Peduli Pandemi Covid-19, Kagama Bali Gandeng Industri Lokal Bantu Atasi Kelangkaan APD
KataBali.com – Denpasar, Mengantisipasi kelangkaan alat pelindung diri (APD) bagi para tenaga medis yang menangani pasien COVID-19 di Bali, Pengurus Daerah (Pengda) Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) Bali menggandeng industri garmen lokal untuk memproduksi APD secara mandiri.
“Ini bagian dari pengabdian kami, apalagi jumlah APD saat ini masih sangat terbatas dan pasokan dari pusat juga belum mencukupi,” kata Ketua Pengda Kagama Bali I Gusti Ngurah Agung Diatmika, Sabtu (4/4).
Diatmika menjelaskan, selain bertujuan untuk memberikan bantuan kepada tenaga medis, produksi APD secara mandiri di Bali disebutnya sebagai upaya menolong ekonomi masyarakat yang kian hari kian lesu akibat wabah COVID-19. “Saat ini banyak sekali para karyawan di Bali yang sudah dirumahkan, dengan kita memproduksi secara mandiri seperti ini kan membuat kita juga bisa membantu para penjahit lokal,” jelasnya.
Diatmika juga menyampaikan, jumlah APD yang nanti akan disalurkan ke beberapa rumah sakit yang ada di Bali, untuk tahap pertama yakni 900 APD yang terdiri dari tiga jenis, seperti jenis Over All dan Kimono untuk perawat, sedangkan jenis APD Kemeja yang untuk residen. “Pembuatannya juga sudah sesuai standar, kami dapat contohnya dari Jakarta. Termasuk juga bahan, pola, SOP, semuanya sudah ada dan sudah menyesuaikan dengan protokol yang ada,” jelas Diatmika.
Sementara itu, PT Gino Valentino Bali yang di gandeng oleh Kagama Bali sudah mulai memproses pembuatan APD. Hingga hari ini, Sabtu (4/4) tercatat sudah ada 150 lebih APD yang telah jadi.
“Kita akan terus kerjakan seluruh bahan yang sudah diberikan oleh Kagama Bali, agar dalam waktu dekat ini 900 APD itu bisa segera kami selesaikan,” ujar Gino Valentino, direktur PT Gino Valentino Bali.
Gino bahkan menjelaskan, sejatinya seluruh karyawannya sudah ia liburkan sejak wabah virus corona masuk ke Indonesia. Namun, ketika ada permintaan untuk memproduksi APD dari Kagama Bali, pihaknya langsung menyetujui untuk mengambil kerjasama itu. Tujuannya tentu ingin terlibat membantu tenaga medis yang bekerja siang malam. “Kalau perusahaan sama sekali tidak mengambil untuk dalam proses pembuatan ini, semua dana yang masuk murni hanya untuk para pekerja (panjahit) ini yang sudah mau meluangkan waktunya,” ujar Gino.
Untuk kapasitas produksi, Gino mengaku masih menyesuaikan dengan jumlah para karyawan yang ia pekerjakan saat ini. Mengindari kerumunan, ia hanya mempekerjakan 10 orang dari sekitar 40 pegawai yang ada di usahanya. “Saat ini proses bahannya kan belum selesai dipotong semuanya, tapi nanti kalau semuanya sudah dipotong kita tentu akan panggil seluruh pekerja yang ada. Intinya akan kita atur agar tidak terjadi kerumunan,” kata Gino.
Gino juga menyampaikan, akan selalu memperhatikan aturan-aturan yang berlaku dalam proses pembuatan APD. “Termasuk proses packing barangnya tentu akan kita perhatikan. Karena ini menyangkut keberhasihan tentunya,” tutur Gino. *