SANUR VILLAGE FESTIVAL 2019 Merujuk Kearifan Alam & Ramah Lingkungan
KataBali.com – Denpasar Panitia Sanur Village Festival Ke-14 mulai mempersiapkan lahan di kawasan Pantai Matahari Terbit untuk menjadi lokasi utama acara yang akan digelar 21-25 Agustus 2019 mendatang. Ketua Umum Sanur Village Festival Ida Bagus Gede Sidharta Putra mengatakan festival yang tahun ini mengusung tema ‘Dharmaning Gesing’ atau memuliakan bambu bagi kehidupan bakal memberikan kejutan kepada pengunjung. “Desain panggung dirancang oleh para seniman dengan konsep yang mengacu pada tema dan identitas Sanur sebagai ikon utama festival,” katanya, Kamis (18/7/2019). Ida Bagus Sidharta akrab disapa Gusde panggung utama yang sebelumnya hanya satu buah, kali ini akan dirancang menjadi dua buah. Keberadaan dua panggung utama ini untuk menjaga kelancaran program hiburan yang menyuguhkan sajian seni, budaya, dan musik. Sanur Village Festival 2019 yang masuk 10 acara kalender kegiatan nasional Kementeria Pariwisata itu akan menyuguhkan desain yang dikemas dengan identitas serta unsur bambu yang unik, estetik, dan menyiratkan kemegahan. Terkait dengan upaya mengedepankan festival ramah lingkungan sesuai tema ‘Dharmaning Gesing’, Gusde minta rekanan pengisi stan food bazaar maupun kegiatan pendukung acara ini untuk bersama-sama meminimalisasi penggunaan kemasan plastic, “Upaya ini juga untuk mendukung program pemerintah dan menegakkan Perda Gubernur Bali dan Peraturan Wali Kota Denpasar terkait pengurangan penggunaan plastik,” katanya. Ia berharap melalui festival berlabel ramah lingkungan (ecofriendly) baik pelaku festival maupun pengunjung t terlibat langsung menanggulangi sampah plastik. Langkah ini,menjadi bagian edukasi masyarakat terhadap program lingkungan hidup yang juga menjadi salah satu program unggulan SVF. Semangat festival ramah lingkungan sejatinya diilhami dari tema-tema SVF terdahulu, secara berkelanjutan untuk berbuat yang terbaik bagi bumi ini. Ia menjelaskan tema SVF 2019 “Dharmaning Gesing” bahwa bambu adalah tanaman tua yang dapat hidup di lahan kering atau basah, bambu memiliki peranan besar dalam kehidupan manusia, khusunya bagi masyarakat Bali. menjadi bagian penting tradisi dan budaya Hindu Bali. Dari batang, daun, rebung maupun akarnya memiliki nilai bisnis cukup bagus. Batang bambu diolah sebagai bahan bangunan yang erat kaitannya dengan arsitektur tradisional Bali, sebagai alat musik atau gamelan, furnitur, aneka permainan sampai sarana upacara keagamaan di Bali. Daun bambu memiliki peranan menyaring CO2 sehingga menghasilkan oksigen bagi kebutuhan pernafasan, disamping juga untuk membungkus aneka jajanan tradisional. Aneka produk olahan makanan dari rebung juga tidak kalah menarik untuk dilirik sebagai potensi pasar bagi komoditi kulinari Bali. Dan, akarnya bisa digunakan sebagai bahan kerajinan dengan beragam motif seperti itik, burung dan sebagainya. “Dalam program Dialog Budaya Sanur Village Festival akan digelar sebelum pelaksanaan festival yakni 9 Agustus 2019, kita berharap masukan dan sumbangsih pemikiran yang merujuk pada dasar penguatan nilai-nilai tradisi dan budaya, maupun capaian perkembangan bambu serta pemanfaatannya saat ini”, tambah Gusde. Ia berharap kendati ada keterbatasan tidak seluruh program kegiatan harus berkoneksitas dengan bambu, setidaknya ruh dan spirit bambu akan mengisi di setiap program SVF 2019. Karena itulah, ia menyambut perayaan tahunan masyarakat Sanur ini sebagai kesadaran bersama yang berlandaskan Tri Hita Karana. DHARMANING GESING,Sanur Village Festival ke-14 Berlokasi di Pantai Matahari Terbit, Sanur Bali,Rabu 21 Agustus – Minggu 25 Agustus 2019.Terbuka untuk umum Setiap hari dari jam 11 pagi hingga jam 11 malam.( nani ) |