Badung Raih Rekor MURI Festival Budaya Pertanian
KataBali.com – Festival Budaya Pertanian Kabupaten Badung, kembali digelar di Tukad Bangkung, Petang, Kamis (19/7) kemarin. Festival kali ketujuh yang dihelat pemerintah setempat ini berhasil memecahkan rekor Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) dengan memajangkan 84 hasil pertanian Badung di sepanjang jembatan tinggi ASEAN itu.
Ajang tahunan tersebut dihadiri oleh Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta, Wakil Bupati Badung, Ketut Suiasa, Sekda Badung, Wayan Adi Arnawa, Ketua DPRD Badung, Putu Parwata, dan jajaran Muspida di lingkungan Pemerintah Kabupaten Badung.
Bupati Badung, Nyoman Giri Prasta, dalam sambutanya mengucapkan terima kasih kepada MURI yang telah mencatat salah satu kegiatan yang dihadirkan dalam Festival Budaya Pertanian ke-7 dalam rekor Indonesia. “Saya berterimakasih dengan diberikannya penghargaan dari MURI. Kami berharap penghargaan yang diperoleh bisa ditingkatkan lagi hingga ketingkat dunia,” ujarnya. Menurutnya, dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani di Badung, pemeritah akan mewujudkan Badan Pangan. Tak hanya itu, pihaknya juga akan menjalin kerja sama dengan masyarakat petani.
“50 hektar sampai 500 hektar pun (lahan pertanian -red) tidak masalah. Petani akan menjadi komisaris untuk memenuhi kebutuhan hotel, memenuhi konsumsi masyarakat Badung, termasuk Bali bahkan Indonesia,” ungkapnya.
Dengan adanya kerja sama pemerintah dan masyarakat petani, diharapkan tidak terjadi alih fungsi lahan, sehingga sektor pertanian dapat dipertahankan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. “Saya berharap petani harus menjadi tuan di rumahnya sendiri,” ucapnya. Dikatakan, pemerintah juga telah memutuskan mencari tenaga ahli di bidang pertanian, baik peternakan hingga pertanian holtikultural. Bahkan, petani yang ingin belajar ke luar negeri akan dibiayai sepenuhnya.
“Petani yang mau belajar ke Bangkok misalnya, untuk belajar pertanian akan kami biayai, pulang dari sana yuk kita bangun badung sama-sama,” katanya. Selain di sektor pertanian, Bupati Giri Prasta juga telah mengeluarkan sejumlah program untuk meringakan beban masyarakat. Seperti, kesehatan gratis, PBB gratis, dan pendidikan gratis.
“Ini contoh sederhahana meringakan beban komunal, seperti iuran yang dikeluarkan masyarakat dalam pembangunan dan pembuatan upakara itu tugas saya. Kalau sudah itu dilakukan pastinya masyarakat tidak perlu mengeluarkan uang lagi. Dengan begitu, dana yang dimiliki dapat dikelola oleh rumah tangga maka ekonomi masyarakat Badung meningkat, kemiskinan di Badung juga menurun sampai 0 persen,” harapnya.
Senior Manager MURI, Yusuf Ngadri, mengapresiasi program Pemerintah Kabupaten Badung dalam memajukan sektor pertanian. Terlebih, telah mendapatkan penghargaan di tingkat nasional. “Kami telah mencatat 8.508 rekor MURI, dan festival pertanian ke tujuh ini akan menjadi bagian dari rekor tersebut. Kegiatan ini juga akan tercatat dalam buku MURI pada tahun depan,” ungkapnya.
Sementara, Ketua Panitia Festival Budaya Pertanian Kabupaten Badung, Putu Oka Swandiana dalam laporannya mengatakan Festival Budaya Pertanian sebagai media implementasi program nawa cita dalam penguatan program prioritas PPNSB khususnya di bidang pangan, budaya dana pariwisata.
“Ke depan kegiatan festival ini dilengkapi dengan konsultan bisnis, selain kegiatan yang telah berjalan seperti sekarang ini,” ungkapnya.
Kehadiran konsultan bisnis dalam festival pertanian, diharapkan dapat menggarap potensi ekonomi produk pertanian di Kabupaten Badung, sehingga mampu menjadi ikon unggulan dan dapat merambah pasar nasional, bahkan pasar internasional. Dalam kegiatan itu juga dilakukan penandatanganan MoU antara petani dengan pihak ketiga, seperti perbankan dan sektor usaha pertanian. (jcl)