Suksma Bali 2018 Gandeng Stakeholder Pariwisata Lakukan “Declaration To Eliminate Single-Use Plastics”
KataBali.com – Suksma Bali 2018 yang diprogramkan Paiketan Krama Bali boleh jadi akan menorehkan sejarah dengan menggandeng stakeholder pariwisata; PHRI, IHGMA, BHA, BVA, UHA, dan UHSA untuk melakukan “Declaration To Eliminate Single-Use Plastics” pada Simposium Suksma Bali, 7 Desember 2018.
Deklarasi ini, kata Ketua Panitia Suksma Bali 2018, Yoga Iswara, BBA., BBM., MM., CHA, Kamis (22/11), adalah komitmen serta gerakan bersama sebagai ungkapan terima kasih yang mendalam, dengan mengurangi beban sampah plastik pada Ibu Pertiwi Bali. Menurutnya, plastik sekali pakai yang dimaksud adalah segala berbahan plastik yang digunakan sekali pakai, seperti pipet plastik, botol atau gelas plastik, kantong plastik belanja, pembungkus makanan take away, bahkan ucapan board yang menggunakan bahan styrofoam.
“Gerakan bersama ini merupakan legacy yang ingin kita wariskan untuk generasi Bali mendatang, dalam mewujudkan cita-cita kita bersama yaitu Bali yang berkualitas, berbudaya dan berkelanjutan” kata Yoga Iswara. Menurut Yoga Iswara, Suksma Bali merupakan suatu gerakan revolusi mental dalam kehidupan masyarakat Bali dimana secara langsung kegiatan tersebut mengajak semua pihak untuk mensyukuri atas apa yang telah didapatkan dari tanah pertiwi Bali baik yang berusaha dalam perekonomian serta mendapatkan segala berkah sehingga roda pembangunan semakin lancar dengan kuatnya sinergi berbagai pihak. Suksma Bali menjadi salah satu bagian reformasi Pariwisata untukmemenuhi kebutuhan semua pemangku kepentingan termasuk pelanggan dengan tidak mengabaikan kebutuhan generasi yang akan datang.
Seperti dijelaskan sebelumnya oleh Steering Commitee Ida Rsi Wisesanatha, langkah awal Suksma Bali adalah gerakan mengajak untuk melakukan pembersihan lingkungan, kemudian mengedukasi dan sekaligus membangun kesadaran akan bahaya sampah plastik, dan puncaknya adalah membangun gerakan bersama untuk berkomitmen dalam melakukan langkah besar dalam memerangi sampah plastik dengan melakukan perubahan behaviour kita dengan menghindari penggunaan bahan single-use plastic.
Yoga Iswara menambahkan, ini adalah outcomes penting dan utama dari Suksma Bali 2018, sekaligus sebagai ungkapan mendalam kepada Ibu Pertiwi Bali, tempat kita bersama dianugrahkan kehidupan dan mendukung program Pemerintah Bali dalam mewujudkan “Nangun Sat Kertih Loka Bali” yang mempunyai arti menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya, untuk mewujudkan kehidupan krama dan gumi Bali yang sejahtera dan bahagia.
Ketua Bidang CSR Suksma Bali, I GA Ngurah Darma Suyasa, CHA menambahkan, deklarasi tersebut merupakan tindak lanjut dari kegiatan World Clean Up Day (WCUD) yang telah sukses dilaksanakan pada 15 September lalu yang sukses melibatkan 27.699 peserta di 29 titik lokasi di seluruh Bali. Kata Darma Suyasa, Bali pada musim hujan dibanjiri sampah plastik. Selain membuat daya tarik wisata Bali menurun, berjuta ton sampah plastik tersebut dapat membahayakan kehidupan laut dan manusia. Sebanyak 80 % sampah plastik di lautan berasal dari daratan.
Ketua Bidang Simposium Suksma Bali, Ketut Swabawa, CHA mengatakan, Simposium Suksma Bali yang bertajuk “Bali Host Meets Supporters” adalah bagian rangkaian acara suksma bali yang akan diadakan di Gedung Wiswa Sabha Utama Kantor Gubernur Bali.
Sementara itu, Ketua DPP IHGMA, I Made Ramia Adnyana, S.E, M.M, CHA menambahkan, IHGMA DPD Bali sangat mendukung deklarasi yang akan digelar bertepatan dengan Simposium Suksma Bali. “Ini merupakan bentuk sikap nyata kami selaku GM di Bali dalam merefleksikan rasa terima kasih untuk Bali tercinta dan sekaligus menjaga eksistensi Bali yang berbudaya, berkualitas dan berkelanjutan” ungkap Ramia Adnyana. jcbs