Kostum Daur Ulang Semarakkan Pawai Budaya “Bali Art Carnival”
Pelepasan pawai di depan Jayasabha, ditandai dengan membunyikan Okokan, alat tradisional khas Kabupaten Tabanan oleh Gubernur Bali Made Mangku Pastika. Karnaval ini menampilkan berbagai kostum didesain seniman dibuat dari bahan daur ulang.
Gubernur Pastika mengatakan, pemanfaatan bahan daur ulang ini merupakan upaya memberi inspirasi dan motivasi bagi seniman Bali untuk memanfaatkan bahan-bahan bekas yang didaur ulang sehingga menambah nilai tambah.
“Ini memanfaatkan daur ulang, untuk desain guna memberi inspirasi,” ujarnya saat membuka Seni Akhir Pekan Bali Mandara Nawanatya III Sabtu (3/3/2018) malam.
Gubernur Pastika menilai, pawai kali ini cukup baik, puluhan seniman menampilkan berbagai kostum karnaval hasil rancangan para desainer.
“Untuk tahap awal lumayan, tahap berikutnya bisa lebih komplek, lebih banyak lagi pesertanya, sehingga bisa memberikan arti untuk Nawanatya ini,” katanya.
Nawanatya merupakan ajang atau ruang yang disiapkan untuk memberi kreatifitas baru, jadi sepanjang tahun Pemprov Bali menyelenggarakan kegatan-kegiatan kesenian dan budaya untuk memberikan spirit baru kepada kesenian Bali.
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Dewa Putu Beratha mengatakan selain diikuti seniman-seniman muda Bali, juga turut berpartisipasi diantaranya Yayasan Penggak Men Mersi, SMA Bali Mandara, Kisrama Production-Singaraja, Fortuna Management-Singaraja, Komunitas Seni Pancer Langiit, dan Banyuwangi Ethno Carnaval.
“Para peserta menggunakan bahan daur ulang seperti kertas dan koran bekas, plastik dan sebagainya. Hampir sebulan sebelum pawai, Disbud telah menggelar workshop tentang pembuatan kostum karnaval,” jelasnya.
Pawai ini merupakan kali kedua diadakan, serangkaian Gelar Seni Akhir Pekan Bali Mandara Nawanatya yang dilaksanakan setiap tahunnya. Bali Mandara Nawanatya merupakan wadah bagi ekspresi seniman muda yang inovatif menuju kesejahteraan dan kemajuan dan keagungan peradaban Bali. (jckn)
