Kahmi Babel: The Real New Kahmi

Oleh: Satera Sudaryoso (Direktur Kahmi Institute Babel)

KataBali.com – Usai pagelaran akbar perayaan Milad KAHMI ke- 53 di Pangkalpinang beberapa pekan lalu, ada beberapa catatan penting yang hendak dimunculkan supaya dapat memberi kesan positif demi terpeliharanya spirit itu, sekaligus mendorong semua kalangan untuk dapat semakin berperan aktif dalam rangka menghadirkan karya nyata untuk Negeri. Catatan ini, tentu saja muatannya bersifat subjektif, tetapi di luar itu, pesan kebajikan di dalamnya perlu disampaikan, agar banyak pihak dapat mengakses spirit baru dalam ber-KAHMI dan berorganisasi.  Spirit ini pun perlu mendapat apresiasi supaya kiprah berjama’ah ini dapat mendorong kita bersama untuk berkarya semampu yang bisa diberi.

Milad KAHMI Penuh Makna

          Secara umum, perayaan hari jadi biasanya diselenggarakan secara formal, namun kering akan makna. Tak jarang, sejumlah dana yang sangat besar sering digelontorkan hanya untuk mendapat stigma ‘meriah, megah, dan  cetar’. Berlainan halnya dengan Milad KAHMI ke-53 kali ini. Kemeriahan dan kemegahannya, justru bertumpu pada nilai-nilai fundamental yang diusungnya, yaitu pengabdian berjama’ah.

          Tidak berlebihan bila dinyatakan bahwa, perayaan Milad ini memberi kesan dan arti tersendiri bukan saja kepada para alumni, tetapi mencakup para kader dan umat itu sendiri. Ini terlihat dari rangkaian kegiatan Milad yang diselenggarakan, mulai dari kegiatan sunat masal dan donor darah di Riau Silip, donasi para guru ngaji tempat terpencil, visitasi Kahmipreneur kebun kelompok tani binaan, peletakkan batu pertama Graha Insan Cita (GIC) Babel, dan lounching membercard Kahmipreneur, gerakan sadar zakat, infaq, dan sedekah Lazizkahmi, dan bedah buku “Bangka Belitung dalam Sorotan” Kahmi Institute Bangka Belitung. Keseluruhan rangkaian kegiatan ini, bertumpu pada satu poin kunci, pengabdian untuk Negeri secara berjama’ah.

          Tak bisa dinampik bahwa, bidang pengabdian para alumni lebih terkonsentrasi dalam tiga aspek dominan, yaitu akademik, birokrasi, dan politik. Kamrussamad secara lugas menyebut dalam The New KAHMI, bahwa tujuh dari sepuluh orang yang disurveinya mengakui HMI dan KAHMI adalah organisasi yang sangat kental dengan politik. Bahkan, label sebagai aktivis dan broker politik pun sering disematkan kepada sebagian alumni.

          Pagelaran rangkaian Milad 53 KAHMI Babel di atas, menyuguhkan nuansa dan spirit baru sebagaimana disuarakan Kamrussamad. Tiga bidang pengabdian selama ini harus diimprovisasi pada bidang-bidang baru. Reorientasi dan reparadigm (perubahan orientasi/paradigma) mesti dipekikkan. Spirit inilah yang hendak disuarakan oleh KAHMI Babel dari serangkaian kegiatan Milad yang diselenggarakan beberapa waktu yang lalu.

          Slogan besar Kamrussamad―dari orientasi politik menjadi orientasi ekonomi―begitu jelas terlihat. Lounching member-card dan visitasi Kahmipreneur ke kebun petani binaan, merupakan wujud pengabdian ril dalam membangun networking dan meningkatkan perekonomian masyarakat. Begitu pula inisiasi gerakan sadar zakat, infak dan sedekah LazizKahmi Babel. Pemberdayaan ekonomi dhuafa menjadi lokus utama kiprah pengabdian di luar orientasi politik yang ada. Terlepas dari masih adanya kepentingan lain di luar yang disebutkan tersebut, spirit dan nuansa Milad 53 ini memiliki signifikansinya yang luar biasa untuk mendorong percepatan langkah pengabdian konkrit dalam banyak aspek pengabdian. Milad Kahmi ini terasa berbeda dan penuh makna. 

KAHMI Institute: Spirit Berjama’ah

          Resonansi Milad Kahmi 53 Babel menjadi semakin memukau dengan adanya kegiatan lounching dan bedah buku karya KAHMI Institute Babel. Tanpa ini, rangkaian kegiatan Milad tersebut menjadi hambar. Karenanya, kehadiran karya kolektif ini, menjadi suatu persembahan ‘apik’ yang turut memberi makna kukuhnya eksistensi organisasi dan alumni di Bangka Belitung.

          Semenjak kali pertama diresmikan pada 17 Maret 2019, sebagai lembaga otonom, KAHMI Institute Babel hendak memberi arti tersendiri dalam rangka penguatan nilai-nilai intelektual, kompetensi, dan ideologi. Percepatan penguatan aspek ini dituangkan dalam beberapa agenda utamanya, yaitu: kajian, upgreading kompetensi, dan publikasi ilmiah.

Karya kolektif “Bangka Belitung dalam Sorotan”, merupakan perwujudan dari sumbangsih para alumni agar dapat berperan aktif membangun daerah melalui publikasi pelbagai karya ilmiah. Sebagai lembaga otonom yang menggawangi aspek pemikiran, KAHMI Institute menghimpun suguhan pemikiran, ide, dan gagasan para alumni agar resonansi yang disuarakan dapat diabadikan, diaskes, dan didengar dalam wujud karya ilmiah yang diterbitkan. Satu hal penting hadirnya karya ini adalah titik tumpunya dalam hal kontribusi dan keterlibatan secara berjama’ah. Di poin ini, karya ini menjadi penting.

Paralel dengan itu, louncing dan bedah buku “Bangka Belitung dalam Sorotan” yang melibatkan banyak tokoh besar, baik lokal maupun nasional, semakin menambah penting perayaan Milad KAHMI Babel kali ini. Tokoh-tokoh lokal sekaliber H. Maulan Aklil, S.Ip., M.Si. (Walikota Pangkalpinang), Dr. Zayadi Hamzah, MA. (ketua MUI Babel), Ust. Fadillah Sabri, ST., M. Eng. (Sekwil Muhmmadiyah Babel),  Dr. Iskandar, M. Hum. (akademisi IAIN SAS Babel), Darma Sutomo, SH., MH. (pengacara senior Babel), hingga Prof. Saifuddin al-Mughniy (penulis dan akademisi nasional), dan Dr. Ir. Akbar Tanjung (pembesar dan politisi senior nasional), turut ambil bagian secara berjama’ah dalam mengapresiasi hadirnya karya perdana KAHMI Institute Babel.

Tuturan penting dari dua tokoh nasional tersebut menjadi menarik disimak. Bahwa “Kegenitan intelektual harus sering dipenuhi” (Saifuddin al-Mughniy) dan “Suguhan ide/gagasan konstruktif dari alumni untuk Babel merupakan sumbangsih ril bagi pembangunan Negara secara nasioanal” (Akbar Tanjung). Bahkan, lanjut Akbar Tanjung, karya kolektif KAHMI Babel ini, bukan tak mungkin menjadi inisiator yang dapat memotivasi KAHMI wilayah lainnya untuk dapat berkontribusi secara berjama’ah dalam membangun Negara. Petuah ini, disampaikannya secara resmi dalam rangkaian Milad KAHMI 53 di Pangkalpinang.

Oleh sebab itu, spirit membangun negeri dalam bingkai jama’ah ini mesti sering diimplementasikan. Bahwa karya ril alumni secara individu sudah tidak diragukan lagi kiprahnya, tetapi karya besar berjama’ah harus menjadi prioritas kita bersama. Ini sejalan dengan jargon “Yakin usaha sampai”, dimana salah satu prinsip pentingnya adalah kerja berjama’ah. Semoga. [opn]  

katabali

Kami merupakan situs portal online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *