Pendidikan Karakter dan Infrastruktur Jadi Kunci Pemerataan dan Kualitas
KataBali.com – Hujan yang mengguyur Kota Denpasar, Selasa (2/5) pagi tidak mengurangi kekhidmatan peserta Upacara Hari Pendidikan Nasional yang dipimpin Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta di Lapangan Puputan Margarana, Niti Mandala, Renon, Selasa (2/5). Ratusan siswa dan PNS yang memadati lapangan tampak mengikuti seluruh rangkaian upacara dengan baik. Upacara Hardiknas yang mengambil tema “Percepat Pendidikan yang Merata dan Berkualitas” ini juga dimeriahkan dengan penampilan Drum Band SMA Negeri Bali Mandara yang membawakan tiga buah lagu, yakni Garuda Pancasila, Negeriku dan Kapan-Kapan.
Usai Upacara, Wagub Sudikerta menyampaikan untuk mewujudkan pemerataan pendidikan perlu perbaikan infrastruktur, penyediaan sarana prasarana dan peningkatan kualitas sumber daya pendidik.“Langkah yang harus dilakukan adalah dengan membangun infrastruktur dunia pendidikan kita, baik yang baru maupun yang sudah ada dengan perbaikan-perbaikan ruang kelasnya, fisik bangunan dan lain sebagainya, ”katanya. Selain itu memberikan dan menyediakan sarana prasarana agar proses belajar mengajar bisa terlayani dengan baik. Menurutnya harus ada kajian komprehensif di masing-masing daerah, baik itu kabupaten maupun kota agar mengetahui dimana yang infrastrukturnya kurang. Mantan Wakil Bupati Badung ini juga mengatakan pentingnya meningkatkan sumber daya pendidik serta mengajarkan anak didik soal budi pekerti, etika dan sopan santun agar proses penyerapan teori di dalam kelas berjalan maksimal.
Pembentukan karakter menjadi fokus pemerintah pusat dalam reformasi pendidikan. Seperti disampaikan dalam sambutan Mendikbud Muhajir Effendy dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Wagub Sudikerta, Kemendikbud bersiap melakukan reformasi pendidikan nasional dimana pembentukan karakter menjadi prioritas pada jenjang pendidikan dasar. “Hanya dengan karakter yang kuat dan kemampuan berdaya saing tinggilah, peserta didik masa kini akan sanggup membawa bangsa Indonesia berdiri tegak, di antara bangsa-bangsa maju yang lain, di masa yang akan datang, ”katanya.
Mendikbud juga mengingatkan kembali konsep “Laku Telu” atau tiga peran yang diajukan Ki Hadjar Dewantara yang dirumuskan dalam frasa “Ing ngarso sung tulodho, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani, yang artinya, apabila di depan memberi teladan, apabila di tengah memberi ilham dan apabila di belakang memberi dorongan. Ketiga peran ini, menurutnya, harus dihayati oleh para pendidik dan dilaksanakan dalam praktik pendidikan saat ini. jchb