Dirjen Belmawa Apresiasi Kontribusi KBS pada Dunia Pendidikan

KataBali.com  – Lebih dari 500  Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) se-Provinsi Bali penerima Beasiswa Bidikmisi (Bantuan Mahasiswa Miskin Berprestasi), Jumat (12/5) mendapatkan pengarahan khusus dari Anggota Komisi X DPR RI Dr. Ir. Wayan Koster, MM,  Direktur Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa)  Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Prof. Intan Ahmad, Ph.D, Direktur Kemahasiswaan Dr. Didin Wahidin, M. Pd, dan Koordinator Kopertis Wilayah VIII Prof. Dr. Drs. I Nengah Dasi Astawa, M.Si.

Dalam pengarahan yang bertempat di aula Kantor Kopertis Wilayah VIII di Denpasar, selain dihadiri Mahasiswa penerima Beasiswa Bidikmisi juga dihadiri sejumlah Rektor serta Dosen.  Diawal pengarahannya, Koster yang kini lebih dikenal dengan KBS (Koster Bali Satu) sempat memanggil dua mahasiswa diajak berdialog. Dua mahasiswa tersebut adalah IB Pramana, mahasiswa semester II program study Ilmu Komputer Universitas Udayana dan Ni Putu Eva Yulia Wati, mahasiswi semester II IKIP PGRI Denpasar. KBS bertanya mengenai kondisi keluarga, keseharian kedua mahasiswa ini, hingga prestasi kemahasiswaan. Keduanya ternyata sangat berpretasi dengan IPK yang cukup tinggi, Pramana dengan IPK 3,5, sedangkan Eva dengan IPK 4,0. “Beasiswa Bidikmisi yang kami terima sangat-sangat membantu kami. Kami bebas dari beban biaya di kampus, kami sangat berterima kasih kepada pemerintah,”ujar Eva, mahasiswa asal Dalung Kabupaten Badung.

KBS lantas menceritakan semasa kecil hidupnya berada dibawah garis kemiskinan. Ayahnya bekerja sebagai buruh tani penggarap (penyakap) kebun milik orang lain.  Lahir di wilayah terpencil di Desa Sembiran, Tejakula, Buleleng, KBS harus bekerja keras agar bisa melanjutkan sekolah. Masa kecil KBS penuh dengan penderitaan,makan sehari hari dengan nasi cacah campur jagung dengam sayuran dari kebun,makan nasi beras itu mimpi, hanya ketemu saat hari raya saja .  Sejak usia SD KBS sudah harus bekerja keras dengan cara meburuh ngangkut bata merah, pasir, nengale, numbeg,dan pekerjaan lainnya. Upah yang diperolehnya diserahkan kepada ibunya agar bisa menolong kebutuhan hidup sehari hari.  Meskipun hidup serba susah,KBS selalu berprestasi di sekolah menjadi juara umum, terutama nilai bagus untuk mata pelajaran matematika dan IPA.

Kebiasaan bekerja keras itupun dilanjutkan pada saat dirinya kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan cara memberi les mata pelajaran matematika ke rumah murid yang memintanya, dengan upah sebesar Rp 5000 setiap kali datang, hingga bisa memperoleh upah mencapai Rp 80.000 dalam sebulan. “Itu sudah lebih dari cukup untuk biaya hidup perbulan di Bandung sehingga bisa membantu adiknya sekolah di Bali,”kenangnya. KBS berpesan, janganlah mengeluh karena hidup susah, tapi berbahagialah dalam kesusahan, sebab dengan hidup susah justru mendapat kesempatan untuk menggembleng diri sendiri secara fisik maupun mental, terlatih untuk memecahkan kesulitan hidup sendiri agar bisa survive,sehingga menjadi orang yg ulet,kuat,dan tahan banting. “Dari pengalaman hidup saya bisa dijadikan contoh, bahwa kemiskinan bukan menjadi halangan dan hambatan untuk berprestasi  serta meraih cita-cita. Apalagi saat ini Negara memiliki kebijakan yang baik dalam membangun dunia pendidikan, dan berpihak kepada masyarakat yang kurang mampu, seperti program Beasiswa Bidikmisi ini,”kata KBS.

Dia memaparkan begitu dilantik pada tahun 2004 sebagai Anggota DPR RI dan ditugaskan di Komisi X, dirinya langsung bergerak merancang regulasi pendidikan yang pro rakyat. Diantaranya berperan besar dalam penyusunan Undang-Undang 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Dengan UU ini kesejahteraan guru meningkat dengan mendapatkan tunjangan profesi bagi mereka yang lulus sertifikasi. Selanjutnya UU 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. KBS juga sebagai yang terdepan berjuang agar pemerintah melaksanakan ketentuan UU Pendidikan, dimana minimal terpasang 20% anggaran pendidikan di APBN. Kembali kepada Beasiswa Bidikmisi, KBS menyatakan payung hukumnya sudah jelas dan program ini harus terus berjalan tiap tahun, dengan jumlah penerima dan satuan biaya yang terus meningkat. Bila tahun lalu per mahasiswa per bulan menerima Rp 600 ribu, tahun ini meningkat Rp 650 ribu, diluar biaya semesteran. “Kami harapkan kedepannya terus ada peningkatan dari jumlah penerima dan satuan biaya. Sebenarnya idelanya yang diterima mahasiswa Rp 1 juta per mahasiswa per bulan, sesuai dengan peningkatan biaya hidup,”ujarnya. KBS mengharapkan mahasiswa penerima Beasiswa Bidikmisi bisa bersyukur, dengan belajar yang tekun agar bisa meraih prestasi.

Sementara itu Direktur Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan  Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Prof. Intan Ahmad, Ph.D, mengatakan program Bidikmisi yang dimulai sejak tahun 2010 memberikan kesempatan kepada anak bangsa yang memiliki potensi akademik baik, tapi dari segi ekonomi perlu dibantu. “Saat ini lebih dari 340 ribu mahasiswa se-Indonesia mendapatkan Beasiswa Bidikmisi, jumlahnya akan terus bertambah,”katanya. Dia berharap mahasiswa penerima Bidikmisi tidak hanya lulus dengan hasil akademik yang baik, tapi memiliki kemampuan daya saing. “Kunci sukses jangan pernah menyerah. Indonesia menunggu kontribusi anda,”ujarnya.  Pada kesempatan berikutnya, Prof. Intan memberikan apresiasi khusus kepada KBS yang dinilainya selama ini sangat perhatian,  serta memberikan kontribusi terhadap dunia pendidikan di Indonesia. UU Guru dan Dosen, UU Pendidikan Tinggi dan sejumlah regulasi pendidikan, menurutnya adalah perjuangan gigih dari sosok KBS. Diakhir acara Direktur Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Dr. Didin Wahidin, M. Pd, memberikan penghargaan berupa bonus kepada 14 mahasiswa dan mahasiswi penerima Beasiswa Bidikmisi, yang memperoleh IPK 4,0. (*)

katabali

Kami merupakan situs portal online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *