Gubernur Pastika Serahkan Penghargaan Kepada 9 Seniman Pengabdi Seni Tahun 2017
KataBali.com – Pemberian penghargaan kepada Para Pengabdi seni merupakan salah satu wujud apresiasi Pemerintah Provinsi Bali, kepada para Seniman yang telah berjasa dalam melestarikan seni budaya dan telah menunjukkan Dharma baktinya secara konsisten kepada pemerintah, masyarakat, dan seni itu sendiri. Hal itu disampaikan Gubernur Bali Made Mangku Pastika dalam sambutannya pada acara Penyerahan Penghargaan Seniman Pengabdi Seni Tahun 2017 yang berlangsung, Senin (26/6) malam di gedung Ksirarnawa, Taman Budaya, Art Center, Denpasar.
“Penghargaan ini saya harapkan dapat menjadi salah satu motivasi bagi seluruh seniman untuk melanjutkan pengabdian dan ngayah dalam mengembangkan dan melestarikan seni budaya Bali yang adiluhung,” ujar Gubernur Pastika.
Menurut Pastika, pengabdian para seniman Lingsir telah menunjukkan bahwa beliau-beliau mampu menjadi penerus nilai-nilai berkesenian yang telah diwariskan oleh para leluhur. Ditambahkan Pastika, Seniman Lingsir adalah pewaris sekaligus penerus, hasil Cipta, Rasa, Karsa dari para leluhur kepada generasi sekarang dan generasi mendatang.
“Tidak berhenti sampai disini saja, kreativitas seniman kita telah melahirkan hasil-hasil karya yang baru, yang inovatif, serta bermutu tinggi. Semangat ngayah yang menjadi landasan pengabdian ini, menjadi tauladan bagi generasi muda untuk semakin menanamkan rasa cinta pada kebudayaan, melalui penghayatan nilai-nilai dan pelaksanaan praktik pengembangan dan pelestarian kebudayaan daerah,” harap Orang nomor Satu di Pemerintah Provinsi Bali tersebut.
Lebih lanjut, keberadaan seni budaya Bali yang tetap Lestari bahkan berkembang ditengah derasnya arus globalisasi saat ini tentu tidak bisa dilepaskan oleh peran dan pengabdian para seniman Lingsir. Budaya global dengan kemajuan teknologinya yang mengancam eksistensi nilai-nilai tradisional Bali harus di seleksi agar dapat memperkuat dan memperkaya Setiap unsur kebudayaan daerah.
“Pemerintah Provinsi Bali telah memberikan ruang yang seluas-luasnya kepada para seniman untuk berkreasi dan berinovasi diantaranya melalui penyelenggaraan Pesta Kesenian Bali (PKB) sebulan penuh, Bali Mandara Mahalango sebulan penuh setelah PKB, serta gelar seni akhir pekan Bali Mandara Nawanatya sepanjang tahun. Taman Budaya telah penuh dengan agenda kesenian sehingga seluruh seniman di Bali berkesempatan menampilkan kemampuan dan hasil karyanya kepada masyarakat luas,” ungkap Pastika seraya mengatakan jika saat ini telah banyak tumbuh dan berkembang berbagai “sekaa” kesenian di seluruh pelosok Bali. Namun demikian sejalan dengan tuntutan zaman pengembangan seni budaya harus diarahkan juga untuk memenuhi kebutuhan hidup seniman.
“Saat ini, seni bukan hanya untuk ngayah, tetapi seni adalah untuk hidup. Inilah yang menjadi tanggung jawab Pemerintah, Pembina Seni, Lembaga Pendidikan Seni dan semua kita yang peduli terhadap seni dan senimannya,” tegasnya.
Sehingga, Pesta Kesenian Bali setiap tahun, telah membuktikan bahwa kehidupan berkesenian masyarakat Bali sangat semarak dan semua seni tradisional masih lestari, disamping sangat banyak lahirnya kreasi garapan baru. Pesta Kesenian Bali dan juga kegiatan kesenian lainnya harus dapat mensejahterakan seniman dan masyarakat Bali secara umum.
“Saya mengajak kita semua, untuk senantiasa mempertahankan komitmen yang tinggi dalam pelestarian dan pengembangan kebudayaan daerah yang kita banggakan sebagai bagian dari upaya mewujudkan Bali yang maju Aman Damai dan Sejahtera”, imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Pesta Kesenian Bali XXXIX Tahun 2017 Drs. Dewa Putu Beratha, M.Si dalam laporannya mengatakan jika pemberian penghargaan pengabdi Seni merupakan wujud perhatian Pemerintah Provinsi Bali terhadap para Seniman yang telah mengabdikan hidupnya pada bidang seni dan budaya Bali.
“Pemerintah Provinsi Bali telah memberikan penghargaan kepada pengabdi seni sejak tahun 1985 yang dilaksanakan serangkaian pelaksanaan Pesta Kesenian Bali setiap tahunnya,” ungkap Dewa Putu Beratha.
Menurutnya, proses pemberian penghargaan pengabdi seni tahun 2017, berdasarkan atas usulan dari Pemerintah Kabupaten/Kota se-Bali untuk selanjutnya diseleksi oleh tim kurator PKB XXXIX Tahun 2017 dan dipilih penerima penghargaan pengabdi seni sebanyak 9 (sembilan) orang ditetapkan dengan keputusan Gubernur Bali Nomor : 1287/03-K/HK/2017 tanggal 7 Juni 2017.
Adapun kesembilan penerima penghargaan tersebut ialah Drs. I Wayan Swardaniyasa (65), Seniman Tari, Tabuh dan Pencipta Lagu, asal Br. Ulapan, Desa Blahkiuh, Kec. Abiansemal, Badung. Putu Sumardika (61), Seniman Karawitan, asal Br. Dinas Delod Margi, Desa Nagasepeha, Buleleng. I Wayan Sweca, S.Skar., M.Si (69), Seniman Karawitan, asal Kesiman Pentilan, Denpasar. Ida Made Giur Dipta. AMa.Pd (69), Seniman Tari dan Karawitan, asal Br. Dinas Pekandelan, Desa Culik, Kec. Abang, Karangasem. Ni Wayan Ranten (65), Seniman Tari (Tari Arja), asal Denpasar. I Nyoman Pudja, SST, M.Ag (63), Seniman Tari, asal Br. Tanggahan Tengah, Desa Demulih, Kwc. Susut, Bangli. I Nengah Madia (69), Seniman Sastra Daerah, asal Pemedilan, Dauhwaru, Jembrana. Ketut Surata (78), Seniman Sastra Daerah, asal Br. Pande, Kelurahan Semarapura Kelod Kangin, Klungkung. Serta I Made Mundra, S.Pd (58), Seniman Tari, asal Br. Serason, Desa Pitra, Kec. Penebel, Tabanan.
Lebih lanjut, kepada para penerima penghargaan tersebut diberikan piagam penghargaan dan sejumlah uang tunai. Ditambahkan Dewa Putu Beratha yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali ini, Esensi dari pemberian Penghargaan Pengabdi Seni Tahun 2017 ini, bukan semata-mata nilai uang yang diterima namun penghormatan dan pengakuan terhadap jasa-jasa seniman tersebut sehingga dapat diketahui oleh generasi muda Bali, dengan demikian segala jasa serta pengorbanan para seniman tersebut dapat diteladani oleh generasi muda dan tujuan utama yaitu keberlanjutan seni budaya Bali dapat tercapai.