflasi tahun 2020 sebesar 3±1%(yoy).
Menurunnya kinerja perekonomian Bali juga diikuti melambatnya kinerja perbankan.Menurunnya pendapatan baik individu maupun dunia usaha berdampak menurunnya penghimpunan DPK di Bali.Bulan September 2020, pertumbuhan DPK terkontraksi -3,48% disebabkan menurunnya penghimpunan dana baik oleh pemerintah,korporasi maupun perseorangan. Sementara itu, penyaluran kredit tumbuh melambat yakni tahun 2019 mampu tumbu 6,59% menjadi 1,48% di bulan September 2020.Penurunan bersumber dari menurunnya kredit investasi.Kalitas penyaluran kredit di Provinsi Bali tetap terjaga dengan NPL sebesar 2,70% bulan September 2020.
Melihat kondisi dan perekonomian baik di level global, nasional maupun Bali tentu didukung data dan informasi yang memadai. Oleh sebab itu, penyelenggaraan survei menjadi salah satu kunci gambaran situasi dan kondisi terkini serta perkiraan ke depan. Untuk itu secara berkala, BI melaksanakan survey ke beberapa kategori responden yakni masyarakat, pengusaha sektor utama di provinsi Bali, properti, perdagangan ritel, pedagang pasar atau supermarket modern di Bali.
Dalam mendukung percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional, Bank Indonesia melanjutkan komitmen pendanaan APBN Taun 2020 melalui pembelian SBN dari pasar perdana sesuai dengan UU No 2 Tahun 2020 dengan tetap menjaga stabilitas ekonomi.Sinergi ini, pemerintah focus pada upaya akselerasi realisasi APBN untuk mendorong perekonomian nasional.
Hasil keputusan Rapat Dewan Gubernur 12 – 13 Oktober 2020 menetapkan BI 7 Days Reverse Repo Rate tetap 4%. Keputusan ini mempertimbangkan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, di tengah inflasi yang diprakirakan tetap rendah. Bank Indonesia menekankan pada jalur kuantitas melalui penyediaan likuiditas, termasuk dukungan Bank Indonesia kepada pemerintah dalam mempercepat realisasi APBN tahun 2020 guna mendorong pemulihan ekonomi dari dampak pandemic COVID-19.
Tahun 2020, tidak kurang ada 12 survei dilaksanakan di Provinsi Bali total jumlah responden mencapai lebih dari 700 responden.BI berharap kerjasama yang baik terus silaksanakan waktu mendatang termasuk rutin menyelenggarakan kegiatan Temu Responden.
Lima Langkah Pulihkan Ekonomi Bali
Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi di Bali tahun 2020 menurun. diperlukan beberapa upaya menahan penurunan pertumbuhan ekonomi dengan Pertama meneruskan Relaksasi Mobilitas Masyarakat dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan, Kedua memastikan persiapan pembukaan perlintasan luar negeri untuk menjaga pengendalian penyebaran covid 19, ketiga meningkatkan penyerapan belanja Pemerintah Daerah hingga akhir tahun 2020, Empat meningkatkan perhatian pada lapangan usaha potensial* dengan memperhatikan protokol kesehatan, dan Kelima Digitalisasi UMKM dan Mendorong Gerakan Bangga Buatan Indonesia. ( nn )