Konferda PA GMNI Bali, Alit Kelakan Terpilih Jadi Ketua Periode 2018-2023
KataBali.com – DPD Persatuan Alumni (PA) GMNI Bali menyelanggarakan Konferensi Daerah (Konferda) Jumat (12/1/2018) di Yayasan Panti Marhaenis, Jalan Banteng No,1 Denpasar. Dalam acara ini dihadiri oleh Kepala Badan Kesbang Provinsi Bali, I Gede Putu Jaya Suartama mewakili Gubernur Bali, dan Sekjen DPP PA GMNI, Ugik Kurniadi, beserta anggota PA GMNI seluruh Bali.
Dalam konferda tersebut, IGN Kusuma Kelakan alias Alit Kelakan terpilih secara aklamasi menjadi Ketua DPD PA GMNI Bali periode 2018-2023, menggantikan Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi.
Sebagai ketua terpilih, Alit Kelakan mengatakan, DPD PA GMNI Bali sebagai organisasi yang anti penindasan atau kesewenang-wenangan. Setelah ini, pihaknya akan segera melakukan rapat kerja untuk bisa memperkuat organisasi. Alit Kelakan panggilan akrabnya akan melakukan pengembangan dengan mendirikan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) di kabupaten yang belum ada DPC.
“Kami akan melakukan rakor pada rapat kerja. Dimana nanti yang belum ada DPC kami akan bentuk. karena tugas berat kami begitu, termasuk mendampingi anak-anak GMNI. Program paling penting memperkuat organisasi. kedua menterjemahkan ideologi ini ditingkat perilaku dan implementasi,” ucapnya.
Alit menjelaskan bahwa GMNI adalah organisasi yang berideologi Marhaenisme. Dijelaskan lebih dalam, bahwa dalam Marhaenisme ada Sosionasionalisme, Sosio demokrasi dan Ketuhanan.
Mantan Wagub Bali ini pun menjabarkan bahwa mengimplementasikan Sosio-Nasionalisme secara sederhana dengan diwujudkan spirit kebangsaan ini tanpa bicara feodalisme, perbedaan suku, dan perbedaan agama. Lanjutnya, untuk Sosio-demokrasi, yakni demokrasi yang berpihak kepada rakyat. Ada demokrasi politik dan demokrasi ekonomi.
“Nah, bagaimana kaum marhaen ini diperkuat aksesnya pada perekonomian. Jangan sampai kaum Marhaen ini selalu tertindas dan terpinggirkan,” jelasnya.
Kemudian untuk Berketuhanan, menurutnya bagaimana melaksanakan keberagamaan. Alit mengungkapkan bahwa kita bukan agama KTP, tapi agama kemanusiaan yang selalu berpikir dan menjaga marwah keberagamaan dan hakikat manusia.
“Jangan sampai beragama sekadar retorika. Tapi melakukan penindasan terhadap agama yang lain. Beragama adalah Berketuhanan,” kata mantan DPD RI ini.
Selanjutnya, ditengah kondisi memasuki tahun politik, DPD PA GMNI Bali akan mendukung yang selaras dengan ideologi Marhaenisme. Karena Marhaenisme tidak bisa diperjuangkan dengan GMNI saja, tapi diperjuangan oleh semua elemen masyarakat. Secara organisasi DPD PA GMNI Bali adalah organisasi independen. Nah, dalam kepengurusan selama lima tahun ini, Alit Kelakan didampingi oleh Ketut Kariasa Adnyana sebagai Sekretaris Jenderal.
Sementara itu, Ketua Panitia Konferda, Made Iwan Dewantama mengungkapkan bahwa negara ini didirikan dengan perjuangan dan darah, dalam dinamika ideologi dan intelektualitas tinggi hingga melahirkan UUD 1945 dan Pancasila sebagai pedoman hidup berbangsa dan bernegara.
Lebih lanjutnya, dia mengungkapkan sebagai bangsa yang besar Bung Karno juga merumuskan visi yang sangat besar yang dikenal dengan Tri Sakti yaitu Berdaulat secara politik, Berdikari secara ekonomi dan Berkepribadian dalam Kebudayaan.
Sehingga ajaran Tri Sakti ini harus mampu diimplementasikan oleh untuk mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakayt.
“Visi selanjutnya dirumuskan ke dalam misi, yang dalam perjalanan sejarah Bangsa Indonesia hampir sulit ditemukan misi pembangunan yang berorientasi pada pencapaian visi Tri Sakti. Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) di era orde baru hanya menjadi pemanis dalam tata kelola kenegaraan hingga kemudian orde reformasi harus digulirkan,” ucap pria yang juga aktivis pengamat lingkungan ini.
Menurutnya, hampir dua dekade reformasi berjalan dan masih ada perdebatan apakah Pancasila sudah final. Dan apa yang sudah terbangun diatas pondasi dasar negara yang bernama Pancasila? Banyak keraguan dan perdebatan tidak perlu, disaat petani, nelayan dan buruh sebagai representasi kaum marhaenis masih tertindas oleh sistem ekomi yang tidak mampu memberikan perlindungan apalagi kesejahteraan di negara yang katanya kaya ini. Maka kaum nasionalis dan marhaenis harus bersatu dalam menyelaraskan langkah dan kerja-kerja nyata guna membumikan Tri Sakti Bung Karno.
Sehingga Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PA GMNI Bali sebagai bagian dari “gerbong” pergerakan nasional menuju cita-cita bangsa dengan adanya konferda ini untuk mengukuhkan kembali semangat persatuan dan gotong royong dalam membangun bangsa yang besar ini dari Bali.
Oleh karena itu, DPD Persatuan Alumni GMNI Provinsi Bali merekomendasikan: 1. Pancasila adalah Dasar Negara yang harus diterjemahkan ke dalam kerja-kerja nyata guna mendekatkan dan meletakkan Pancasila di hati sertiap warga negara Indonesia; 2. Tri Sakti Bung Karno adalah rumusan cita-cita besar yang menjadi indikator pembangunan nasional dan daerah; 3. Ekonomi Bali harus dibangun dari sumber daya lokal yang berlandaskan pada perlindungan dan penghormatan terhadap alam dan budaya Bali; 4. Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan yang terbangun dari keberagaman bahasa daerah sebagai modal, maka PA GMNI Bali mendorong pemerintah dan seluruh pihak untuk menggunakan Bahasa Bali secara rutin dan konsisten.(kbb)