Bupati Made Gianyar Targetkan Desa di Bangli ‘Pangan Aman’
KataBali.com – Pangan merupakan salah satu faktor yang menentukan kesehatan kita. Oleh karenanya, kita harus serius mengurus ketersediaan pangan dan keamanan pangan. Menurutnya, ketersediaan pangan saja tidak cukup, kalau pangan yang tersedia tidak sehat. Oleh karenanya, Bupati Made Gianyar mengajak para kader yang sudah dilatih dalam bimtek ini, untuk bisa mereplikasi dan mengetok tularkan ilmu yang didapat kepada masyarakat disekitar.
“Kalau ingin sehat, kita harus bisa meniru pola hidup orang Jepang, yang begitu bijak dalam memilih makanan yang akan dikonsumsi. Tentu hidup ini tidak akan berarti kalau kita sakit. Apalagi penyebabnya adalah makanan yang kita konsumsi secara sadar. Ini tentu sangat disayangkan”ucapnya.
“Kalau kita sendiri yang sehat, sedangkan orang lain disekitar sakit, suatu ketika pasti sakit itu akan menular ke kita. Untuk itu saya minta, ini (pengetahuan dalam Bimtek) tidak selesai disini. Tetapi ini bisa disebarluaskan, agar masyarakat semakin sadar dan cerdas dalam memilih pangan yang sehat” terangnya.
Terkait dengan pangan sehat bagi masyarakat, Bupati Made Gianyar juga mengaku sudah berkali-kali menyampaikan seruan, himbauan dan intruksi kepada masyarakat, khususnya pedagang agar bisa menyediakan (menjual) pangan yang sehat kepada konsumen (masyarakat Bangli).
“Kemarin saat ada kasus keracunan makanan di salah satu Sekolah Dasar (SD) di Gianyar, kita langsung keluarkan seruan dan intruksi kepada pedagang agar kasus seperti ini tidak sampai terjadi di Bangli. Kalau sampai terjadi, kita akan tegas. Kalau sampai terjadi di kantin sekolah, makan pedagang disana harus diganti. Kan banyak sekali yang pengen jualan disekolah. Kita ingin masyarakat Bangli terlindungi dari pangan berbahaya”serunya.
Sementara itu, Kepala BBPOM di Denpasar, I G.A. Adhi Aryapatni mengatakan, Bimtek ini merupakan rangkaian dari salah satu program BPOM, dalam Gerakan Keamanan Pangan Desa (GKPD). Menurutnya, untuk mewujudkan GKPD, BBPOM di Denpasar tidak bisa berkerja sendiri, melainkan diperlukan keterlibatan semua pihak, baik pemerintah daerah maupun masyarakat.
Dijelaskannya, dalam Bimtek ini, sebanyak 55 orang kader dari perwakilan Desa Landih, Desa Sulahan, Kelurahan Kubu, perwakilan PKK, Karang Taruna, Guru, Puskesmas dan OPD terkait, dididik dan diberi pengetahuan, informasi dan ilmu-ilmu tentang keamanan pangan. Selain itu, masing-masing desa juga diberikan alat rapid test.
Kader juga diberikan demo agar bisa melakukan pengujian secara madiri terhadap pangan yang dianggap berbahaya. Terutama bahan berbahaya yang sering disalah gunakan pada pangan, seperti rhodamin b merah, metanil kuning (sering disebut kesumbe), borak dan formalin.
Ditambahkannya, dari sekian banyak sampel makanan yang sudah diuji di Bali, rhodamin b merupakan bahan berbahaya yang paling banyak ditemukan, utamannya pada jajanan begina. Jelas dia, meskipun sudah sering kali disosialisasikan, kecenderungan penurunan penggunaan rhodamine b pad amakanan ini (jajan begina) sangat kecil. Sehingga pangan jenis ini perlu mendapat perhatian bersama.
Oleh karenanya, melalui pelatihan ini, Adhi Aryapatni berharap, para kader bisa menjadi perpanjangan tangan dari BBPOM di Denpasar, untuk menjadi penyuluh serta mengawasi keamanan pangan di desa.
“Setelah bimtek ini, para kader diharapkan bisa melakukan desiminasi pada lingkungannya. Yang PKK bisa mendesiminiasi PKK di desanya. Yang karang taruna mendesiminasi karang taruna di wilayahnya. Begitu juga seterusnya. Sehingga target Desa Paman (desa yang aman pangan) terwujud di Kabupaten Bangli” tutupnya.jcbk