Lihai Menabuh Terompong, Bersama Ibu-ibu PKK Tarikan Rejang Renteng

 

 KataBali.com – Nyonya Rai Wahyuni Sanjaya rupanya punya bakat di bidang kesenian. Khususnya dalam seni menabuh. Itu terbukti saat Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Tabanan ini ngayah di Pura Dalem Desa Pekraman Kota Tabanan, Rabu (31/1).

 

Bersama ibu-ibu PKK dari Banjar Dauh Pala-Pengabetan dan Desa Dajan Peken yang kebetulan mendapatkan giliran untuk nanggap, Nyonya Rai Wahyuni Sanjaya dengan lihainya menabuh gamelan. Bahkan, instrumen yang dimainkannya adalah terompong.

 

Setidaknya, hal itu dilakukan Nyonya Rai Wahyuni Sanjaya sekitar satu jam lamanya. Aksinya bersama bersama ibu-ibu PKK lainnya itu dimulai saat prosesi mesucian ke beji dilakukan hingga berakhir.

 

Usai itu, Nyonya Rai Wahyuni Sanjaya bersama sejumlah ibu-ibu PKK melanjutkan tugasnya yakni menari Rejang Renteng.

 

Jalannya prosesi tersebut menambah khidmat pelaksanaan piodalan di Pura Dalem Desa Pekraman Kota Tabanan yang sudah berlangsung sejak pagi.

 

Selain Nyonya Rai Wahyuni Sanjaya, Wakil Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya juga terlihat hadir pada kesempatan itu. Wabup Sanjaya pun turut berbaur dengan krama yang ngayah sejak pagi.

 

Di sela-sela jalannya upacara, Wabup Sanjaya mengungkapkan apresiasi baiknya terhadap krama yang begitu antusias telah menjalankan tugas sebagai umat Hindu. “Baik ibu-ibu, bapak-bapak, sampai adik muda-mudi terlihat semangat sejak pagi hari,” ungkapnya.

 

Terlebih untuk pelaksanaannya sekarang, sambung dia, pujawali yang akan berlangsung selama tiga hari ini terbilang istimewa. Sebab, pelaksanaannya bertepatan dengan Purnama Kawulu. “Bahkan, Ida Cokorda Anglurah Tabanan turut hadir,” imbuh Wabup Sanjaya.

 

Karena itu, Wabup Sanjaya menyampaikan rasa salut kepada krama yang telah bergotong royong menjalankan upacara ini. Terlebih, gotong royong itu merupakan warisan leluhur yang sepatutnya dipertahankan.

 

“Justru dengan konsep gotong royong itulah segala kegiatan di Bali ini bisa berjalan dengan lancar. Termasuk di bidang keagaman maupun sosial ke masyarakatan. Ini esensi kehidupan sosial yang telah dikonsepkan sejak masa lampau. Jadi sepatutnya, warisan itu (gotong royong) kita pertahankan sebagai generasi penerus,” tandasnya.

 

Selama tiga hari pelaksanaannya, pujawali ini juga akan diisi dengan hiburan kesenian Bali. Seperti bondres dan tari-tarian tradisional Bali. (hms)

 

katabali

Kami merupakan situs portal online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *