Bobol Basis Ketua KRB, 50 Banjar se-Desa Adat Kerobokan Dukung Koster-Ace
KataBali.com – Desa Adat Kerobokan, basis Ketua Koalisi Rakyat Bali (KRB), Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra, yang mendukung pasangan Mantra-Kerta, dibobol oleh paslon nomor urut 1, Koster-Ace. Alamat rumah anggota DPR RI dari fraksi Golkar ini berada di Desa Adat Kerobokan.
Gus Adhi sepertinya dipermalukan di “rumah” sendiri, lantaran 50 Banjar atau seluruh Banjar se-Desa Adat kerobokan tersebut, justru mendeklarasikan kebulatan tekad mendukung dan memenangkan Koster-Ace, pada Selasa (6/3/2018) sore.
Deklarasi berlangsung di lapangan Purna Krida, Kerobokan, dihadiri ribuan warga Desa Adat Kerobokan. Suasana deklarasi berlangsung meriah dengan sejumlah atraksi seni dan budaya.
Selain 50 kelian banjar, tampak hadir dalam deklrasi tersebut adalah Bendesa Adat Kerobokan AA Putu Sutarja, penglingsir Puri Kerobokan AAN Putra serta sejumlah tokoh masyarakat Kerobokan seperti Kompyang R Swandika, Ketut Suwandhi serta sejumlah tokoh lainnya.
Koster-Ace didampingi istri hadir langsung menyaksikan besarnya dukungan kepada diri mereka. Koster-Ace hadir dikawal langsung Ketua Tim Pemenangan Koster-Ace Provinsi Bali I Nyoman Giri Prasta bersama Sekretaris IGN Kesuma Kelakan.
Hadir pula Ketua Tim Pemenangan Kabupaten Badung I Gusti Anom Gumanti, jajaran pengurus DPC PDI Perjuangan Badung serta fraksi PDI Perjuangan DPRD Badung.
“Kami warga Desa Adat Kerobokan siap memenangkan pasangan Koster-Ace pada Pilgub 27 Juni 2018 mendatang,”ujar Sujana Arimbawa, Kelian Banjar Petingan, membacakan salah satu butir deklarasi. Pembacaan deklrasi ini diikuti oleh seluruh warga yang hadir.
Sementara itu Koster dalam orasinya menyatakan sangat berterima kasih dengan sambutan dan dukungan yang sangat luar biasa dari masyarakat Desa Adat Kerobokan.
Ia mengaku kagum atas penampilan para seniman asal Kerobokan, yang menunjukan kecintaan terhadap adat, tradisi, serta seni budaya Bali.
Koster-Ace lanjut dia, akan membangun Bali dengan konsep Konsep Nangun Sat Kerthi Loka Bali yang dirumuskan bersama dengan Sulinggih. Konsep itu artinya memelihara, menjaga keseimbangan dan keharmonisan alam Bali beserta isinya untuk menuju kehidupan krama Bali yang sejahtera. (*)