Prihatin Gigi Berlubang, Program BKGN ke 10, Brand Pepsodent Mulai Gerakan Indonesia Tersenyum

KataBali.com – Denpasar,Kerusakan Gigi atau Gigi berlubang yang mengakibatkan rasa sakit. Jika hal itu diabaikan dan dianggap sebelah mata, akan berdampak buruk bagi  kondisi kesehatan seseorang terutama menjadi sumber dari beberapa penyakit, diantaranya Diabet,Jantung,dan ginjal juga mempengaruhi pertumbuhan janin yang dikandung Ibu, serta mempengaruhi kecerdasan anak anak di masa sekolah.   

Hal itu diungkapkan Direktur Rumah Sakit Gigi & Mulut.( RSGM ) Saraswati, Denpasar, Dr,drg. Harris Nasution,M.Kes.,Sp.RKG ( K), disela Indonesia Tersenyum,saat Pembukaan Bulan Kesehatan  Gigi  Nasional ( BKGN ) Ke 10,  bekerjasama dengan PT. Unilever Indonesia Tbk, melalui brand Pepsodent,berkalobarasi dengan Persatuan Dokter Gigi Indonesia ( PDGI ), dan Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (AFDOKGI),melakukan gerakan “ Indonesia Tersenyum “ berlangsung selama  3 hari dari Senin – Rabu ( 7-9/10 ) di Universitas Mahasaraswati, Denpasar.

Melibatkan puluhan  dokter spesialis gigi dan mulut berpengalaman di RSGM dan mahasiswa FKG Unmas Denpasar yang sigap melayani sekitar 3000 orang terdiri dari anak SD, SMP dan SMA serta warga Bali, memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut, edukasi menyikat gigi pada waktu yang tepat, serta anjuran untuk membiasakan berkunjung ke dokter gigi setidaknya enam bulan sekali.

  Dr.drg. Dewa Made Wedagama, Sp. KG, Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati Denpasar (FKG Unmas), mengatakan, selama sembilan tahun BGKN telah memberi manfaat kepada 250.000 masyarakat Indonesia umumnya.Berkat kolaborasi Pepsodent dengan lebih dari 100 PDGI Cabang dan 23 Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) di seluruh Indonesia, 14.250 dokter gigi dan mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi juga ikut terlibat di sepanjang pelaksanaan BKGN.

“Kebiasaan masyarakat Indonesia, dalam merawat kesehatan gigi dan mulut merupakan tanggung jawab bersama yang masih perlu dibenahi. Khusus di wilayah Bali, Riskesdas 2018 menunjukkan baru 5,3% masyarakat menyikat gigi pada waktu yang tepat yaitu dua kali sehari  setelah sarapan dan sebelum tidur, “ jelas Dewa Made Wedagama. Selain itu, ternyata permasalahan gigi dan mulut masyarakat Bali sedikit lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional, yaitu sebesar 58,4% – salah satunya disebabkan karena sebanyak 95,7% masyarakat Bali tidak pernah berkunjung ke tenaga medis gigi. Dengan demikian BKGN 2019 Bali menjadi momen tepat bagi masyarakat untuk memulai kebiasaan baik merawat kesehatan gigi dan mulut.

Awas Jangan Sepelekan Sakit Gigi

Didampingi   Drg. Ratu Mirah Afifah, GCClinDent., MDSc., Division Head for Health & Wellbeing and Professional Institutions Unilever Indonesia Foundation, dan Dr. drg. Dewa Made Wedagama, Sp. KG, Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati Denpasar (FKG Unmas), serta drg. Ni Made Ardani, M.AP., drg. Harris Nasution, menegaskan, berdasarkan pengalaman dan penelitiannya selama ini, kerusakan gigi berlubang, menjadi sumber penyakit dan sangat mempengaruhi pertumbuhan janin bayi yang dikandung.

“ Jika seseorang tidak terlalu peduli dengan kesehatan gigi dan rongga mulut,karena tidak merawat dan memeriksakan gigi, maka tidak mustahil penyakin lain muncul, akibat bakteri dan kuman yang bersarang disela gigi yang membentuk karang dan lubang, “ ungkapnya. Di Gigi yang berlubang, sisa berbagai jenis makanan,yang dikunyah, tentu akan terfementasi menjadi kuman atau bakteri, jadi harus  rajin menyikat gigi sesuai aturan minimal 2 kali sehari,malam sebelum tidur dan setelah sarapan, juga rutin periksa gigi 6 bulan sekali.

Seorang calon ibu yang ingin hamil, sebaiknya periksakan kesehatan gigi ke Pusat Layanan Kesehatan,” Gigi dan mulut, serta tubuh yang sehat, bagi Ibu hamil harus dijaga serius. Terutama Gigi, karena jika Ibu hamil sakit Gigi, maka akan mempengaruhi secara psikologi, ia gelisah, kurang tidur dan asupan gizi lewat makanan pun, tentu tidak lancar. Sehingga mempengaruhi pertumbuhan calon bayi, “ Berat badan ibu menurun, dan pertumbuhan calon bayi pun ikut menurun, “ jelas Harris Nasution.

“  Saya himbau, dan harapkan, agar  siapa saja, dari anak anak, remaja dan dewasa jangan abaikan kesehatan gigi dan mulut, sikat Gigi minimal 2 kali sehari, yakni malam sebelum tidur, dan setelah sarapan, juga setelah makan  siang berkumur kumur, untuk melepaskan sisa sisa makanan, “ imbuh Harris Nasution.

Ni Made Ardani “ Pahlawan Senyum “

Sementara itu, drg. Ni Made Ardani,M.AP., seorang dokter gigi di Puskesmas II Denpasar Barat yang aktif mengembangkan berbagai program untuk meningkatkan status kualitas hidup masyarakat dengan rutin memantau kesehatan gigi dan mulut mereka, mulai usia balita hingga lanjut usia.Ia mengatakan, bagi anak  Balita, anak SD , Remaja dampaknya walau tidak langsung terasa pada kecerdasan.Namun kerusakan gigi juga akan berpengaruh terhadap kelancaran aktifitas mereka mengembangkan diri dan bersosialisasi.

 “ Rasa sakit saat gigi meradang, karena berlubang, selain sakit juga aroma bau mulut, tentu menghambat aktifitas belajar dan keseharian mereka, padahal disaat saat seperti itu, pertumbuhan mereka harus prima.Maka dibutuhkan edukasi dari keluarga dan lingkungan,seperti sekolah untuk mengajarkan bagaimana merawat gigi terutama menyikat gigi, “ ungkap drg. Andani, yang  terpilih sebagai pemenang pertama Tenaga Kesehatan Teladan (Nakes) Provinsi Bali 2019.

 Kepada media, ia mengatakan, selama dua tahun terakhir, menjalankan program TAS GILUT (Duta Kesehatan Gigi dan Mulut) Ia mendampingi  22 Sekolah Dasar.Diprogram ini, dipilih dua orang siswa/siswi berprestasi kelas 3-5 SD di tiap kelas sebagai duta yang bertanggung jawab memberikan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut di masing-masing kelas dan juga lingkungan sekitar mereka.

“ Hingga kini program berjalan lancar dan mendapatkan respon positif dari seluruh pihak, baik dari pihak sekolah, orang tua hingga para murid, karena program ini bantu mereka semakin memahami pentingnya merawat kesehatan gigi dan mulut,” ujar drg. Andani.

   Dalam program yang dijalankan drg. Andani, Pepsodent memberikan aprisiasi, sebagai ‘ Pahlawan Senyum “  Karena berbagai tagline dari program yang dilaksanakan seperti  Gardu Yang Gita ( Gerakan Terpadu Sayangi Gigi Balita ), TAS GILUT ( Duta Kesehatan Gigi dan Mulut ), CECE DEFI ( Pencegahan Karies Dengan Fissure Sealant ), KELOM DOGICIL  ( Kelompok Dokter Gigi Kecil ), AYU MILA SEKSI ( Kegiatan Ayo Bumil Kita Sikat Gigi ),dan GARDU LASSEGAR ( Gerakan Terpadu Lansia Senyum Sehat Segar ) disambut positif warga Denpasar.

Drg. Ratu Mirah Afifah, GCClinDent., MDSc., Division Head for Health & Wellbeing and Professional Institutions Unilever Indonesia Foundation menuturkan, “Gigi berlubang masih menjadi masalah besar di Indonesia, buktinya hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan bahwa 88,8% masyarakat Indonesia memiliki masalah gigi berlubang, bahkan permasalahan ini juga dialami oleh 92,6% anak Indonesia berumur 5 tahun.

Hal ini tentunya sangat memprihatinkan, mengingat kondisi gigi susu sangat memengaruhi kondisi dan struktur gigi permanen di masa mendatang.” Melihat masih dibutuhkannya edukasi berkelanjutan bagi masyarakat Indonesia untuk merawat kesehatan gigi dan mulut secara konsisten, di BKGN tahun ini Pepsodent memulai gerakan ‘Indonesia Tersenyum’ untuk membebaskan senyum keluarga Indonesia dari gigi berlubang. Dalam gerakan ini, tentunya kami merangkul kontribusi dari seluruh masyarakat Indonesia,”  tandas  drg Mirah.

“Dalam mendukung gerakan ‘Indonesia Tersenyum’, dilaksanakan melalui BKGN 2019, Pepsodent percaya bahwa setiap orang dapat menjadi ‘Pahlawan Senyum’ dengan caranya masing-masing. Mulai dari tenaga medis gigi, mahasiswa Fakultas Kedokteran gigi, orang tua, guru di sekolah, bahkan anak-anak memiliki peran penting untuk melindungi senyum keluarga Indonesia, kapanpun dan dimanapun.

Kegiatan ini, juga berlanjut  di 24 Fakultas Kedokteran Gigi dan 40 cabang PDGI di berbagai wilayah Indonesia hingga Desember mendatang, BKGN 2019 memiliki target menjangkau 64.000 orang, “ Kami ajak masyarakat Bali, khususnya di kota Denpasar dan sekitarnya untuk berpartisipasi sehingga kita dapat bersama-sama membuat ‘Indonesia Tersenyum’ dengan lebih sehat,” tutup drg. Mirah.( Nn )

katabali

Kami merupakan situs portal online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *