Sepuluh Perupa Lewat ‘ Connectedness ‘Hadirkan 22 Karya Lukis

 

KataBali.Com,Denpasar. – Galery Hotel Griya Santrian Sanur,kembali memberikan kesempatan bagi perupa untuk menggelar karya terbarunya .Sebanyak 10 perupa berasal dari tiga provinsi Jawa Timur (Batu Malang) Kalimantan Selatan ( Banjarmasin) dan Sulawesi Selatan ( Makasar) memamerkan karya lukis terbaiknya selama sebulan (9/5 – 20/6 /19 ) mendatang.

Pelukis yang ikut menghadirkan 22karya seni lukis dengan media cat akrilik diatas kanvas dan cat air di kertas. Mareka bukan asal comot ,namun memiliki kualitas berkesenian melahirkan karya lukis yang banyak diminati para penikmat seni dan kolektor nasional.Karya lukis mareka umum dominan mengambil obyek alam,sosikal dan budaya di daerah masing-masing yang memiliki nilai tinggi yang patut dimiliki oleh penikmat seni,”kata Dolar pengelola Griya Santrian Galery.

Kurator Wayan Seriyoga Parta,pada acara jumpa pers Program Gurat Art Project 2019, Rabu (9/5) di Griya Santrian,Sanur kepada wartawan,mengatakan Program Gurat Art Project kali ini yakni mmenjalin kerjasama dengan lembaga seni budaya baik di Bali dan luar daerah Bali.Kerja sama dijalin secara intensif kembali diberikan amanat untuk menyelenggarakan pameran selepas program Arct Reloaded 2019 lalu.

Pameran yang menghadirkan 22 Karya Seni Lukis  dengan media Cat Akrilik, diantaranya  Ketut Suwidiarta , Ni Nyoman Sani ,Wayan Wirawan ( Bali), Isa Ansori , Suwandi Waeng , Haery Catur Prasetya ( Batu Malang).Faizin ( Banyuwangi), A.H. Rimba ( Makasar dan Akhmad Noor Banjarmasin ( Kalsel),mengangkat tema ‘Keterhubungan’.  Judul ini beranjak dari pemikiran sederhana, yaitu niatan untuk menghubungkan berbagai praksi seni rupa dan berbagai wilayah di Indonesia,”jelas Yoga.

Karya Pelukis

Lanjut Yoga ,ini merupakan pengelaman pribadinya setelah sekian lama berinteraksi dan menjamin komunikasi dengan pegiat seni rupa dari berbagai wilayah di Indonesia, membuat pihaknya tergerak untuk lebih intens mengangkat makna dari sebuah hubungan/keterhubungan. Connectedness berbagai entitas praksi seni rupa yang berasal dari berbagai daerah dipertemukan untuk apresiasi dalam medan seni rupa Bali. Sehingga ulailah pihaknya selaku curator menghubungi beberapa teman perupa berbagai daerah, menawarkan untuk mengikuti pameran bersama  tersebut.

I Wayan Wirawan, salah satu perupa mengatakan,’menjalin komunikasi sungguh menyimpan nilai-nilai yang menarik untuk diuangkap,sehingga terbesit satu gagasan untuk mengkaji makan keterhubungan. Dan hal yang mendasar, adanya rasa saling percaya dan mungkin rasa persaudaraan yang mengikat secara tak langsung, meskipun berbeda secara suku bangsa dan lintas kebudayaan.yang mengikat secara tak langsung, meskipun berbeda secara suku bangsa dan lintas kebudayaan.bedaan bukanya membatasi, justru m,enjadi landasan kesadaran untuk memahami satu dengan yang lainya,”jelasnya.

Even yang akan dibuka oleh owner Hotel Griya Santrian Ida Bagus Sidartha,menghadirkan 10 perupa terhubung satu dengan yang lain,dalam sebuah pameran melalui karyanya. Ketidak hadiran perupa juga tidak menjadi halangan,sebab kehadiran karya justru adalah hal yang utama. Seperti  Akhmad Noor ( Banjarmasin) dan  A. H. Rimba dalam pameran ini hanya mengirimkan karya lukisnya. Sebagaiman dictum Roland Barthes bahwa ketika sebuah karya terlahir dari Rahim kreativitas perupa, sang pencipta dengan serta merta mulai surut ke belakang. Sang Pengarah tak lagi punya kuasa penuh terhadap hasil ciptaanya.

Sementara program kurasi ,  bagian dari program Gurat Intitute ( GI)selama lima tahun  rutin menyelenggarakan event seni rupa di Bali maupun di luar daerah Bali. Mulai dari tataran mengagas program hingga pelaksanaan . Mengingat seringnya  menyelenggarakan pameran  sejalan dengan upaya penataan tata kelola kelembagaan GI,tahun 2019  resmi meluncurkan Devisi Gurat Art Project dengan logo baru payung kelembagaan GI.Sebuah divisi program seni rupa meliputi pameran,workshop,art commission hingga marcandise.

“Pameran kali ini belum sepenuhnya merepresentasikan pemaknaan tema secara mendalam,juga dalam intepretasi penciptaan karya-karya perupa. Namun setidaknya gagasan ini sudah dimunculkan. Pakmaknaan atas kegamana perupa dankaryanya, serta keragamanlokus yakni dari Kalimantan Selatan, Jawa Timur dan Sulwesi dan Bali menjadi sbuah diorama keragaman kita,” tukas Yoga. ( Sim).

katabali

Kami merupakan situs portal online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *