Gaya Koster Santap Kuliner Tradisional ‘Pepes Kelengis’ Warung Bu Desak
KataBali.com – Gaya calon gubernur nomor urut 1 yang berpasangan dengan Tjok Oka Arta Ardana Sukawati (Koster-Cok Ace), ini berbaur dan berbincang dengan pemilik dan pengunjung lain di warung tersebut, terlihat tidak seperti tokoh-tokoh tertentu yang bahasa tubuhnya terkesan tak alamiah saat dekat dan berbaur dengan rakyat kecil.
Gaya Koster yang alamiah itu tampaknya bisa dimaklumi, sebab dia lahir dan dibesarkan dari keluarga petani miskin di Buleleng. Jika terpilih pada 27 Juni mendatang, Koster mengikuti jejak Made Mangku Pastika, sebagai gubernur Bali yang berasal dari rakyat jelata.
Koster bersama rombongan mampir di warung tersebut dalam perjalanan menuju Kabupaten Klungkung, usai menghadiri Pelebon Ibunda Cok Ace di Puri Ubud.
Saat tiba di warung milik Bu Desak tersebut, Koster langsung menyapa mereka dengan ramah. Ia menanyakan kabar Bu Desak dan pengunjung lainnya.
Sembari berdialog, Koster memesan beberapa jenis makanan khas Bali kesukaannya, seperti pepes kelengis, nasi sele dan sambal matah.
Tidak ada kecanggungan sedikitpun, saat Koster makan bersama pengunjung lainnya, sambil sesekali dirinya menyapa dan menawari makan kepada para pengunjung yang datang.
Membaur bersama pengunjung lainnya, Koster yang dikenal dengan tagline “Salam Satu Jalur” itu tampak menikmati menu-menu yang tersedia di warung.
“Ternyata makanannya enak di sini, ada pepes kelengis. Mantap, asyik,” ujar Koster yang tampak lahap menyantap kuliner khas itu.
Di sela-sela menyantap makanan tersebut, Koster terus berbincang ramah dengan mereka. Ia mengaku
menyukai makanan tradisional. “Saya suka sekali pepes ikan lele, rasanya enak,” kata alumnus ITB Bandung itu.
Ia melanjutkan, kesukaannya terhadap kuliner tradisional itu memang sejak kecil. Baginya, potensi dan rasa makanan tradisional Bali, itu tidak kalah dengan kuliner nusantara lainnya maupun kuliner asing.
Jago PDI Perjuangan yang didukung Hanura, PAN, PPP, PKB dan PKPI ini juga berharap makanan tradisional dipertahankan karena sebagai khazanah kuliner Bali, warisan para leluhur. Menurut dia, selain bisa mendorong perekonomian masyarakat kelas bawah, dengan menggemari kuliner Bali juga sekaligus melestarikan dan mengangkat khazanah kuliner nusantara lainnya hingga dikenal sampai mancanegara. (*)