BRI Soft Lauching Web Pasar, 2398 Pedagang di 140 Pasar se Bali Digitalisasi Langkah Tepat Terapkan CCHSE

Keterangan foto: Soft Lauching Web Pasar, Kamis ( 24/9 ) dihidiri Gubernur Bali, Kpw BI Provinsi Bali, Ananda Mooy dari OJK Bali Nusra.Pimpinan BRI Denpasar dan pejabat Kab. Tabanan, Pimpinan BRI Denpasar.

KataBali.com – Denpasar – Kepedulian terhadap kesehatan dan pemulihan ekonomi, Pimpinan Bank Indonesia mengapresiasi Bank BRI melakukan soft-launching Web Pasar Kamis ( 24/9 ).Karena BI mendukung perluasan digitalisasi semua aspek kegiatan ekonomi masyarakat termasuk pasar-pasar tradisional.Lauchimg dihadiri Gubernur Bali Wayan Koster.

 “ Perluasan digital ini akan berhasil apabila ada kerjasama, baik antara Bank Penyelenggara, Bank Indonesia, OJK, Pemerintah Daerah Provinsi dan Kota/Kabupaten di Bali, serta masyarakat sebagai pelaku dan pengguna.Ini terbukti dari jumlah pasar yang tergabung saat ini sebanyak 140 pasar seluruh Bali total 2.398 pedagang, “ ungkap Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho.

    Selama pandemi Covid-19,kata Trisno,  pasar sebagai jantung kegiatan ekonomi jual beli di mana keramaian manusia sulit terhindarkan pun terkena imbasnya. Dengan pembatasan sosial yang dilakukan dan meningkatnya urgensi faktor contactless, cleanliness, health, safety and environment sustainablity (CCHSE), masyarakat kini cenderung lebih berhati-hati dan beralih ke segala sesuatu serba digital.

    Kehati-hatian ini tercermin,dari perilaku belanja kebutuhan sehari-hari yang tadinya umumnya belanja secara fisik ke pasar namun ditengah pandemi ini pilihan belanja fisik menjadi berkurang dan cenderung dihindari.Hal tersebut terlihat dari peningkatan transaksi melalui platform e-commerce Juli 2020 tercatat 38% lebih besar dibandingkan sebelum pandemi (posisi Februari 2020),perubahan pola pembelian produk esensial dari offline ke online.

    Dari perubahan pola perilaku tersebut, digitalisasi melalui web pasar ini merupakan salah satu cara terbaik terus mendorong roda ekonomi di sektor perdagangan termasuk pasar-pasar tradisional agar tetap berputar.Konsep besar digitalisasi pasar,meliputi pemanfaatan online platform, penggunaan kurir daring, penggunaan cara pembayaran nontunai, dan penurunan mobilitas dan aktivitas sosial di ruang publik.

     Selain memudahkan proses transaksi dan meningkatkan layanan kepada masyarakat,digitalisasi juga memudahkan pendataan, data transaksi secara otomoatis tercatat dapat dijadikan sebagai acuan data omzet bagi pedagang, sedangkan data harga komoditas kedepan akan sangat bermanfaat bagi Pemerintah Daerah serta Bank Indonesia memonitoring tingkat inflasi.

    Saat ini pasar-pasar di Bali,mulai beradaptasi menyediakan layanan digital di pembeli melakukan belanja di pasar dari rumah, hanya dengan smartphone, salah satunya melalui program web pasar dari Bank BRI ini.

   “ Bank Indonesia sangat mendukung program web pasar Program nasional BRI ini guna memfasilitasi pasar-pasar tradisional untuk eksis secara online dan bertahan dimasa pandemi, di mana seluruh proses bisnisnya mulai dari pemesanan hingga pembayaran dilakukan secara digital melalui pemanfaatan website hingga aplikasi messaging seperti whatsapp.

    Model bisnis web pasar ini, mengintegrasikan layanan logistik, e-commerce dan digital marketing hingga pembayaran digital berbasis QR Code / QRIS.Diharapkan semakin membangkitkan aktivitas pedagang pasar dan UMKM di Bali karena jangkauannya akan semakin luas, membangkitkan perekonomian Bali.

   Program ini sejalan dengan program Pemerintah Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) luncurkan  Bapak Presiden 14 Mei 2020 lalu, ber tujuan lebih banyak UMKM terhubung dengan ekosistem digital dengan target tambahan berupa 2 juta UMKM melakukan transaksi digital. Tentunya ini bisa dicapai jika akseptansi  dan penggunaan digitalisasi tersebut terus didorong di seluruh kalangan masyarakat

   Web pasar ini sekali lagi menunjukkan,kebijakan Bank Indonesia bertajuk QRIS ternyata  salah satu solusi bertransaksi aman dan sehat ditengah pandemi Covid-19. QRIS bersifat contactless serta mampu meminimalisir transaksi tatap muka dan mendukung physical distancing, “ QRIS mudah diterapkan di sektor ekonomi terutama perdagangan retail seperti pasar karena CEMUMUAH (Cepat, Mudah, Murah, Aman dan Handal). Kami meyakini QRIS dan berbagai inovasinya dapat diterapkan oleh seluruh pedagang pasar dan UMKM di Bali, “ jelas Trisno.

     Berdasarkan data, jumlah merchant menyediakan fasilitas pembayaran QRIS di Provinsi Bali hingga 18 September 2020 tercatat sebanyak 132.147 merchant, meningkat hingga 419% dibandingkan dengan awal tahun 2020. Dimana 107% dari jumlah merchant QRIS tersebut terbentuk selama masa pandemi sejak Maret 2020.

   Selain itu untuk semakin membangkitkan roda perekonomian ditengah pandemi ini, Bank Indonesia juga memperpanjang kebijakan Merchant Discount Rate (MDR) QRIS sebesar 0% yang semula berlaku sampai dengan September 2020 menjadi akhir Desember 2020. (nn)

katabali

Kami merupakan situs portal online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *