Strategi Pulihkan Ekonomi Ditengah Pandemi-19, BI Gerakan Digitalisasi Payment, Pemprov Bali Gelontorkan Dana Stimulus ke UMKM
KataBali.Com – Denpasar – Bank Indonesia (BI) bersenergi dengan Pemprov Bali mengambil langkah strategi mengatasi anjloknya perekonomi Bali 7 bulan hingga titik terendah.Selain Pro aktif dalam memberikan solusi untuk pemulihan agar bertahan dan bangkit dari keterpurukan disektor industri pariwisata Bali pada New Normal Covid-19, juga melakukan langkah nyata.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Proivinsi Bali Trisno Nugroho dengan Gubernur Bali Wayan Koster, bersama-sama dengan pelaku pariwisata seperti PHRI,ASITA,dan BHA terus saling berkoordinasi dengan berbagai kalangan baik yang tidak terdampak atau yang terdampang langsung mencara jalan membangkitkan kembali pariwisata Bali yang terpuruk sangat dalam.
Berbagai program yang saat ini sudah berjalan , seperti Bali Great Experience, Bali Movement,We Love Bali,memperlihatkan sedikit tanda tanda ekonomi Bali mulai tumbuh di Triwulan III,” Kami selalu terlibat aktif setiap diskusi pariwisata untuk memberikan pemikiran kepada pemerintah Bali, ” jelas Trisno Nugroho saat Talk Show di Sanur,Jumat (16/10/20).
Dalam situasi yang masih diselimuti Pandemi-19,Bank Indonesia memberikan masukan dan bertindak nyara bagaimana strategi bertahan di masa krisis,bangkit dari keterpurukan dari bencana nasional dan internasional ini.Terutama tentang tata cara hidup normal baru agar dijadikan Lifestly melalui system pembayaran Nirsentuh dengan QRIS,” Sejalan rekomendasiWHO, di masa Pandemi Covid-19,dan memasuki new normal BI terus menggerakan salah satu Digitalisasi penggunaan Digital Payment bersifat Contaclss menjadi sebuah kebutuhan dan suatu keniscayaan, “ kata Trisno.
Bank Indonesia sebagai otoritas sistem pembayaran merespon perkembangan yang terjadi.BI berupaya menjadikan sistem pembayaran efisien dan efektif mengacu dimensi prinsip utama kebijakan sistem pembayaran CeMuMuAH yaitu cepat, mudah, murah, aman dan handal.
“ Berbagai kebijakan telah digulirkan, antara lain, mendorong masyarakat untuk mengoptimalkan penggunaan alat pembayaran non tunai bertansaksi melalui media nirsentuh sepert internet banking, mobile banking, uang elektronik server based, dan pemanfaatan kanal QRIS, “ jelas Trisno.
Untul lebih menggencarkan pemanfaatan QRIS,BI memperpanjang masa berlaku MDR QRIS menjadi 0% untuk merchant kategori Usaha Mikro (UMI) oleh PJSP dari September menjadi akhir Desember 2020. Memastikan higienitas dan ketersediaan uang Rupiah melakukan karantina uang layak edar.
Ia menyebutkan,transaksi menggunaan QRIS meningkat selama masa pandemi. Angka nasional transaksi QRIS tumbuh 35% lebih,mencapai 2,9 juta transaksi sebulan, “ Untuk daerah Bali,hingga 9 Oktober 2020, total merchant QRIS sebanyak 139.538 merchant meningkat hingga 447% sejak awal tahun 2020, didominasi Usaha Kecil dan Mikro (kurang lebih 57%) yang selama ini sangat terbatas aksesnya untuk menggunakan pembayaran non tunai.
Penyelenggaranya pun sudah mencapai 40 penyelenggara baik bank maupun non bank sehingga lebih 4,5 juta masyarakat Bali siap melakukan pembayaran dengan menggunakan QRIS.
Kedepannya, Trisno berharap inisiatif digitalisasi pembayaran dipelopori Korem Wirastya Bali direplikasi juga di lingkungan militer lainnya di wilayah Bali. Kami, Bank Indonesia dan tentunya dukungan dari para Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran siap membantu.
Sementara kampanye penggunaan QRIS juga menyasar pasar,DTW serta atraksi seperti Uluwatu di Monkey Forest,juga melakukan kerja sama dengan TNI untuk penggunaan digitalisasi transaksi ATM,Banking from home serta mendorong “offline to online”jelas Trisno Nugroho.
Selain itu, BI memberikan bansos ribuan paket sembako kepada desa-desa adat seluruh Bali termasuk organisasi wartawan PWI Bali.Juga melakukan gerakan sosalisasi pemenfaatan QRIS kepada 18 destinasi pariwisata dan pasar-pasar tradisional untuk mendukung Bali bangkit yang menerapkan protocol kesehatan.Juga melaksanakan pasar gotong royong di lingkungan BI dengan mendatangkan pengusaha UKM,pertanian, perkebunan (kopi,jeruk,sayur-sayuran) dan produk handycraf binaan BI.
Sementara itu, Pemerintah Provinsi sudah melakukan hal yang paling krusial untuk kebangkitan dan pemulihan ekonomi baik itu program dan stimulus ekonomi dari pemerintah pusat maupun daerah diluncurkan seperti stimulus untuk UMKM,bea siswa SMA/ SMK, mahasiswa termasuk media baik itu media cetak maupun online.
“ Bersinergi dengan BI dan bank lainnya, kami mengggelar pasar gotong royong untuk menyerap hasil hasil pertanian dan perikanan. Demikian disektor industri pariwisata telah disiapkan penerapan protokol kesehatan di objek wisata, hotel dan restaurant untuk menumbuhkan kepercayaan wisatawan akan penerapan protokol kesehatan di Bali,” jelas Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, akrab dipanggil Cok Ace
Program Clean, Health, Safety and Environment ( CHSE), menjadi acuan menuju Bali Era Baru penerapan pembayaran non tunai dengan aplikasi QRIS terus digencarkan sehingga wisatawan akan merasa aman dan nyaman untuk berwisata ke Bali nantinya. Demikian pula halnya dengan pasar domestik yang terus dipacu merupakan peluang pasar yang cukup potensial.
Dari segi pemerintah, Cok Ace yang ditunjuk menjadi Ketua Pemulihan Ekonomi Bali, saat ini Pemerintah sudah menyiapkan sejumlah regulasi pendukung sebagai payung hukum seraya melakukan perbaikan sarana prasarana dengan penambahan dan peningkatan kualitas pelayanan Rumah Sakit, ruang isolasi , kapasitas laboratorium, dan menjajaki kerjasama dengan pelaku industri di luar negeri dan survey trend pariwisata sebagai akibat dari Covid 19.
“ Berbagai upaya dilakukan semua pihak termasuk Bank Indonesia Bali, pelaku industri pariwisata juga masyarakat diharapkan kepercayaan wisatawan mengunjungi Bali kembali bangkit, “ kata Cok Ace.
Refocusing & Tiga Langkah
Disisi lain pemulihan Ekonomi Bali, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Bali,( Kpw Bali ) Riski Ernadi Wimanda,memberikan masukan, Provinsi Bali yang sangat tergantung sektor pariwista berkontribusi sekitar 54%, dari arus kedatangan wisatawan terutama wisatawan manca negara.Sehingga riskan dengan isu global seperti pandemic covid 19, akibatnya sektor pariwisata terpuruk.
Hal ini dibuktikan adanya indikator seperti rendahnya tingkat hunian hotel dari rata rata 65% tahun 2019 menjadi sekitar 3%.Jumlah kedatangan penumpang Bandara Ngurah Rai dari kondisi normal sekitar 22.000 per hari hingga kini hanya 3.000.
Berdasarkan liaison dan survey survey, kondisi pariwisata Bali dan perekonomian Bali umumnya masih jauh dibawah kondisi normalnya,meskipun sudah menunjukkan perbaikan. Survei kegiatan dunia usaha menunjukkan adanya sediikit peningkatan di triwulan III tahun 2020.
Untuk itu,kata Riski Bali harus mengambil langkah strategis, Pertama, tetap harus memperhatikan sektor pariwisata sebagai kontributor terbesar perekonomian Bali,tetapi menerapkan protokol kesehatan yang ketat,“ Bank Indonesia sangat mengapresiasi pemerintah daerah sudah memiliki program kerja mencakup CHSE, “ kata Riski.
Kedua, kita lakukan refocusing sektor pariwisata dari wisata Mass Tourism menjadi Quality Tourism, seperti wisata bahari (snorkeling dan diving), wisata alam, wisata sport atau co working space.
Ketiga,tingkatkan perhatian pada sektor potensial lain, seperti sektor pertanian dengan pemetaan kekhasan kondisi daerah masing masing,sebagai sektor kedua terbesar dan sektor yang memberikan lapangan kerja terbesar di Bali.Sektor pertanian sangat heterogen dan disesuaikan dengan kondisi masing masing daerah.
Misalnya Kabupaten Gianyar,adalah lumbung padi dengan system pertanian SUBAK nya, Kabupaten Klungkung dengan pertanian rumput laut,Kabupaten Buleleng dengan tanaman hortikultura bawang putih, Kabupaten Jembrana dengan kakao dan udangnya,Kabupaten Bangli dengan produksi kopi di perbukitan Kintamani,Keempat, saat yang tepat untuk menerapkan dan memperkenalkan digitalisasi di sektor pertanian dan UMKM, untuk membantu meningkatkan produksi dan pemasaran.
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Angela Tanoesoedibjo mengatakan,di masa pandemi Covid 19 ini, harus lakukan refocusing terhadap kualitas serta target pasar pariwisata, agar kedepan pariwisata lebih berkualitas,” Indonesia memilki potensi pariwisata sangat luar biasa untuk itu kita harus berkerja sama,bersemangat dan saling bahu membahu untuk kemajuan dan kebangkitan kembali pariwisata baik di Bali maupun Indonesia umumnya, “ imbuh Angela. ( Simon SR.. )