Perkuat Produk Lokal, Putri Koster Buat Pendampingan Produsen Agar Bersaing di Pasar Global
KataBali.com – Denpasar – Ketua Dekranasda Provinsi Bali Ny Putri Suastini Koster gencar mempertemukan pihak produsen dengan konsumen (retail) agar terjadi kerja sama bisnis yang dapat dijalin oleh kedua belah pihak. Langkah ini dilakukan dalam rangka memperkuat produk lokal Bali, supaya bisa bersaing di pasar global.
Hal ini terlihat pada acara temu bisnis yang diselenggarakan oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Bali bekerja sama dengan Dekranasda Provinsi Bali. Acara yang digelar bertajuk ‘Temu Bisnis Produk Industri Tahun 2019’, dan diselenggarakan di Balai Diklat Industri, Denpasar pada Kamis (19/19).
Pada kesempatan ini, Ny Putri Koster menyampaikan bahwa sesuai dengan visi dan misi Gubernur Bali Wayan Koster, Dewan Kerajinan Daerah bersama Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Bali melakukan pendampingan kerajinan industri, mulai dari hulu sampai hilir.
Pendampingan dimaksudkan untuk mendorong kaum industri agar mampu menghasilkan produk yang inovatif, sehingga pasar dapat mengapresiasi dalam rangka menjabarkan visi misi gubernur, yakni membuat branding Bali sesuai dengan keunggulan daerah masing-masing dengan tujuan ekspor.
Untuk itu, diharapkan kegiatan temu bisnis ini dapat menjadi wadah bagi para produsen untuk memperkenalkan produknya lebih dalam kepada para konsumen. Dan sebaliknya para konsumen juga bisa lebih mengenal produk dari produsen dan selanjutnya dapat dilakukan kerja sama bisnis yang sama-sama saling menguntungkan.
“Saya harap pertemuan ini bisa sebagai wadah atau ajang saling mengenal antara konsumen dan produsen dan selanjutnya bisa saling melakukan kerja sama,” ujarnya.
Di samping itu, Ny Putri Koster juga mengingatkan kepada para perajin agar terus melakukan inovasi terhadap produk-produk yang diciptakan, namun dengan tetap berlandaskan pada pelestarian kebudayaan yang ada.
“Saya minta kepada para perajin agar terus melakukan inovasi sehingga produk dapat diterima di pasaran, namun tetap berdasarkan pada pelestarian. Jangan pernah menghilangkan warisan budaya leluhur yang terkandung dalam nilai seni suatu produk. Karena jika itu sudah hilang, maka kita tidak memiliki identitas lagi,” katanya.
Pertemuan yang berlangsung selama sehari tersebut, menghadirkan 60 produsen dari berbagai kalangan di antaranya produsen kain endek, songket, produsen makanan bali, serta lainnya. Sedangkan konsumen atau retail yang turut hadir dalam kesempatan tersebut sebanyak 40 perusahan, seperti Krisna Oleh-Oleh, Sarinah Jakarta, Aprindo serta lainnya. Pertemuan tersebut menghasil 40 MoU antarprodusen dan konsumen. hb