BPIP Lihat Secara Langsung Nilai-Nilai Gotong Royong di Badung

Keterangan foto: Direktur Pembudayaan BPIP Irene Camelyn saat diskusi bersama dengan Bendesa Adat Kedonganan di Kedonganan, Kecamatan Kuta,  Kabupaten Badung, Rabu (22/7).

KataBali.com – Denpasar – Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) merupakan lembaga yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden yang memiliki tugas membantu Presiden dalam merumuskan arah kebijakan pembinaan ideologi Pancasila, melaksanakan koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian pembinaan ideologi Pancasila secara menyeluruh dan berkelanjutan, dan melaksanakan penyusunan standardisasi pendidikan dan pelatihan, menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan, serta memberikan rekomendasi berdasarkan hasil kajian terhadap kebijakan atau regulasi yang bertentangan dengan Pancasila kepada lembaga tinggi negara, kementerian/lembaga, pemerintahan daerah, organisasi sosial politik, dan komponen masyarakat lainnya. BPIP merupakan revitalisasi dari Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP).

Melalui Direktorat Pembudayaan, BPIP melaksanakan diskusi bersama pembentukan pola pembudayaan gotong royong bersama dengan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Badung di Kedonganan, Kecamatan Kuta,  Kabupaten Badung, Rabu (22/7). Kehadiran Tim dari BPIP disambut hangat oleh Pemerintah Kabupaten Badung yang diwakili oleh Kepala Badan Kesatuan Bangsa Kabupaten Badung serta kelompok usaha gotong royong yang berada di Kedonganan.

Diskusi bersama dilaksanakan di salah satu warung makan gotong royong di pesisir Pantai Kedonganan, dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan, menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan sebelum memasuki tempat diskusi. Peserta diskusi terdiri dari perwakilan unsur pemerintah, masyarakat dan adat dengan menghadirkan narasumber yaitu Direktur Pembudayaan Irene Camelyn, Kepala Badan Kesbangpol Badung I Nyoman Suendi serta budayawan yang merupakan Bendesa Adat Kedonganan I Wayan Mertha.

I Nyoman Suendi dalam diskusi tersebut menyampaikan nilai-nilai gotong royong merupakan milik rakyat dan sudah lama tertanam sejak dahulu di masyarakat Bali khususnya di Kabupaten Badung. “Misalnya di masing-masing desa dan kelurahan kami punya ambulance dan perangkatnya, siapapun yang sakit dan membutuhkan langsung di bawa ke rumah sakit, tanpa bertanya berapa biayanya. Pemerintah juga mendistrubusikan mobil operasional keamanan di desa dan kelurahan yang di laksanakan oleh Pecalang sehingga tingkat kriminalitas sangat rendah di Kabupaten Badung. Dari sektor pendidikan, Pemkab Badung juga memfasilitasi sarana dan prasarana seperti pemberian laptop dan membangun jaringan internetnya,” terang Suendi seraya menyampaikan suatu kehormatan BPIP datang melihat secara langsung nilai-nilai gotong royong di Badung”

Sedangkan Bendesa Adat Kedonganan I Wayan Mertha menerangkan keberhasilan pihaknya memotivasi kelompok masyarakat di pesisir Kedonganan untuk membangun perekonomian secara mandiri. Sistem ekonomi yang diterapkan pelaku ekonomi mikro di pesisir Kedonganan adalah sistem kolegial atau secara gotong royong sehingga hasilnya ekonomi mikro yang dijalankan oleh kelompok usaha di pesisir tumbuh dan maju.

Lebih lanjut dikatakan musibah Covid-19 yang melanda dunia termasuk wilayah Badung mengakibatkan sektor wisata menjadi lesu, akibatnya sumber pendapatan masyarakat pesisir juga mengalami penurunan namun pihaknya dan usaha mikro di pesisir tidak menyerah dengan keadaan. Dengan semangat gotong royong tetap eksis dan bangkit sehingga kegiatan ekonomi di pesisir Kedonganan tetap tumbuh.

“Indonesia ini sangat kaya, hanya kita kurang bersyukur, kita selalu mengedepankan pertengkaran dan perbedaan sehingga kita tidak pernah maju. Kita boleh berbeda tapi harus harmonis, contohnya gamelan jika seluruh perbedaan bunyi masing -masing alat musik dibunyikan secara harmonis menghasilkan irama yang indah. Kita boleh berbeda tapi harus tetap harmonis,” tegasnya.

Diskusi terpumpun dilaksanakan di salah satu kedai gotong royong di pesisir pantai Kedonganan Kabupaten Badung, dengan memperhatikan protokol kesehatan, menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan sebelum memasuki tempat diskusi. Peserta diskusi terdiri dari perwakilan unsur pemerintah, masyarakat dan adat.

Sementara itu Direktur Pembudayaan BPIP Irene Camelyn menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Pemerintah Kabupaten Badung dan Bendesa Adat yang menjadi narasumber pada diskusi bersama.

“Kami disini datang belajar, bagaimana peran antara masyarakat dan negaranya, dimana ada kepercayaan, dimana ada saling mengisi, dimana ada saling bekerjasama dan gotong royong, bahwa pembangunan semesta berencana telah dilakukan di Kabupaten Badung yaitu pola pembangunan yang sudah mengadaptasi dari pola gotong royong, saling subsidi silang antara satu dan yang lain,” pungkas Irene Camelyn. hb

katabali

Kami merupakan situs portal online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *