Sri Mulyani: Peningkatan SDM ‘Human Capital’ Kunci Masalah Atasi Kemiskinan
Indonesia berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia (human capital) dan siap untuk berkontribusi secara global melalui Kerja sama Selatan-selatan dan Kerjasama Triangular. Menurutnya, Human Capital merupakan persoalan yang sangat penting karena menjadi penentu dalam mengatasi persoalan kemiskinan.
“Human Capital adalah kunci untuk menuntaskan kemiskinan dan ketidaksetaraan, dimana investasi pada Human Capital adalah pondasi untuk kemakmuran dan kunci penggerak high-income growth,” ujar Sri Mulyani.
Dia menekankan pentingnya penanganan stunting. Kesehatan adalah faktor penting yang mempengaruhi kualitas modal manusia. “Kekurangan gizi adalah salah satu masalah serius, stunting bisa merusak masa depan bangsa. Kita masih banyak menemukan stunting di Indoesia” ujar Sri Mulyani.
Kerja sama harus dibangun dengan prinsip dan nilai, serta visi dan tujuan bersama yang menempatkan investasi human capital sebagai tujuan utama. Investasi pada human capital adalah pusat dari pembangunan manusia dan sangat berdampak pada kemajuan ekonomi.
Karena itu, pertemuan ini membahas bagaimana anggota parlemen dapat mendukung investasi pada human capital di negara masing-masing pada area pemuda, gender, governance, dan juga Human Capital Index terbaru dari Bank Dunia.
Sebanyak 60 anggota parlemen dari 25 negara menghadiri acara ini, yang diselenggarakan oleh the Parliamentary Network dan Parlemen Indonesia, bekerjasama dengan Bank DUnia dan IMF.
Tahun ini pembahasan fokus kepada wilayah Asia dengan mengedepankan kisah sukses pembangunan dari wilayah Asia, dan peluncuran Parliamentary Network’s Asia Chapter pada 9 Oktober 2018.
Pertemuan tingkat tinggi Antar Parlemen memainkan peran penting dalam membangun political will untuk memastikan progam pembangunan dan Sustainable Development Goals (SDGs) terlaksana, serta menumbuhkan rasa kepemilikan kepada negara dan menjaga akuntabilitas.
Selain Menteri Keuangan, pembicara lain pada acara ini adalah Menko Kemaritiman Luhut B. Pandjaitan, Managing Director IMF Christine Lagarde, Presiden World Bank Jim Yong Kim, CEO Bank Dunia, Kritalina Georgieva.